Esok harinya, keadaan Alva belum membaik, anak itu malah terserang demam, badannya lemes, suhu tubuhnya panas, dan mengeluh mual.
Sania sampai uring-uringan tidak mau berangkat kerja, padahal lagi penting-pentingnya pembahasan yang di bahas disana.
Tapi mau tidak mau, Sania harus berangkat kerja, Ayu meyakinkan wanita itu kalau urusan Alva akan aman bersamanya.
"Oma bikinin perasan jeruk campur madu mau gak sayang? Biar gak mual lagi." Ujar Ayu
Anak itu menggeleng. "Gak usah Oma, aku gak mau ngerepotin Oma."
"Nggak ngerepotin sayang, biar perut kamu baikan gak mual lagi, makan apa-apa biar enak gak enek." Ujar Ayu
Alva akhirnya mengangguk. "Terserah Oma deh."
Ayu keluar kamar anak itu, Alva ngekor di belakangnya, jalannya pelan, sengaja agar langkah kakinya tidak terdengar.
"Mau aku bantuin, Oma?" Tanya anak itu di belakang Ayu
Ayu balik badan, merasa kaget dengan keberadaan Alva. "Kamu ngapain disini? Di kamar aja istirahat nak, nanti Oma bawakan ke kamar."
Alva menggeleng. "Bosen."
Berdiri cukup lama sedikit membuat kepalanya pusing, Alva berpegangan pada meja dapur, Ayu yang sadar segera menuntun anak itu ke sofa di ruang tamu.
"Istirahat aja disini dulu, nanti kembali ke kamar."
"Air Oma nanti gosong." Ujar Alva
Ayu terkekeh, ada-ada saja, wanita setengah abad lebih itu kembali ke dapur, membuat minuman dengan perasan jeruk dan madu untuk Alva.
"Nih sayang, jadi wedangnya, minum dulu." Ujar Ayu
Ayu membantunya meminum racikan obat herbal yang ia buat, Alva menghabiskan minuman yang di buat sang Oma, bukan karena rasa yang enak, tapi menghargai lelah sang Oma.
"Enak gak?" Alva mengangguk, padahal di lidahnya terasa agak hambar, perasan jeruk juga seperti kebanyakan, lidahnya agak kecut
"Nanti malam Oma buatin wedang jahe, biar panasnya turun."
Alva tersenyum, "Gak usah, Oma. Capek-capekin badan aja, harusnya Oma yang istirahat, udah tua banget." Ujar Alva
"Jiwa masih muda besti .. Belum tua-tua banget gue .. " Ujar Ayu yang mengundang tawa Alva
"Ketawanya udah dong, ini mah kayak kamu ngetawain Oma." Ujar Ayu
Ayu mengecek suhu panas tubuh Alva di keningnya, masih sama, "Periksa ke rumah sakit yuk? Badan kamu masih panas loh le .."
"Males ketemu Dokter Rama mulu." Ujar Alva jujur
"Ya ke Dokter lain toh le, gak kesana gak papa asal ayo periksa." Ujar Ayu
Alva tetap menggeleng. "Males."
Ayu menghela nafas, "Ke kamar lagi yuk?" Ujar Ayu duduk di sampingnya
"Bosen." Jawab Alva
Alva menyandarkan kepalanya ke kepala sofa, saat rasa pusing kembali menerjangnya. Kepalanya seperti berputar, "Kenapa? Pusing lagi?" Tanya Ayu
"Sedikit."
Tangan Ayu menyentuh kepalanya, memijat pelan kepala Alva.
Di sekolahnya, teman-teman Alva kerap bertanya-tanya mengenai dirinya yang tidak masuk lagi hari ini.
Beberapa bulan belakangan ini, anak itu sering tiba-tiba tidak masuk sekolah seperti ini, apalagi di surat izinnya tertulis 'Sakit'.
Apa itu hanya sekedar alasan? Tapi Alva termasuk murid yang rajin walaupun nilai belum memuaskan, anak lain mungkin memakai alasan itu untuk tidak masuk, lantas apakah sama dengan Alva?
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrenders
Ficção AdolescenteDeskripsi? Tidak ada. Datanglah, siapa tau membuatmu betah. #sickstoryarea Jangan salah lapak, berakhir menghujat.