-9-

43 9 2
                                    

Met baca semuanya, tinggalin jejak kalian di komen yuuuk









***

Suara dari nada dering telpon di handphone membangunkan Sagala dari tidurnya, matanya menelusuri ruang tengah apartemen Yuri sekilas sebelum melihat panggilan telepon dari Nugi.

Sagala mengangkat panggilan itu dengan suara parau khas bangun tidurnya, ternyata Nugi sudah berada di rumahnya dan menyiapkan beberapa list yang perlu dibawa pada saat konser nanti. Dengan keadaan kepala yang pusing, Sagala memilih untuk duduk dan meraba keningnya— ada plester penurun panas yang semalam Yuri pasangkan di keningnya itu.

Sagala hanya mengiyakan apa yang Nugi katakan di seberang sana, tidak butuh waktu lama panggilan terputus saat Nugi mengatakan bahwa dia akan mengurus semuanya hari ini.

Sagala bersyukur dengan adanya Nugi yang melengkapi seluruh keperluan Sagala apa pun itu, dirinya selalu ceria dan memberikan aura positif. Nugi juga tipikal orang yang telaten dalam mengerjakan sesuatu, sangat cocok jika bekerja sama dengan Sagala si tipikal gila kerja.

Sagala memandangi suasana ruangan yang sepi, dirinya melihat jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh pagi. Entah kemana pemilik apartemen ini, rasanya aneh karena Sagala tidak melihat keberadaan Yuri di mana pun. Mungkin dia masih tertidur di kamar, pikir Sagala.

Tak lama terdengar suara kunci kamar yang diputarkan di kenop pintu. Dengan cepat Sagala kembali tertidur seperti semula, dirinya memenjamkan mata. Langkah kaki Yuri terdengar jelas mendekatinya.

"Hmm... masih tidur ya?" Suara Yuri terdengar jelas di pendengaran, perempuan itu meraba kening Sagala tanpa permisi. Bahkan Sagala mati-matian tetap berpura-pura tertidur agar tidak masuk ke situasi canggung.

Degupan jantung Sagala berlomba saat Yuri menyentuhkan jemarinya di kening, melepas plester penurun panas dan berjalan menjauh entah kemana.

Saat dirasa Yuri menghilang dari pandangan, Sagala sedikit mengintip untuk memastikan kemana perempuan itu pergi. Ternyata suara dari dapur terdengar saat Yuri membuka kulkas.

Sagala kembali memenjamkan mata dan melanjutkan aksi pura-pura tidur ya kembali, Yuri kembali dengan membawakan plester penurun panas yang baru. Semua terasa begitu cepat sampai Sagala hanya bisa menahan dirinya untuk tetap tenang.

Yuri sendiri terduduk di lantai memperhatikan bagaimana lelaki itu tertidur pulas di sofa, "Harusnya istri bapak nih yang gantiin plesternya" celetuk pelan Yuri.

"Kenapa sih bapak galak? padahal lumayan" lanjut Yuri, ada rasa ingin menahan tawa dari Sagala yang mendengar itu. Rasanya aneh jika mendengar Yuri berucap hal "manis" seperti ini. Walau Sagala tidak bisa mengartikan pada hal-hal berbau romantis, namun ini momen langka. Yuri mengakui bahwa dirinya lumayan. Ya... lumayan saja sudah cukup bagi seorang Sagala Kaivan.

***

Sagala mendengar suara dari dapur dan mencium aroma telur yang sedang dimasak, harum dan mengundang rasa lapar. Yuri memang sudah meninggalkannya sejak bermonolog barusan, mugkin membiarkan Sagala beristirahat dengan tenang tanpa kebisingan.

Sagala terduduk dengan memegang dadanya, rasanya sesak juga berpura-pura tidur dan menahan diri untuk tidak membalas celetukan Yuri barusan. Mungkin jika itu dikatakan saat Sagala sadar, keduanya akan beradu celetukan dan berakhir bertengkar kecil seperti biasanya. Anehnya Yoongi tidak masalah dengan hal itu.

Sagala melangkah perlahan dan melihat Yuri dengan piyama hitam dengan list pink sedang sibuk di depan kompor. Warna hitam membuat warna kulit Yuri terlihat sangat cerah, rambutnya kembali di cepol seperti biasa namun yang beda adalah jepitan bunga yang ia kenakan. Sagala terbiasa melihat perempuan itu mengkuncir atau mencepol rambutnya dengan ikatan rambut, kini kesan jepitan itu membuat Yuri terlihat dewasa dan feminim.

MARRY YOU.  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang