-19-

20 7 0
                                    


Yuuuuk mari kita lanjut guys! enjoy yaaa 


***

"Pak, lagi gak enak badan ya?" tanya Yuri saat keduanya sudah berada di mobil. Sagala menggeleng, "Yakin?" Yuri justru memajukan duduknya dan memandangi Sagala dengan seksama, dengan reflek Yuri menyentuh kening Sagala dengan serius. 

Sedangkan Sagala hanya melirik dengan wajah yang cukup terkejut dengan tindakan Yuri saat ini, "Gak panas sih, terus kenapa diem? sariawan ya pak?" tanyanya polos. Sagala menggeleng dengan cepat, "Gak papa sih saya, lagi gak semangat aja" celetuknya. 

Yuri masih memandangi Sagala dengan serius, "Gak suka nongkrong di tempat tadi ya pak? apa kita cari lagi ya cafe lain" Yuri langsung sibuk membuka handphonenya, "Nanti kita ajakin Kiyan juga, cari cafenya yang kids friendly" Yuri terfokus dengan beberapa pencariannya di internet sedangkan Sagala cukup bingung untuk menjelaskan keadaannya kali ini. 

Tidak mungkin jika Sagala harus berterus terang bahwa dirinya cemburu dan penasaran dengan siapa sosok lelaki yang baru mereka temui di cafe barusan. 

"Emang kamu gak malu nongkrong sama saya dan Kiyan?" Yuri melirik, "Enggaklah, kenapa saya harus malu?" 

"Ya nani kesannya kita kaya keluarga kecil, apalagi Kiyan kan suka banget nempel di kamu. Kalau tiba-tiba ketemu lagi sama lelaki tadi emang kamu gak malu?" Yuri terdiam, ia berusaha menyimpulkan bahwa Sagala ingin dirinya menjelaskan siapa sosok Raka. 

Yuri menyunggingkan senyumannya, "Pak Saga cemburu ya?" ledeknya 

Sagala berusaha keras memfokuskan pandangannya ke jalan, enggan terlihat kikuk dengan celetukan Yuri. 

"Hmmm... gimana ya saya tuh gak akan malu sih kalo ada Raka lagi nanti ketemu kita dan lagi bawa Kiyan" Sagala melirik ke sumber suara, seolah dirinya tertarik dengan jawaban yang Yuri katakan. 

"Kalo pak Saga gimana? mau emang nongkrong bertiga dan dianggap keluarga kecil nan bahagia?" Sagala dengan perasaan yang tidak stabil ini sedikit mengeratkan kedua tangannya di stir mobil. "Kalo saya sih gak keberatan ya, kamunya gimana?" keduanya seolah saling mencari jawaban untuk pikiran dan hati masing-masing dengan kiasan membawa Kiyan di dalamnya.

"Saya juga gak keberatan, saya bisa bilang Kiyan anak saya kalo perlu biar pak Saga gak kaya gini lagi" ucap Yuri dengan senyuman, Sagala sedikit bingung dengan maksud Yuri. 

"Saya tau, pak Saga cemburu ya? Raka itu emang temen deket saya, dulu pernah naksir" Seolah disambar petir di sore hari tanpa hujan, Sagala total lemas. Entah sebenarnya apakah ini penjelasan yang ingin ia tau sejak tadi atau memang jawaban Yuri yang sudah di luar prediksinya?

Naksir, entah Yuri atau Raka yang merasakan itu. Apa mungkin dua-duanya pernah saling naksir?

"Saya gak cemburu" hanya itu jawaban yang kuat Sagala katakan saat ini, tidak sanggup dengan komentar lain. 

Yuri mengangguk, "Oh, kirain cemburu" kini keadaan di dalam mobil terasa begitu canggung. Yuri mau pun Sagala keduanya sama-sama diam. Bahkan lagu di dalam mobil yang terputar tidak mampu memecah keheningan diantara keduanya, terlalu sunyi untuk hati dan pikiran yang tiba-tiba saja kacau. 

***

Sagala tidak mengantarkan Yuri ke rumah, justru ia membawa Yuri kembali ke rumahnya karena Yuri memang akan menginap hari ini di kamar tamu yang sudah disediakan. Hari ini pun menjadi pertama kalinya Yuri menginap di kediaman milik Sagala. Dengan perjalanan yang cukup panjang itu keduanya masih diam, bahkan saat mobil ini sudah memasuki daerah menuju rumah Sagala. 

MARRY YOU.  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang