28

1.1K 100 5
                                    

"Seharusnya gugurkan saja anak itu, maka sekarang kita masih bersama."

"Hidupku hancur, San! Gara-gara dia, aku masih mencintaimu, Sania!"

"Seharusnya gugurkan saja anak itu dulu, mungkin sekarang kita bahagia bersama, selamanya."

"Apa kau tidak pernah menyesal karena telah melahirkannya?"

Ucapan-ucapan menyakitkan yang menikam jiwanya terus berputar-putar seperti musik dalam gendang telinganya, perasaannya, hatinya, pikirannya, semuanya tertekan.

Scandal orang tuanya benar-benar membuat Alva muak, ia lelah dengan kesalahpahaman yang entah akan sampai kapan akhirnya. Dadanya sangat sesak, jantungnya berdebar keras, dengan melodi menyakitkan yang terus berulang-ulang di telinga Alva.

Bola matanya berputar-putar gelisah mendengar kata-kata seperti kutukan yang terngiang-ngiang di kepala, jiwanya sakit sekali dengan perkataan laki-laki yang menjadi ayahnya.

Maksud Alva, kalau memang laki-laki itu belum bisa menerimanya, seenggaknya jangan membuat jiwa dan pikirannya merasa terancam, seolah-olah dirinya tidak diharapkan di muka bumi, Alva cukup sadar untuk itu, bahwa dirinya memang sama sekali tak di harapkan, tapi ia tidak bisa menerima kenyataan pahit itu.

Alva membuka perlahan matanya, kilau cahaya dari lampu membuat retinanya silau, dan berakhir anak itu mengerjap beberapa kali.

Alva membuka perlahan matanya, kilau cahaya dari lampu membuat retinanya silau, dan berakhir anak itu mengerjap beberapa kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepalanya terasa berat sekali, perkataan sang ayah tadi terus berputar sesuai melodi mengelilingi jiwa raganya.

Sunyinya malam juga seolah mendukung, agar dirinya terus mengingat kata-kata menyakitkan itu, Alva mengarahkan bola matanya ke sang bunda yang tertidur dengan gaya menundukkan kepalanya, membuat wajah cantiknya tidak terlihat, pasti bundanya itu kelelahan sekali mengurusnya.

Alva merasa hanya bundanya di muka bumi ini yang tulus ikhlas lahir batin dengan segala hal tentangnya, buktinya, dalam tidur lelap wanita itu pun masih menggenggam erat tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alva merasa hanya bundanya di muka bumi ini yang tulus ikhlas lahir batin dengan segala hal tentangnya, buktinya, dalam tidur lelap wanita itu pun masih menggenggam erat tangannya.

Alva menarik tangannya, yang dimana malah membuat Sania bangun. Senyum wanita itu langsung muncul, menatapnya hangat dan penuh kasih.

"B-bun-daa ... "

SurrendersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang