12

1.2K 78 4
                                    

Keesokannya Alva turun ke meja makan sudah ada Dela dan bundanya di bawah, sang bunda sudah membuka mulutnya sepertinya ingin memberi wasiat pagi-pagi, tapi Alva memotongnya,

"Apa? Awas bunda gak bolehin, Dokter Rama aja fine-fine aja aku sekolah." Ujar anak itu

"Istirahat dulu aja deh di rumah, sehari aja!" Ujar sang bunda

Anak itu menggeleng, "Bunda ambil cuti deh, bunda temenin." Ujar Sania lagi

Anak itu tetap menggeleng, "Aku mau sekolah bunda .. Anaknya rajin bukannya seneng malah di larang heran."

"Ini Senin loh, Va .. "

"Emangnya kenapa?" Tanya Alva

"Upacara nak .. Ya Allah ..." Ujar Sania frustasi

"Bentar doang, aman bunda."

Sarapan pagi ini akhirnya di mulai, anak itu menyantap lahap makanannya, "Del, kamu kakak kasih tugas, jagain bayi bongsor ini, ikutin dia kemana aja, kamu harus ngintilin ini anak kalau enggak bisa macem-macem." Ujar Sania saat ketiganya selesai sarapan

Dela terkekeh, "Siap, kak!"

"Va, nurut sama Dela, jangan bandel kamu. Bunda dapet laporan kamu nggak nurut sama Dela awas aja kamu!" Ujar Sania mewanti-wanti Alva

"Iyaa, Ibunda .."

"Kalau rewel jewer aja kupingnya," Ujar Sania

"Iya, kak!"

Setelah lama di perjalanan, keduanya telah sampai di sekolah. Alva memarkirkan motornya, jika biasanya Dela pergi duluan, saat ini gadis itu tengah menunggu di belakang motor siswa lain.

"Ikut upacara?" Tanya Dela sembari berjalan berdua ke kelas

"Iyalah."

"Kata bundamu gak boleh loh."

"Kapan bunda bilang gitu?"

"Gak usah ikut deh, Va. Gue izinin ke kakak OSIS, Lo kan aslinya di suruh istirahat di rumah, malah ikut sekolah, padahal enak nyantai di rumah juga." Ujar Dela yang sedikit bawel kali ini

Alva tersenyum, merasa tumben dengan Dela yang biasanya super pendiam. "I'm okay, Del. Tenang aja, gue bisa jaga diri."

Mereka masuk ke kelas, berjalan ke arah meja masing-masing, belum ada satu menit mendudukkan bokong di kursi sudah bel upacara.

Banyak siswa yang keluar ke lapangan, berkumpul menjadi satu memisah belah antara pihak laki-laki dan perempuan.

Terik matahari tak mengacaukan acara, walaupun banyak dari mereka yang berkeluh kesah karena kepanasan, ada yang lupa pakai sunscreen, dan tidak betah berada di depan barisan bersitatap langsung dengan sinar matahari.

Untaian kata-kata dari guru di depan juga terasa agak membosankan bagi mereka yang baris di depan, dan bertabrakan dengan sinar matahari langsung.

Dela di barisannya juga kepikiran Alva, takut anak itu tiba-tiba pingsan. Alva juga tak terlihat oleh matanya, entah ada di barisan mana anak itu.

Hingga di akhir dua jam, durasi upacara selesai. Para siswa siswi bergegas kembali ke kelas masing-masing.

Dela juga di kelas berhubung bangku di belakang Alva yang punya belum datang, anak itu pindah sementara kesana. Ariska menatapnya aneh, tumben sekali teman sebangkunya itu ngintilin Alva, tadi saat habis di parkiran juga, tak biasanya Dela menunggu Alva.

Dela duduk disana, mumpung yang punya belum datang juga, "Alva?" Panggil Dela menoel Alva dari belakang

Alva menoleh, kaget tiba-tiba Dela di belakang, "Ngapain Lo kesini?"

SurrendersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang