7

1.4K 100 0
                                    

Seminggu telah berlalu, dan seminggu kedepan adalah pertandingan final di sekolah Alva, anak itu kini sedang merayu sang bunda agar diizinkan mengikuti lomba Minggu depan.

"Sayang kalo aku gak ikut, Bunda. Sekali ini aja, setelah itu aku resign, aku gak bakal ikut-ikut ekstra sama lomba lagi." Ujar Alva menyerah

Sania masih memandangnya tidak suka, anak ini bandel sekali, dibilangin tidak ya tidak, tapi ada aja alasan yang tumpah ruah dari mulutnya.

"Ya, bunda?" Bujuk Alva sekali lagi

"Nggak!"

"Bunda please ... Habis ini aku udah gak ikut lomba-lomba lagi, esktra, olahraga. Aku tinggalin semua itu, sekali ini aja, bunda .."

"Alva? .. Kamu ngerti gak sih nak, apa yang dikatakan Dokter Rama?"

"Aku gak papa, Bunda ... Aku janji, ini yang terakhir aku ikut lomba, setelah itu gak lagi." Ujar Alva

Sania tetap menggeleng, "Bunda .. Please! ..." Rengeknya

Sania menghela nafas, "Lomba itu berbahaya buat jantung kamu, bunda gak mau kamu kenapa-kenapa, lagian apa juga yang di dapat dari lomba itu? Membanggakan sekolah? Kamu bisa ambil cara lain, ikut olimpiade atau apapun itu yang tidak mengancam nyawa kamu, bunda pasti bolehin. Kalau pertandingan futsal itu, nggak dulu." Ujar Sania tegas

"Sekali ini aja bunda, aku janji sama bunda aku bakal baik-baik aja. Aku janji." Ujar Alva memegang tangan sang bunda

"Hasil check up kemarin hasilnya buruk, kamu tau sendiri kan? Kesehatan kamu lebih penting dari apapun itu!" Ujar Sania

"Pertandingan itu juga penting buat aku, babak final kalau kalah malu-maluin sekolah. Apalagi aku yang mimpin bunda, aku janji aku bakal baik-baik saja, aku janji akan istirahat total setelah ini, aku janji akan minum obat tepat waktu ... Aku janji bakal nurut terus sama Bunda, aku janji." Ujar Alva memelas

Sania tak tega melihat tampang anak itu, tapi bagaimana lagi, "Terus kalau seandainya nanti tim kamu menang tapi tidak dengan kamunya, kamu pikir bunda bakal seneng? Enggak! Kalau sampe terjadi apa-apa sama kamu, bunda gak bisa maafin diri bunda sendiri .." Ujar Sania dengan air mata yang lolos dari pertahanannya

"Aku bakal hati-hati, aku gak bakal pake semua tenaga aku .."

"Alva?! ..."

"Bunda please. Aku janji sama bunda aku bakal baik-baik aja, aku janji bunda gak akan kecewa!" Ujar Alva meyakinkan Sania

"Udah deh, sayang. Udah malem, istirahat. Besok sekolah." Ujar Sania seolah mengusir anaknya dari kamarnya

Alva menggeleng, "Bunda belum jawab pertanyaan aku, izinin .. Ini terakhir, setelah itu gak lagi." Ujar Alva masih memaksa sang bunda agar mengizinkannya mengikuti pertandingan Minggu depan

"Tapi .. Bisa tepati janji-janji kamu? Kamu bakal baik-baik aja setelah pertandingan itu, kamu gak bakal bikin bunda kecewa sama pertandingan itu, kamu gak bakal kenapa-kenapa gara-gara pertandingan itu, dan yang pasti keadaan kamu setelahnya akan tetap aman, bisa tepati janji-janji kamu?" Tanya Sania, Alva mengangguk mantap

"Aku janji."

"Janji setelah ini ... Bukan, mulai sekarang nurut terus sama bunda, kalau bunda bilang istirahat ya istirahat jangan ngeyel, jangan males minum obat ..."

"Siap, Ibunda ratu!" Ujar Alva hormat

Sania mengusak rambut anak itu, "Ya udah sana istirahat yang cukup, biar besok fresh." Ujar Sania

"Jadi, bunda kasih izin kan?"

Sania mengangguk, Alva beringsut memeluknya, "Makasih bunda .."

Sania masih dalam keadaan bingung, apa yang ia lakukan ini benar?

SurrendersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang