Jangan lupa tinggalin jejak kalian di kolom komentar ya hihi ✨
***
Kini mobil Jivan terparkir di depan sebuah gerbang besar berwarna hitam. Setelah pengawal membukakan pintu gerbang itu, mobil Jivan pun melaju memasuki perkarang rumah yang mewah.
Mata Yuri tertuju pada bangunan rumah dengan dominasi warna hitam. Terlihat bagaimana desain kontemporer dan industrial digabung menjadi satu dalam bentuk nyata rumah di tengah perkarangan yang luas.
Yuri memperhatikan Jivan yang melambatkan mobilnya tepat di tengah area yang pas sekali di depan rumah.
"Yuk" Jivan mematikan mesin mobilnya, melepas seatbelt-nya.Yuri melakukan hal yang sama, melepas seatbelt dan merapihkan tatanan rambutnya. Tentu dirinya perlu terlihat rapih bukan?
— Ia keluar setelah Jivan sudah berada di luar mobil. Dengan penampilan seperti ini Yuri yakin dirinya akan lancar menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan, dan juga file yang ia siapkan sudah lebih dari kata lengkap.
Yuri memandangi area kiri rumah terlihat ada sebuah lapangan basket besar. Sedangkan di sebelah kanan dari rumah terdapat bangunan tersendiri yang masih bernuansa hitam. Pintu dari bangunan itu terlihat seperti garasi.
"Siap?" tanya Jivan, Yuri mengangguk pelan dirinya harus siap karena ia sudah benar-benar berada di kediaman calon bosnya. Jivan melangkah lebih dahulu dan disambut oleh beberapa keamanan di depan pintu utama. Sepertinya Jivan sudah sering kemari, terlihat bagaimana petugas keamanan menyapanya secara akrab.
Pintu utama terbuka, menampakkan isi dalam rumah yang mewah dengan dominasi warna hitam dan abu muda. Semua tampak rapih dan terdapat area dapur yang langsung terlihat di sisi kanan, luas dan juga tetap elegan.
"Sebentar ya" ucap Jivan berlalu, ia berjalan cepat menaiki tangga. Tak lama berselang Jivan kembali, "Kita ke atas aja ya? dia lagi main piano" ucap Jivan.
Yuri hanya menurut, menaiki tangga dan melihat beberapa ruang yang tertutup. Hanya ada satu ruangan dengan dua pintu besar yang sedikit terbuka. Alunan musik yang semula samar kini terdengar semakin nyata di gendang telinga.
"Bang, gue udah bawa orang yang mau lamar jadi asisten pribadi lo nih" ucap Jivan, Yuri terdiam masih memperhatikan interior di dalamnya sangat mewah dan bagus berbeda jauh jika dibandingkan tempat tinggalnya.
Alunan musik itu terhenti setelah lagu benar-benar selesai, Sesosok lelaki di balik piano besar berwarna putih itu pun berdiri. Melangkah perlahan ke arah Jivan dan Yuri berada.
"Terima kasih Jiv" ucapnya yang menghentikan kegiatannya saat itu juga.
"Silahkan kalau mau berkenalan dan membahas pekerjaan, sepertinya gue harus ke toilet" Jivan meninggalkan kedua orang itu setelah Sagala mengangguk, "Silahkan" Jivan tersenyum dan berlalu.
Sagala memperhatikan bagaimana perempuan di hadapannya masih asyik menelusuri apa yang ia lihat dan terdiam beberapa saat di titik tertentu dalam ruangan. Yuri tampak begitu serius, bahkan dirinya tidak menyadari Sagala melangkah semakin dekat ke arahnya.
"Ekhem....." suara Sagala masih tidak bisa membuat perempuan itu tersadar dari kegiatannya.
"Jadi mau terus lihat-lihat? apa perlu saya house tour?" ucap Sagala dingin, Yuri menoleh menatap terkejut lelaki yang berada beberapa langkah saja darinya berdiri dan memandanginya tanpa sedikitpun hawa hangat darinya.
"Ma-maaf" ucap Yuri yang cukup terkejut dengan wajah lelaki yang tidak asing baginya itu. Baru saja Yuri akan tersenyum, rasanya senyuman ini harus ia urungkan saat melihat sosok Sagala di hadapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY YOU. [ON GOING]
Fiksi PenggemarYurissa Adlina adalah seorang perempuan yang sedang mencari pekerjaan dan mengharapkan kesibukan yang sama seperti teman-temannya ini, justru dihadapkan dengan sosok atasan yang menyebalkan. Lelaki yang sempat menjadi bulan-bulanan amarah Yuri per...