.
.
.
.
.
.
Matahari sudah tampak terlihat, panas mulai terasa, akibat terpaan sinar matahari pagi. Anak sekolah kembali di sibukkan dengan aktivitas pagi nya. Begitu juga dengan Lisa. Lisa yang sudah menyiapkan buku-buku nya dari semalam sedang menikmati sarapan paginya. Apalagi kalau bukan roti yang memang dia siapkan untuk sarapan sebelum berangkat. Lisa bersiap-siap setelah memastikan penampilan nya tidak ada yang kurang barulah lisa keluar dari kamar.
"Eh, pak Gerry, tumben pagi-pagi pak,.."
"Pagi Lisa,.."
"Pagi pak.." sapa Lisa. Kini berhadapan dengan pria berusia sekita 40an itu. Yang saat ini sedang menatap Lisa.
"Kenapa pak? Mau ngomong sesuatu??" Tanya Lisa setelah melihat raut wajah pria di depannya.
"Mm itu, apa boleh bapak pinjam mobil mu?? Istri bapak mau lahiran, dan dia mau di rujuk ke rumah sakit, sementara klinik tidak ada kendaraan karena sedang di pake juga.." ucapnya dengan raut wajah khawatir
"Boleh pak, sebentar, biar aku ambil dulu kuncinya." Lisa kembali masuk dan keluar dengan kunci mobil di tangannya, Lisa memberikan kunci tersebut kepada pak Gerry.
"Bapak akan bawa istri bapak ke rumah sakit umum Lisa, siapa tau kamu nggak percaya sama bapak.."
"Nggak pak, aku percaya kok, bapak hati-hati aja, semoga istri dan anak bapak selamat yah.." ucap Lisa tersenyum.
"Terima kasih, mau sekalian aja?? Biar cepet, ayoo bapak antar.." pak Gerry mempersilahkan Lisa berjalan lebih dulu. Dan mereka sampai di bawah, bahkan pak Gerry membuka pintu mobil untuk Lisa.
Hanya butuh waktu 2 menit, Lisa sudah tiba di gerbang sekolah, para siswa yang masuk berpapasan dengan lisa pun tak heran lagi, mereka tau mobil yang di pakai Lisa adalah perjanjian waktu itu bersama senior mereka.
"Lisa bapak duluan yah, nanti bapak kabari lagi.." lisa mengangguk dan melambai. Lisa masuk, tanpa banyak kata. Setelah menyapa pak satpam. Dan beberapa teman sekelasnya.
Dari kejauhan Lisa bisa melihat, Jennie dan kawan-kawan kembali melakukan hal yang paling di benci oleh lisa. Yaitu pembullyan, Bahkan baju yang di kenakan siswa tak bersalah sudah basah.
"Hai Lisa, selamat pagi.." Jennie sedikit berlari berjalan di samping Lisa. Lisa mengabaikan itu, dan terus berjalan menghiraukan sapaan jennie. membuat bibir Jennie mengerucut. Karena di abaikan.
"Bisakah kau jangan mengikuti ku??" Lisa berhenti dan menatap tajam ke arah jennie.
"Loh kenapa??"
"Kau nanyea? Kau betanyea-tanyea?? Aku kasi tau yah, aku nggak suka deket-deket sama orang-orang kayak kalian, yang senang-senang di atas penderitaan orang lain. Jangan harap setelah ini aku akan mengangkat telfon, dan membalas pesanmu. Nggak akan..." Lisa mengeluarkan ponsel nya dan memblokir nomor Jennie, dan berlalu meninggalkan Jennie yang melotot, Lisa memblokir nomornya di depan matanya
"Ah nggak bisa, nggak boleh, bagaimana aku bisa sehari nggak telfon lisa.." batin Jennie mengejar lisa. Sementara teman-teman nya hanya bisa diam dan melihat. Jisoo tersenyum. Mungkin ini salah satu tanda baik nantinya.
"Lisa, hey Lisa.." Jennie menarik lengan Lisa membuat mereka kini saling berhadapan. Karena tidak suka di jadikan bahan tontonan, Jennie menarik lisa ke ruang ganti para pemain, karena hanya ruangan itu yang dekat dari mereka sebelum lisa pergi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Boat (JenLisa)
SonstigesWARNING..!!! FOLLOW + VOTE + COMMENT Silahkan di baca kali aja kalian suka yaa kan?? Dan yang GAK SUKA Kalian bisa di SKIP!!!! "Updatenya minimal seminggu sekali, kalaupun gak update dalam seminggu percayalah minggu depan bakal update, kalo gak upda...