Minggu ini Rendi ke rumah Alva, sang anak sendiri masih tidur dengan gaya yang berpindah tempat, guling kesana guling kesini.
Seperti biasa Rendi datang untuk menemani Alva olahraga, untuk persiapan check up di rumah sakit. Padahal, kata Sania, Alva tidak perlu lagi melakukan olahraga, di rumah sakit sekalipun hanya check up ringan.
"Sia-sia dong aku kesini." Ujar Rendi
"Kenapa sia-sia sih? Kamu sekarang jarang loh kesini Ren, Tante aja kangen." Ujar Sania terkekeh
"Oh iya, Karlo gak ikut, kemana?" Tanya Sania
"Ikut orang tuanya keluar kota." Jawab Rendi seadanya, "Aku bangunin Alva, boleh gak?" Tanya-nya meminta izin
"Bangunin aja, sekalian sarapan disini." Rendi lalu ngacir ke atas ke kamar Alva, di tangga ia bertemu Dela, anak itu masih dengan piaya tidur selututnya, dan atasan yang sangat pendek
Rendi memalingkan wajahnya, Dela berusaha menutupi tubuhnya, sekaligus merasa malu. Biasanya pagi-pagi masih petang seperti ini Alva belum bangun, jadi Dela santai saja.
"Kakak kenapa gak bilang sih ada Rendi? Malu aku!" Adu Dela
Sania terkekeh, "Maaf, lupa."
Berbeda dengan Dela, Rendi di atas malah ikut tidur bersama Alva. Aslinya dirinya masih ngantuk, "Sejak kapan Lo disini?" Tanya Alva
"Baru aja, gue pikir lu masih harus jogging, ternyata enggak." Ujar Rendi
"Si Karlo tumben gak ikut?"
"Ikut orang tuanya keluar kota." Ujar Rendi, Alva hanya mengangguk, anak itu lalu menguap. "Ayo ke bawah, gue di suruh bunda Lo bangunin Lo." Ujar Rendi duduk
Alva hanya mengangguk, muka bantalnya sangat kentara.
"Alva? .. Ayo bangun, udah ada Rendi gak malu." Teriak Sania dari bawah
"Iyaa, udah bangun." Jawabnya ikut berteriak
"Oma lu kemana, Va? Gak keliatan." Ujar Rendi di anak tangga
"Udah balik, kapan ya? Tiga atau empat hari yang lalu." Ujar Alva sembari mengingat-ingat
Sania menanyai putra satu-satunya untuk jogging seperti biasa atau tidak, kasihan juga Rendi sudah jauh-jauh kesini.
"Terserah aja. Ayo gak papa." Ujar Alva
"Aku mandi dulu, kayak gembel aku." Ujarnya lalu berlari ke atas
Kini, dua anak remaja itu sudah ada di lapangan tempat biasa orang-orang melakukan jogging pagi. Alva dengan setelan jeans dan kaos berbalut jaket, karena ia merasa dingin setelah tubuhnya terguyur air.
"Kata Dokter Rama gimana sih?" Tanya Rendi
"Buruk."
"Buruk gimana?"
"Ya buruk, kalo gak buruk mana mungkin bunda jadi posesif, ini di larang itu di larang." Ujar Alva
Rendi diam kali ini, otaknya mencerna dengan baik apa yang di katakan Alva, ia paham.
Mereka beristirahat di tempat duduk yang ada disana, Rendi membeli sebotol minuman, satu untuk berdua. Alva juga keliatan capek banget, padahal biasanya perjalanan lebih panjang lagi.
Angin juga berhembus kencang, sejuk dan dingin menyatu menabrak kulit, Alva merasa sedikit kedinginan.
"Ren? Pulang yuk?" Ajak Alva
Rendi menoleh, lalu mengangguk. "Lo capek?"
"Jantung gue gak kuat di ajak olahraga." Ujarnya santai, Rendi meringis lalu mengajak anak itu kembali
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrenders
Teen FictionDeskripsi? Tidak ada. Datanglah, siapa tau membuatmu betah. #sickstoryarea Jangan salah lapak, berakhir menghujat.