Dream Boat 47

1.7K 253 10
                                    

Setibanya di apartemen, Jennie menekan password tersebut sambil berbisik.

"Password nya tanggal lahirmu.." ucap jennie masuk kedalam. Di susul Lisa di belakang nya. Lisa melihat sekitar, tampak rapi, dan cukup luas.

Jennie menarik Lisa masuk kedalam kamar yang ada di lantai bawah, Jennie membuka baju dan masuk kedalam kamar mandi.

"Kebiasaan nggak pernah ngilang.." gumam Lisa menggeleng. Melihat sekeliling nya. Terlihat ada fotonya dengan frame yang cukup besar. Lisa duduk di sofa, menunggu Jennie keluar. Selang beberapa menit Jennie keluar seperti biasa membuat Lisa tersenyum manis. Memperhatikan Jennie yang tengah mengeringkan tubuh dan rambutnya.

"Disini lah, sambil rebahan biar nggak pegel.." Jennie memakai dalaman, lalu naik ke atas ranjang. Lisa menyusul. Sementara Jennie langsung memeluk Lisa dari samping.

"Jadi,??" Jennie mendongak bertanya

"Terakhir kita ketemu pas habis camping kan??" Jennie mengangguk.

"Pas kamu pulang, seusai perintah, aku langsung mandi, terus istirahat kan, tapi sebelum bener-bener tidur, paman Kim mengirim pesan dan akhirnya aku bangun dari tempat tidur"

*Flashback On

Lisa bergegas bersiap, setelah siap Lisa pergi menggunakan taksi agar cepat sampai, tuan Kim ingin bertemu dengan lisa membahas sesuatu hal yang penting. di salah satu cafe dekat dengan kantor. Lisa masuk ke ruang VIP yang sudah di pesan oleh tuan Kim. Lisa datang lebih dulu dan menunggu sekita 10 menit barulah tuan Kim datang.

"Paman,.."

Tuan Kim tersenyum dan duduk. Beberapa makanan sudah siap di meja makan.

"Lisa, paman langsung saja yah, paman nggak bisa lama-lama, ada meeting setelah makan siang.." ucap tuan Kim. Sementara Lisa tiba-tiba mempunyai firasat buruk. Bahkan membuat nya berdebar.

"Iya paman, ada apa? Kenapa paman meminta ketemu di sini.." ucap Lisa berusaha setenang mungkin.

"Paman tau kamu sama Jennie ada hubungan kan??"

"Paman ak-"

"Nggak Lisa, ini nggak benar, kalian sama-sama perempuan, paman mau Jennie punya keturunan Lisa, Jennie anak tunggal, sementara paman dan mendiang ibunya pun sama, kami anak tunggal. Kakek dan nenek kami juga anak tunggal. Jadi siapa yang akan meneruskan keluarga paman? Lisa paman mohon sama kamu, tolong pergi dari Jennie sementara waktu sampai di menikah dan punya anak. Walaupun paman punya teman yang punya hubungan sesama. Paman akui mereka bahagia, tapi keturunan mereka nggak ada, jangan sampai itu terjadi sama kalian.." Tuan Kim begitu serius dengan ucapannya nya. Sementara Lisa sudah tersenyum tapi dalam keadaan menangis. Bagaimana dia bisa hidup tanpa Jennie. Dia begitu mencintai Jennie.

Lisa turut membenarkan ucapan tuan Kim. Memang hubungan mereka ini salah, tidak di benarkan. Tapi hatinya memilih Jennie untuk menjadi belahan jiwa nya.

"Aku nggak bisa paman, siapa yang akan jaga ibu Nana, dan adik-adik ku, siapa yang akan mengelola cafe ku, kalo pergi pun aku mau kemana?? Aku nggak punya siapa-siapa selain ibu Nana dan rumah pantiku." Lisa menghapus air matanya, rasanya sangat sesak di dada. Secara tidak langsung, hubungan mereka tidak mendapatkan restu dari ayah Jennie.

"Tenang Lisa, kamu bisa pergi ke luar negeri, kamu kuliah di sana. Paman sudah janji akan nyekolahin kamu kan?? Kamu tenang aja, paman janji akan menjaga ibu panti dan adik-adik mu, percaya sama paman, ini demi kebaikan kalian berdua. Paman mohon Lisa? Kamu sudah paman anggap sebagai anak paman sendiri, tolonglah, demi masa depan kalian. Apa kamu nggak mau punya keturunan?? Keturunan itu sangat penting.."

Dream Boat (JenLisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang