15. Ratu Ngeles

29.1K 2.2K 9
                                    

Selamat membaca🤗

Follow, vote, and comment yaaa

Update lagi hari Senin. Happy weekend

_____

Boro-boro barang branded, untuk sewa apartemen layak saja aku ngap. Karena memang saat itu gajiku banyak teralokasi  untuk saving, jadi setelah dapat tinggal di apartemen nyaman, aku tidak neko-neko lagi.

Sayangnya uang saving tersebut lapur begitu saja. Aku jadi menyesel sendiri, andai  sebagian uang savingnya kugunakan untuk beli barang branded, satu saja, mungkin bisa menyelamatkanku hari ini.

Branded nyatanya bukan soal bergaya, ada nilai investasi. Harga jual secondnya lumayan mahal saat kutengok di salah satu aplikasi jual beli online.

"Oh, oke Kak." Tutupku seraya melirik barang yang sudah terkemas dengan baik dan rapi.

Meski tidak memiliki merk yang tersohor sejagat dunia, tapi beberapa koleksi fashionku cukup bermerk bagus di lokal. Sudah seminggu ini aku memposting barang-barang di jual beli online.

Mustahil langsung habis semua, tapi setidaknya perharinya ada saja yang terjual meski satu pcs. Tanganku menggantung di udara, batal mengambil paper bag. Ah, ternyata aku punya satu barang branded.

Tas kenamaan asal Spanyol. Kuraih tas tersebut, putih mengkilap dengan logo B lumayan besar. Slim bag tersebut bisa saja kujual, lumayan lah, dulu saja harga belinya menyentuh angka 30 jutaan, kuyakin sekarang pun jika dijual nilainya masih tinggi. Aku bisa hidup tanpa bertopang pada Cakra. Sayangnya tas ini hadiah, mana bisa kujual.

Saya pakai baju maroon ya, Kak.

Pesan masuk tersebut memecut kembali langkahku. Malam ini Lio menginap di rumah neneknya, sore tadi dijemputnya. Mungkin beliau takut kedekatan kami semakin intens bila seminggu full bersama.

Sementara Cakra sendiri jarang pulang tepat waktu dan itu sangat kusyukuri. Aku tak perlu capek menghindarinya seperti ketika pagi menjelang. Sarapan di meja terlalu sulit dihindari terlebih aku harus menyuapi Lio.

Ojek online telah menunggu depan gerbang. Sebenarnya Cakra memberi izin penuh dalam penggunaan mobil di garasi itu, namun aku lebih suka menghindari tuduhan yang mungkin saja tercetus bahwa aku memanfaatkan Cakra.

"Boleh dicek dulu, Kak." Kataku menyodorkan paper bag isi slim bag pesanannya.

Gadis berhijab maroon senada dengan bajunya meneliti detail. "Ok Kak deal."

Satu lagi koleksi tas yang harus kurelakan berpindah tangan. Bagaimana ya, menurutku cewek itu agak ribet. Nada bajunya baby blue akan enak dipadupadankan dengan tas senada. Itulah alasan mengapa aku banyak mengoleksi tas. Inara penyuka keserasian.

Habis satu gelas lemon tea, aku ikut bertolak juga. Jika perjalanan si gadis berhijab mulus-mulus saja, berbeda denganku. Langkahku terpaku begitu saja saat mata ini secara kebetulan menemukan sosok Cakra.

Jadi alasan pulang telatnya bukan karena lembur? Melainkan karena kencan buta? Hatiku biasa saja, tidak seperti dulu yang seringnya merasa panas terpanggang ketika Cakra bertemu wanita lain diam-diam. Itu tandanya aku sudah move on kan?

Sial! Tatapanku berbalas dalam hitungan detik. Kini mata kami berserobok pandang, entah kenapa bisa Cakra menangkap keberadaanku, mungkinkah kebetulan atau feeling dia kuat, merasa sedang ada yang memperhatikan.

Lupakan, tidak terlalu penting! Cakra malah mendekat dengan raut paniknya, meninggalkan gadis yang memunggungiku.

"Ini gak kayak yang kamu bayangin, Na." Jelasnya meraih tanganku. "Kita gak punya hubungan apa-apa lagi kok."

Ketika Berhenti di KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang