.
.
.
.
"Oh, jadi Jennie, ahaha, aku pikir siapa tuan, pasalnya kepala sekolah nggak bilang kalau yang minta guru les adalah anda, orang tua Jennie,.." ucap ibu Choi melirik Lisa. Dia sangat tau kalau Lisa dan Jennie sangatlah tidak cocok.
"Iya, saya sengaja nggak bilang nama Jennie, karena pasti Lisa nggak akan mau mengajari anak saya yang bandel itu,.." ucap tuan Kim tersenyum kepada Lisa.
"Lisa, saya tau kamu dari kepala sekolah, saya minta maaf atas nama Putri saya yah, dia selalu berbuat buruk pada mu, dan juga teman-teman mu yang lain.." ucap tuan Kim sementara Lisa membungkuk.
"O-oh nggakpapa tuan Kim, saya sudah maafin kok.." Lisa tersenyum kikuk. Karena di tatap oleh ayah Jennie.
"Kalau kamu bisa buat Jennie mendapat nilai tinggi di semester depan, saya akan kasih apapun yang kamu mau, dan saya juga akan membiayai kamu kuliah nanti. Saya akan memberikan kamu fasilitas apartemen dan mobil untuk mu pergi ke kampus, kamu bebas memilih di mana kamu mau kuliah. Dan juga uang saku untuk mu setiap bulannya.."
"K-kuliah tuan??" Lisa terkejut, pasal nya dia tidak pernah berfikir setelah lulus dia akan kuliah, dia lebih berfikir setelah lulus dia akan bekerja saja untuk menyambung hidup. Dan kembali ke panti. Lisa bingung.
"Jadikan aku anak angkat mu tuan.." batin ibu Choi, melihat tuan Kim yang dermawan. Yang sudah mau membiayai kuliah untuk Lisa, bahkan di berikan apartemen sama mobil, uang saku pun juga ada, tak perlu bekerja siang malam. Hidup Lisa sudah terjamin. "Bagaimana pun Lisa harus jadi guru jennie.." ibu Choi membatin lagi
"apa dia bisa? Si ratu sekolah pembuat onar sangat bodoh, bagaimana caraku buat dia cepat mengerti. Semoga saja nanti dia cepat paham" batin Lisa berpikir keras. Dia sangat bingung sekarang.
"Tolong lah Lisa.." ucap tuan Kim membuyarkan lamunan Lisa.
"Baiklah tuan, semoga saya bisa.." ucap Lisa pada akhirnya. Walau pun dia tidak yakin, tapi apa salahnya di coba bukan.
"Tapi, setelah hari libur, saya tidak bisa lagi mengajar Jennie, karena pagi sampai sore saya sekolah, lalu malam hari saya bekerja, saya minta maaf.." Lisa membungkuk kembali. Dia merasa tidak enak mengatakan itu
"Mau ibu beri solusi, kamu resign saja Lisa, dan fokus untuk mengajar Jennie ini demi masa depan kamu nak.." ucap ibu Choi mengelus lengan Lisa. Di sangat senang dengan penawaran tuan Kim barusan. Anak secerdas Lisa bisa menjadi orang sukses nantinya.
"Tapi bu, kebutuhan ku ba-"
"Kamu nggak perlu khawatir, sebagai gantinya kamu saya beri upah juga, 2x lipat dari tempat mu bekerja. Karena saya yakin, waktu 2 Minggu nggak cukup untuk anak saya cepat belajar dan mengerti" ucap tuan Kim, berkali-kali membuat Lisa senam jantung. Sementara ibu Choi tersenyum lebar. Dia sangat perhatian dengan Lisa. Salah satu siswa kebanggaan nya di sekolah.
"Ayo lah Lisa, terima saja yah, kamu nggak akan lagi pulang larut, kamu bisa pulang awal, dan istirahat lebih banyak dari biasanya,.."
"Baik tuan, terima kasih.." ucap Lisa tersenyum kecil membuat ibu Choi memeluknya karena terlalu senang.
"Ayahh.." Mereka menolah kecuali Lisa. Dia tetap diam, entah apa yang akan di katakan lagi kali ini.
"Sini sayang, ini ada wali kelasmu.." ucap tuan Kim menepuk tempat duduk kosong di sampingnya, Jennie mendudukkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Boat (JenLisa)
RandomWARNING..!!! FOLLOW + VOTE + COMMENT Silahkan di baca kali aja kalian suka yaa kan?? Dan yang GAK SUKA Kalian bisa di SKIP!!!! "Updatenya minimal seminggu sekali, kalaupun gak update dalam seminggu percayalah minggu depan bakal update, kalo gak upda...