"Nini, maafin aku, nggak bisa jaga diri aku hiks. Aku merasa aku ini kotor, aku nggak pantes buat kamu cinta setulus ini, aku nggak berharga Nini, aku kotor hiks.."
Tangisan Lisa pecah, tatkala Jennie memeluknya begitu erat.
"Ssttt, jangan katakan itu, bagiku, kamu tetap cintaku, Aku mencintaimu, sungguh, jangan menangis.." Jennie memberatkan pelukannya. Dia menghapus air mata nya sendiri. Semakin sesak melihat Lisa menangis seperti ini.
"I always love you more and more, bagiku, kamu adalah cintaku, aku cinta banget sama kamu, nggak peduli bagaimana masa lalu mu, bagiku, kamu sangat berharga, lebih dari apapun. Aku mencintaimu dengan tulus. Aku akan melakukan apapun untuk selalu bahagiain kamu, selamanya. Tolong jangan bilang seperti itu, kamu sangat berharga untukku sayang, sayang berharga.." tubuh Lisa bergetar hebat mendengar ucapan Jennie,
Jennie mengerat kan pelukannya, mencium kepala Lisa berkali-kali. Walaupun rasanya sesak sekali mendengar ucapan Lisa, tapi semakin sesak ketika melihat Lisa menangis histeris seperti ini. Dia tidak sanggup untuk melihat.
"Aku, aku akan selalu ada untukmu, apapun, dan di manapun kamu butuh aku, aku akan selalu ada untukmu.." Jennie mengeratkan pelukannya. Menenangkan Lisa dalam pelukannya.
Mereka duduk di sana sudah 1 jam lebih, tapi tak ada yang berniat meninggalkan tempat tersebut.
"Kamu mau jadi pacar aku sayang? Aku bener-bener cinta sama kamu Li.." Lisa terdiam. Degup jantungnya yang tadi masih berdebar kencang, semakin berdebar kencang karena pengakuan Lisa.
"Jawabannya hanya 2 mau dan iya.."
Lisa terkekeh sambil menangis. Dia mengangguk memeluk Jennie. Yang juga membalas pelukannya.
"Tapi Nini a-aku.."
"Apa sayang?? Udah, lupain aja, aku terima kamu apapun yang terjadi, aku akan selalu ada untuk kamu, aku nggak peduli kamu bekas siapa, kalo udah jadi milik aku, aku nggak akan biarin siapapun buat nyentuh kamu, apalagi nyakitin kamu seujung kuku sekalipun.." ucap Jennie semakin membuat Lisa terisak dalam pelukannya.
Jennie tersenyum manis, mengelus punggung Lisa, mata Lisa sudah membengkak karena kelamaan menangis. Ingin sekali rasanya jennie menanyakan hal itu, tapi untuk sekarang dia tahan, dia mau Lisa sendiri yang menceritakan semuanya.
*
*
*
Sudah 1 Minggu ini, Lisa memilih pulang ke panti, dan jennie membiarkan itu, untuk Lisa menenangkan diri. Jennie tak menggangu Lisa. Dia benar-benar membiarkan Lisa istirahat dan menikmati waktu liburnya.
Sore ini, jennie sedang duduk, di bandara menunggu kedatangan sang ayah, beberapa kali dia menenangkan dirinya untuk tetap tenang, walaupun sebenarnya seminggu terakhir dia begitu rindu dengan Lisa, yang seminggu ini tidak dia kabari.
"Ayah,.."
Jennie sedikit berlari ke pelukan sang ayah yang merentang kan tangannya.
"Jennie rindu yah.."
"Ayah juga rindu sayang.." balasnya mengecup kepala sang putri.
Mereka pulang, saling mengobrol menyampaikan kerinduan keduanya. Setibanya di rumah taun Kim duduk di ruang tamu bersama Jennie.
"Ini libur kan?? Kok nggak pergi, biasanya kan liburan bareng.."
"Nggak yah, Lisa lagi pulang ke panti, udah seminggu.."
"Oh ya, apa ada masalah??" Jennie menggeleng dia tidak mungkin menceritakan kejadian yang di alami lisa.
"Ayah, tau nggak, Jennie dapat peringkat 2 di kelas.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Boat (JenLisa)
AléatoireWARNING..!!! FOLLOW + VOTE + COMMENT Silahkan di baca kali aja kalian suka yaa kan?? Dan yang GAK SUKA Kalian bisa di SKIP!!!! "Updatenya minimal seminggu sekali, kalaupun gak update dalam seminggu percayalah minggu depan bakal update, kalo gak upda...