Lyana kira dia benar benar sudah di surga , jika benar dia akan berlari memeluk Bundanya tapi nyatanya dia masih ada di dunia ini.
Lyana juga mengira masih berbaring di kamar mandi tapi dia sudah berganti pakaian dengan pakaian tidur dan tiduran di kasur.Lyana melihat ke sekitar kamarnya tidak ada yang aneh juga sepi lalu siapa yang menolongnya?
Pintu terbuka menampilkan 3 orang dengan raut wajah yang berbeda pula."Lyana untung kamu udah sadar" Karin memeluk Lyana erat
Karin lalu melirik dua orang laki laki yang tadi ada dibelakangnya
"Aku pergi dulu ya? Nanti kesini lagi kok sama Elin" Karin hendak berdiri tapi ditahan oleh Lyana
"Kamu enggak belum ceritain apa apa kan?" Tanya Lyana lirih
"Belum"Lyana bernafas lega lalu menganggukan kepalanya dan Karin pergi menuju kamarnya.
"Udah baikan?"tanya Varen lalu menarik meja kecil dan membuka bungkus berwarna hitam yang isinya makanan
"Sudah""Kalian kok tau aku disini?" Tanya Lyana
"Dari Kak Kelly dong dari siapa lagi coba" jawab Varen
Lyana menatap Alxero yang juga menatapnya ada tatapan khawatir yang mendalam di mata tersebut.
"Aku baik baik saja.".
.
"Besok kamu ikut aku" kata Alxero
Posisi mereka berdua tiduran dengan kepala Alxero ada di paha Lyana.
Kemana Varen? Dia pergi untuk menjemput Kak Kelly
"Aku besok harus sekolah" jawab Lyana
"Pulang sekolah."
"Ketemu Kak Kelly""Terus? Padahal aku mau ajak kamu ke toko permen" itu hanya bujukan saja sebenarnya Alxero ingin memonopoli Lyana untuk bersamanya seharian besok , mata Lyana berbinar dia suka permen cuman Exily selalu melarang anaknya untuk makan permen banyak banyak.
"Aku mau! Tapi aku terlalu sibuk" ucap Lyana sendu
Alxero bangkit dari tidurnya lalu menatap Lyana
"Bisa kok , aku izinkan ke Kak Kelly"
Lyana menoleh
"Beneran?"
Alxero mengangguk lalu pelukan erat dia dapatkan setelah menjawab pertanyaan tadi.Keesokan harinya Lyana berangkat sekolah bersama Karin dan Elin tentunya , masalah kemarin mereka tau bahwa Milly dkk yang membully.
Elin geram dengan mereka rencananya Elin dan Karin akan menghajar balik mereka tapi pasti Lyana juga yang kena."Lyana selalu minta tolong ke kita ya? Jangan pernah sendiri." Peringat Elin tegas Lyana mengangguk paham lalu mereka masuk kedalam kelas.
Kelas Lyana dan Milly itu beda.Omong omong soal Kaki Lyana gadis itu memaksa untuk datang ke sekolah padahal dia belum sembuh total , sekarang kaki dia bengkak.
Sungguh Milly kejam.
"Elin Karin , aku ke toilet dulu ya" Lyana hendak beranjak diikuti Karin
"Tidak ada penolakan." Sela Karin mutlak.Selagi Lyana didalam Toilet Karin menunggu di luar toilet bukan didekat wastafel tapi diluarnya.
Ngerti gak ;) intinya begitu.
Tak tau saja di dalam ada 3 anak yang sudah siap akan merundung Lyana. Lyana keluar dari bilik toilet lalu mencuci tangan dan tiga orang itu keluar dari bilik sebelah kiri tapi pojok
"Wah wah pagi pagi udah ketemu aja ya kita" kata Viola melirik Lyana"Tumben Lo bolos biasanya ambis nilai" kata Shera disampingnya yang sedang berdandan
"Kebelet dia Shera." Sahut Viola
Milly menatap kedua temannya dari cermin dan keduanya paham langsung saja memojokkan Lyana.Milly menatap Lyana lalu terkekeh dengan wajah ketakutan tersebut
"Gue sebenernya awalnya gak minat mau jadiin Lo babu tapi karena Shera sama Viola selalu jadiin sebagai itu, gue jadi tertarik." Kata Milly menyeringai.Ingat ini , Milly dkk adalah Siswi yang terkenal ditakuti seluruh sekolah apalagi siswa maupun siswi yang kurang mampu.
Jika Milly sudah bilang seperti itu berarti kalian sudah berurusan dengan malaikat maut yang sesungguhnya, secara jika Milly hanya menampilkan wajah dingin serta datarnya berarti dia tidak tertarik untuk membully.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALXERO
Teen Fiction"beraninya tangan kotor mu menyentuh miliku!." "Terima kasih." "Untuk Apa?" "Sudah menolongku waktu di gang" Lyana Natsir bekerja keras untuk membiayai dirinya sendiri juga sang bunda yang terbaring di rumah sakit membuat Lyana berkerja setelah Pula...