16

1K 87 1
                                    

Ayu sangat memperlakukan Alva spesial, menunjukkan kasih sayangnya yang tidak pernah ia berikan pada anak itu, Dela sebagai anak saja sampai cemburu, ia merasa tidak pernah di perlakukan semanis itu oleh sang mama.

Sania sudah ada di Palembang tiga hari, wanita itu biasa telepon saat malam, saat kerjaannya disana selesai.

"Ma?" Panggil Dela menuruni tangga

Ayu yang sedang bersantai di depan televisi menoleh, "Kenapa, Del?"

"Aku mau ke rumah temen, mau kerja kelompok." Pamitnya

"Sama Alva?" Dela mengendikkan bahunya,

"Gak tau, aku gak sekelompok sama dia." Ujar Dela menyalami tangan mamanya, omong-omong anak itu sudah di belikan sepeda matic untuk bepergian, biar tidak bergantungan sama Alva

Ayu berjalan ke kamar Alva, membuka pintu kamar cucunya itu pelan, Alva sedang memainkan ponselnya di dalam. "Alva?"

Anak itu berdiri, melangkah ke tempat Ayu, "Ada apa Oma?"

"Dela kerja kelompok, kamu gak kerja kelompok?" Tanya Ayu

Anak itu menggeleng, "Udah di urus sama cewek-cewek, aku disana aja bagian nyimak." Ujar Alva nyengir

"Ya udah sini, temenin Oma di bawah." Ayu membawanya ke bawah, mendudukkan anak itu dan ia duduk di sampingnya, Alva hanya menurut saja

"Nggak laper? Udah makan, hm?" Tanya Ayu, anak itu mengangguk

"Tiduran sini." Ujar Ayu menepuk pahanya untuk bantalan Alva, lagi-lagi anak itu menurut

Usapan lembut di rambutnya membuat Alva mengantuk, "Oma jangan di elus gini, jadi ngantuk." Ujar  Alva

Ayu tersenyum, "Ngantuk ya tidur toh le .. Oma gak akan marah kog kalo kamu tidur disini." Ujar Ayu

Alva menatapnya tersenyum malu, Ayu tersenyum mencubit hidung mancung Alva. "Idungmu ini loh, plek ketiplek sama Sania." Ujar Ayu

"Kan aku anaknya." Jawab anak itu

"Oma biasanya cuma liat kamu lewat foto yang dikirim bundamu, sekarang bisa liat wajah ganteng ini langsung." Ujar Ayu mencium pipinya

"Maafin bunda ya gak pernah pertemukan aku sama Oma." Ujar anak itu tulus

"Oma ngerti toh le .. Bundamu juga gak salah, yang salah kerjaannya."

Berbeda dengan Alva yang santai-santai di rumah, Dela kelimpungan mengerjakan tugas dari guru prakarya.

Di antara lima orang dalam kelompoknya, hanya tiga orang yang hadir. Ada juga Reihan, teman Alva dalam club futsalnya. Walaupun besti Alva cuma Rendi dan Karlo, tapi Reihan juga terlihat dekat dengan Alva.

"Del, Lo ada cat warna gak?" Tanya Ariska, Dela masih satu kelompok dengan Ariska

"Gak punya, mau gue tanyain Alva aja gak? Siapa tau dia punya." Tawar Dela

Ariska memandangnya datar, "Gak usah."

Dela mengerucut, mood perempuan itu gampang buruk. "Ini nanti mau Lo gambar gimana sih, Ris?" Tanya Dela

"Abstrak. Nanti tinggal di tempel-tempel ke bajunya." Ujar Ariska

"Bajunya udah ready?" Tanya Reihan

"Ini lagi di garap sama Kaila, gue mau bantuin, tapi nanti si Dela sendiri ngerjain ini sama Lo." Ujar Ariska sewot

"Gak usah judes-judes gitu kali, gua cuma nanya." Ujar Reihan

Ariska hanya memandangnya malas, "Kamu sama Kaila aja gak papa, ini biar aku kerjain sama Reihan." Ujar Dela

SurrendersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang