***
"Yuri?"
"Yuri? kamu kenapa?" kali ini Sagala benar-benar memajukan wajahnya memandangi sang kekasih yang terdiam dalam lamunannya.
Sejak Sagala mengajak Yuri menghadiri meeting online terakhir di sore ini, hawa yang Yuri berikan cukup membuat fokus Sagala terbagi. Biasanya Sagala bisa sangat fokus untuk mengikuti meeting yang berlangsung, tapi kali ini rasanya ia juga perlu memperhatikan bagaimana Yuri bekerja.
Yuri yang ditugaskan untuk mencatat hal-hal penting dalam pembahasan pun sesekali terdiam cukup lama karena lamunannya. Entah apa yang sedang perempuan itu pikirkan, namun yang bisa Sagala rasakan bahwa kekasihnya memang sedang memikirkan sesuatu yang serius.
— "Maaf pak, saya kurang fokus" Yuri kini bergerak dengan cukup panik untuk memulai ketikannya yang tidak banyak itu.
Sagala masih memperhatikan bagaimana Yuri kini serius menatap layar dan mengetik catatan penting secara cepat sebisa ia ingat.
"Hei, kamu ada apa? ceritain aja ke saya" Yuri yang masih sibuk mengetik seketika teralihkan fokusnya karena Sagala yang kini mendekatkan duduknya.
"Apa yang jadi pikiran kamu sekarang?" Yuri menghentikan kegiatan mengetiknya dan memandangi bagaimana wajah Sagala yang teduh itu bisa membuat gerakan panik Yuri seketika terhenti.
Yuri terlihat membuka bibirnya untuk berbicara, namun wajahnya masih terlihat jelas tampak ragu. Sagala kini menaikkan kedua alisnya seolah menanti penjelasan Yuri dengan sabar, Yuri pun menarik napasnya perlahan dan mulai memandangi manik sang kekasih.
"Tadi kak Dhika telepon, dia tau soal hubungan kita"
Seketika keduanya masuk ke ranah yang serius, Sagala memang tau bahwa Yuri memutuskan untuk menutupi hubungan keduanya sebelum ia memiliki keberanian untuk meminta izin pada sang kakak, Arsa.
Sagala terus mendengar bagaimana alur yang terjadi selama Dhika melakukan panggilan telepon itu sampai selesai. Wajah Yuri tidak bisa menutupi rasa penuh pikiran, bagi Sagala itu adalah hal yang wajar.
Sagala mengelus pundak Yuri dengan memberikan senyumannya, "Ayo kita ke apartnya Arsa, saya mau minta izin langsung" kedua mata Yuri seolah memandang penuh tanya.
"Malem ini ya, kita ke sana" ada mata haru yang muncul dari wajah Yuri saat melihat bagaimana tanggapan hangat Sagala membuatnya tersanjung.
"Pak Saga beneran?" Sagala mengangguk, "Iya, kamu udah siap juga kan?" Yuri mengangguk.
Seketika Sagala memeluk Yuri, keduanya seolah saling mencurahkan perasaan yang memberi sensasi damai.
Setelah ucapan Sagala itu dan perasaan Yuri perlahan membaik dan mulai menemukan titik tenang. Bahkan setelahnya Yuri segera menanyakan keberadaan Arsa, apakah sang kakak berada di apartemen malam ini atau tidak.
Di tengah kegundahan dari pesan yang sudah Yuri kirimkan, Yuri yang sedang mencari tempat untuk merenung pun melewati balkon lantai dua dan tidak sengaja mendengar percakapan Sagala di telepon dengan seseorang.
Rupanya Sagala pun menanyakan jadwal Arsa melalui Jivan, saat pembicaraan terdengar akan selesai Yuri pun bergegas lari menjauhi tempat Sagala dan memasuki kamar. Setelahnya Yuri mendapatkan notifikasi panggilan telepon dari Arsa.
'Kenapa sayang? kamu mau pulang ke apart hari ini?' pertanyaan itu langsung Arsa ucapkan tanpa basa-basi.
'Engg.. lagi pengen ketemu kak Arsa aja'
'Kakak lagi meeting di luar kota sama Jivan, ini pun lagi break sebentar sebelum makan malem sama klien' Yuri menatap langit-langit di kamarnya, mendengar suara Arsa yang tampak di keadaan normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY YOU. [ON GOING]
FanfictionYurissa Adlina adalah seorang perempuan yang sedang mencari pekerjaan dan mengharapkan kesibukan yang sama seperti teman-temannya ini, justru dihadapkan dengan sosok atasan yang menyebalkan. Lelaki yang sempat menjadi bulan-bulanan amarah Yuri per...