Dream Boat 40

1.5K 205 18
                                    

Enam bulan kemudian, mereka sudah aktif kuliah, Jennie tampak murung dan lebih banyak diam sebulan terakhir ini juga, dia sibuk mencari Lisa ke tempat biasa yang mereka kunjungi, bahkan jennie mencairnya di taman belakang sekolah, danau yang sering mereka kunjungi setiap libur. Dan menulis mimpi-mimpi mereka bersama.

Tak hanya jennie, teman-teman nya pun mencari keberadaan Lisa. Mereka bingung, kemana perginya Lisa. Bahkan tak ada masalah yang kemungkinan membuat lisa pergi.

Jennie jadi lebih pendiam. Dan sering menangis, dia rindu dengan lisa nya. Jennie seharian berada di dalam kamar, menangis, terisak, sangat sakit kehilangan orang yang kita cintai secara tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan sebelumnya

"Li kamu kemana sayang hiks, pulang sayang, aku kangen sama kamu hiks hiks.." tangisnya memeluk guling. Baju Lisa dia letakkan di sana. Menghirup aroma sang kekasih yang sangat ia rindukan. Bahkan Jennie sudah meminta bantuan teman hacker nya tapi terakhir kali ponsel Lisa terlihat di rumah sederhana yang entah siapa pemilik nya, bahkan. Di situ titik terakhir aktifnya ponsel lisa.
Selama itu pula Jennie terus memantau sosial media Lisa. Berharap ada petunjuk untuk menemukan Lisa. Jennie menangis sesenggukan hatinya terasa sakit, dadanya sesak matanya membengkak karen menangis setiap hari

"LISAAAAAAA"

Teriaknya memegangi kepalanya yang terasa pusing.

"Nona jennie, bangun non.." bi tum yang menjaga di depan pintu segera masuk setalah mendengar Jennie berteriak. Dia panik, kamar Jennie tampak kacau, dan Jennie tidak sadarkan diri.

"Tuan, tuan Kim.." panik bi tum mengetuk pintu kamar tuan nya.

"Ada apa??"

"N-nona Jennie pingsan tuan.." ucap bi tum mengikuti langkah tuan Kim yang berlari ke kamar putrinya.

"Bi, panggil dokter, cepat.." tuan Kim berteriak dengan segera bi tum ke ruang keluarga untuk menelepon dokter keluarga tuan Kim.

"Jen, bangun sayang.." ucapnya khawatir, tuan Kim menepuk pelan pipi jennie, dada nya berdegup kencang, dia melihat se isi kamar putrinya yang berantakan, bahkan beberapa foto Lisa tertempel di lemari dan juga di dinding, baju yang di letakkan di sisi nya pun begitu tapi.

"Ah sial.." umpatnya mengatur nafasnya. Dia tidak bisa melihat anaknya seperti ini, dia harus melakukan sesuatu.

30 menit, dokter keluarga Kim datang dan langsung menangani Jennie.

"Bagaimana dok?? Apa anakku baik-baik saja??"

"Tuan Kim, nona Jennie baik-baik saja, tapi akhir-akhir ini apa dia sedang banyak pikiran?? Dia kekurangan cairan, dan harus di infus, dia berpikir begitu keras tuan Kim, dan mulai sekarang tolong jaga asupan nutrisi, perhatikan makannya, nona Jennie tampak kurus, jangan biarkan di melamun.." ucap dokter. Sementara tuan Kim menatap putrinya. Yah, memang benar, Jennie selalu berfikir setiap hari, memikirkan Lisa, menangis di kamar seharian, dan tidak mau makan, kecuali di paksa, dan itu membuat tubuh putrinya tampak kurus.

Tuan Kim menatap Jennie dengan tatapan sendu menggenggam erat tangan Jennie.

"Kamu harus kuat nak, kuat demi ayah.. tolong jangan seperti ini.." tuan Kim mengecup tangan Jennie.

"Terima kasih dok, mari saya antar ke depan.."

"Ini obat dan beberapa vitamin yang harus di tebus tuan Kim.." tuan Kim menerima selembar kertas, dan berjalan beriringan ke pintu utama. Sementara bi tum menemani Jennie di dalam kamar. Dia sangat sedih melihat nonanya yang ceria kini menjadi lebih banyak diam.

Dream Boat (JenLisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang