14. ROOM

2.9K 81 0
                                    

"kuku Lo jelek banget sih"
"Heleh dari pada Lo , polosan gitu warna nya"
"Kuku Lo rame banget kek pasar"
Karin dan Elin saling bertengkar perkara kuku , awalnya Elin pamer habis manikur. Karin juga memperlihatkan kukunya yang juga habis manikur tapi lama lama malah debat.

"Udah woi kasian Lyana bingung lihat kalian" kata Zay sambil bersandar di dinding belakang kelas
Keduanya sontak menoleh ke arah Lyana yang memasang wajah bingung Σ⁠(⁠ಠ⁠_⁠ಠ⁠)

"Lyana lihat dong kuku kamu" kata Karin
Lyana menunjukkan kukunya dan keduanya terpukau dengan kuku milik Lyana , sempurna.

"Gila cantik amat no bantet bantet club" Puji Elin
"Ramping dan panjang"
"Lyana gak ada niatan mau diwarnain kukunya?" Tanya Karin
Lyana mengerutkan keningnya bingung
"Emang bisa ya kuku diwarnain?" Tanya Lyana bingung

Elin dan Karin sontak cengo masa ada seorang perempuan yang gak tau manikur kuku? Tapi mereka memaklumi Lyana
"Mau aku warnain gak? Tapi bentar aja nanti dimarahin sama guru" tawar Karin
Lyana mengangguk.

"Itu kenapa Karin duduk di bangku Lyana? Bukannya itu bangku Zidan ya?" Bu Reva menelisik Karin dan Lyana sedikit curiga
"Saya lupa bawa buku Bu jadi berbagi sama Lyana" jawab Karin gugup
"Perasaan tadi kamu keluarkan buku deh? Jangan bohong kamu ya Karin"

"Bener, kok Bu tadi Karin memang bawa buku tapi saya lupa bawa jadi saya pinjam dan Lyana menawarkan buat berbagi buku dengan Karin" Zay menunjukkan buku yang dipinjam nya
"Oh yaudah kita balik ke materi."

Karin bernafas lega lalu memberikan jempol ke arah Zay dan dibalas anggukan saja , Karin dibawah meja sedang menghiasi kuku milik Lyana sedangkan Lyana anak itu fokus ke papan tulis tanpa terganggu dengan Aktivitas Karin.

"Karin kita bisa ke rumah sakit enggak? Aku kangen Bunda" tanya Lyana
"Boleh , dimana rumah sakitnya?"
"Scorpions Hospital."

Sampai di rumah sakit ketiganya masuk mengikuti Lyana tak lupa juga Lyana menyapa resepsionis yang berjaga, sudah menjadi kebiasaan bagi dirinya sendiri juga menebar senyum manisnya yang tak pernah luntur ketika dirinya dirumah sakit , Lyana kadang juga saat menunggu terapi Bundanya biasanya Lyana akan ke ruangan melihat bayi atau menyemangati para pasien penderita di halaman belakang rumah sakit.

"Bunda?"
Exily menoleh ke arah pintu lalu tersenyum senang dengan tubuh kurus dia berusaha untuk duduk untuk segera memeluk anaknya
"Anakku."
Lyana berlari memeluk Exily erat dia rindu dengan Bunda nya

"Kamu kemana aja sayang? Bunda kangen, kata Kak Kelly kamu banyak tugas ya? Mau ujian kelulusan juga , semangat Bunda selalu disisi kamu" Exily mengungkapkan seluruh rasa rindunya terhadap Lyana tanpa terkecuali, Karin dan Elin tersenyum melihat interaksi keduanya.

"Hai Tante kita temennya Lyana, aku Karin"
"Aku Elin, semoga Tante sembuh ya" Elin tersenyum manis

Ngebayangin seyumnya neng ryujin :⁠^⁠)

"Terima kasih sayang , panggil bunda aja sama kaya Lyana dan kak Kelly aja ya? Oh ya kalian habis pulang sekolah pasti belum makan itu ada makanan dari kak Kelly , pagi pagi tadi kesini anter makan" Exily menunjuk plastik makanan yang belum dia sentuh sama sekali

"Kak Kelly suka nganterin makanan kesini Bunda?" Tanya Lyana
"Iya, Kelly suka banget kayak gitu padahal gak usah takut ngerepotin" Exily geleng geleng mengingat keras kepalanya Kak Kelly saat memaksanya untuk menerima makanan tersebut

"Yaudah sana kalian makan aja ya? Bunda mau istirahat sebentar lagi mau terapi juga" Lyana mengangguk lalu berkumpul ke temannya yang sudah asik makan dan bercanda ria.

"Aku tidur disini aja deh Karin Elin"
"Oke , gak apa apa kok besok juga weekend jadi Santai aja nikmati waktu mu dengan Bunda" Sahut Elin
Lyana tersenyum senang lalu memeluk kedunya.

ALXERO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang