Subuh-subuh Dela pulang ke rumah, rumah Alva. Membersihkan rumah, dan bersiap-siap ke sekolah.
Alva semalam ngotot ingin pulang, tapi tidak dapat izin dari Dokter Rama, Ayu tidak memperbolehkan anak itu pulang juga, kalau tidak ada izin dari Dokter.
Jam setengah enam, Sania menelfon ke handphone Alva, sekedar menanyakan kabar anak itu, juga karena semalam tidak sempat telepon.
"Gak papa kog, bunda. Ini mau berangkat sekolah." Ujar anak itu yang di pelototi sang Oma yang kini membersihkan tubuhnya
Alva hanya nyengir dan mengacungkan jari telunjuknya ke bibirnya, bermaksud agar Omanya itu diam saja.
"Ya sudah, semangat sekolahnya, hati-hati disana, jangan ikut olahraga atau ekstra. Bunda kemaren kepikiran kamu terus, jangan aneh-aneh loh nak .."
"Iyaa, bunda."
Panggilan itu selesai, Ayu masih menatap cucunya itu datar masih dengan pelototan mata yang sama. Mau berangkat sekolah gimana, orang masih di infus di rumah sakit, belum ada izin untuk pulang, nafasnya belum stabil bener jadi harus pake bantuan oksigen kurang lebih dua atau tiga hari.
"Jujur aja kenapa sih, Va?" Tanya Omanya
Anak itu menggeleng. "Aku gak mau bikin bunda khawatir, dan kepikiran terus disana." Ayu hanya menatapnya sayu
"Terus ini masih sakit gak sayang?" Tanya Ayu menyentuh dada Alva yang meninggalkan memar merah gelap disana
Anak itu menggeleng. "Gak sakit lagi kog." Ujarnya tersenyum, aslinya masih nyeri, itupun kalo tersentuh apalagi sampai tertekan tangannya sendiri, denyutnya menyakitkan dari dalam
Ayu mengancingkan baju khas rumah sakit yang dikenakan Alva, dan membereskan alat-alat yang di gunakan untuk membersihkan tubuhnya.
Dela di rumah berangkat ke sekolah menggunakan motor matic yang di belikan Sania, saat dirinya beberapa hari ada disini.
Pagi ini sangat sepi sekali, ia jadi tidak minat untuk sekedar sarapan sendirian.
"Tumben bawa motor sendiri, gue kira Lo gak punya motor hehee." Ujar Nabila yang kebetulan datang barengan
"Alva kan masih di rumah sakit." Ujar Dela
"Lahh, belum boleh pulang? Gue kira udah pulang, tapi masih istirahat aja di rumah." Ujar Nabila
"Belum di bolehin pulang sama dokternya, kata dokternya aja kebentur-nya keras banget. Palingan opname beberapa hari." Ujar Dela
Nabila yang mendengarnya meringis, "Pasti sakit banget itu!"
Mereka berjalan berdua ke kelas, kelas pagi ini di mulai dengan pelajaran Bu Erva, "Denger-denger Alva masuk rumah sakit gara-gara kejadian kemaren, terus sekarang gimana kabarnya?" Tanya Bu Erva
"Masih di rumah sakit, Bu." Jawab Rendi
"Belum pulang?"
Rendi menggeleng. "Saya chat pagi ini katanya belum di izinin dokternya pulang."
Bu Erva mengangguk. "Kronologi kejadiannya gimana sih? Kog bisa-bisanya sampe Alva kayak gitu? Kalian kalo main hati-hati dong! .. "
"Jadi, kemaren itu kita semua latihan di lapangan, terus tengah-tengah latihan gak sengaja Alva kena bola, itu dia udah kesakitan banget dari wajahnya, sampe keluar darah dikit dari mulutnya seperti hampir muntah darah." Jelas Rendi se-sopan mungkin
"Ya Allah, pasti sakit banget itu .. Itu kena bola keras apa gimana, Ren?" Tanya Bu Erva lagi
"Kata dokternya kemaren iya, keras banget kenanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrenders
Teen FictionDeskripsi? Tidak ada. Datanglah, siapa tau membuatmu betah. #sickstoryarea Jangan salah lapak, berakhir menghujat.