18

1.1K 83 0
                                    

Di rumah sakit, Alva di temani oleh Rendi. Anak itu izin sekalian mengizinkan Alva juga untuk tidak ikut pelajaran yang berlangsung, sampai pulang.

"Lo gak balik ke sekolah?" Tanya Alva dengan suara rendah, napasnya baru aja bisa stabil

"Gak. Gue temenin Lo disini, males juga gue balik kesana. Udah lu tidur aja!" Ujar Rendi

"Balik aja Ren, gua gak papa."

"Terus siapa yang temenin Lo? Sekali-kali kita izin bareng." Ujar Rendi santai

"Ke rumah gua aja .."

"Ngapain? Bunda Lo gak disini, kata Lo di Palembang?" Potong Rendi

"Di rumah ada Oma guehh ... Selama bunda di Palembang, Oma yang gantiin bunda sementara .." Ujar Alva dengan nafas beratnya

Rendi mengangguk, "Iya, nanti gua kesana. Udah lu tidur aja, stabilin nafas Lo dulu, ngeri gua liatnya."

Alva terkekeh ringan, "Maaf .."

"Apasih, maaf-maaf. Eh btw, Va? Bunda dari kapan di Palembang?" Tanya Rendi

"Bunda gue! Itu, seminggu yang lalu .."

"Sampe kapan? Masih lama?" Tanya Rendi

"Disana dua Mingguhh .."

Rendi mengangguk, dan menyuruh anak itu tidur, biar dia yang jaga. Rendi kasian melihat tampang anak itu, udah gak pernah ketemu bapaknya, abang-abangnya kek setan semua.

Rendi dalam hati mensumpah serapahi keluarga Alva yang lain, memaki dalam hati, bisa-bisanya anak dan adik mereka, mereka telantarkan seperti ini, tidak ada rasa kasih sayang sama kekali. Untung masih ada bundanya, dan keluarga dari pihak bundanya.

"Coba Oma Lo gak disini selama Tante Sania disana, Lo gimana, Va?" Tanya-nya pada diri sendiri

"Bunda panggil orang buat ke rumahh .." Rendi menatapnya terkejut, anak itu masih memejam, ia kira temannya itu tidur

"Gua kira lu tidur!"

"Balik aja, Ren. Gue gak papah .. Lo bisa bilang ke Oma gue di rumahh .. Kalo pas Lo pulang sekolahh .." Ujar Alva, nafasnya kembali berat dalam pendengaran Rendi

"Balik aja sanahh .. Jangan bolos .. " Ujar Alva

Rendi tau, Alva tidak suka anak yang suka bolos. Alasannya kasihan orang tuanya, kerja keras cari nafkah untuk memberikan pendidikan kepada sang anak, tapi anaknya malah, begitulah.

"Ya udah deh, gue balik. Gue panggilin Oma Lo dulu .. Aman kan gua tinggal bentar?" Tanya Rendi

Alva mengangguk, "Aman. Boleh gue minta tolong?"

"Apapun, gue pasti nolongin Lo!" Ujar Rendi

Alva tersenyum, "Tolong sekalian anter Dela pulang nanti."

Rendi menatapnya sinis. "Itu mah cewe Lo. Gue juga gak ngerti rumahnya dimana."

"Anter ke rumah gue lahh .."

"Hahh?" Rendi masih tidak paham

"Dela itu adeknya bunda .. "

"Hahh?"

"Kenapa sih? Hah hoh hah hoh .." Alva jadi kesal sendiri

Rendi masih menatapnya tidak percaya, "Adek kata Lo? Umurnya aja seumuran sama Lo!" Ujar Rendi tidak percaya

Alva mengambil nafas dalam, "Dia adek bunda, anak bungsunya Oma. Dia lahir subuh, gue sorenya, kata bunda sihh .."

Rendi masih ngang-ngong. "Tapi gak usah di omongin di sekolahh .. Kalo Dela masih sodaraan sama gue. Biarin mereka nganggepnya kayak gimana aja, pacar kek, crush kek, apa kekhh .. Males gue ngeladenin mereka .. pada centil-centil, cewe kek gak ada harga diri .." Ujar Alva no filter

SurrendersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang