Alva yang baru pulang kerumahnya dikejutkan oleh dua perempuan yang ada di lantai dua, berada di sofa depan televisi sebelah kamarnya, tidak mungkin tamu bundanya tidak memiliki sopan santun seperti ini.
Tepukan tangan tiba - tiba mendarat begitu saja dipundaknya, "Aaakh! .."
"Bunda?! Ngagetin aja!" Protes anak itu setelah berbalik badan
"Kenapa sih?" Heran Sania
"Itu? .. Siapa? ..."
Sania terkekeh, dan mengajaknya ke tempat dimana Alva menemukan dua perempuan disana.
Salah satu diantara mereka memeluknya hangat, namun erat. Anak itu memberontak, wajahnya seakan mencari tau siapa wanita ini main memeluknya begitu saja.
"Alva? Masa lupa sih sama kakak?" Hah? Sejak kapan ia punya kakak?
"Itu kak Rere, adeknya bunda. Terus itu Dela, masa kamu lupa sih?!" Ujar Sania
Rere memeluknya lagi, kali ini anak itu nurut, tangannya memeluk balik Rere. "Sakit banget dilupain sama orang ganteng." Ujarnya dramatis
"Perasaan waktu video call mukanya gak gini, lebih cantik!" Ujar Alva polos
"Terus sekarang gak cantik gitu?" Tanya Rere sedikit ngegas
Setelah berbincang - bincang temu kangen, kini dijelaskan kepada Alva maksud kedatangan dua adik Sania, anak itu juga sudah ganti baju santai, dengan koloran di atas lutut dan kaos oblong lengan pendek.
"Besok kalau ke sekolah kamu bareng sama Alva." Ujar Sania menatap Dela
"Hah? Sama Alva?" Ulang-nya
Sania mengangguk, Alva juga pasti nurut - nurut saja. "Ya, Va? Besok barengan Dela ke sekolah?" Alva hanya mengangguk
"Bunda udah daftarin dia ke sekolah?" Tanya Alva, Sania menggeleng
"Ya kalo daftarnya besok mana bisa besok langsung masuk." Ujar Alva
"Aah, gampang. Abis ini bunda kesekolahmu, masih rame kan jam segini?" Anak itu mengangguk, jam lima sore baru sepi itu sekolahan Alva
Waktu malam kini tiba, Rere sudah kembali setelah makan malam bersama tadi. Dela juga sudah didaftarkan oleh Sania, dan besok bisa masuk ke sekolah, rencananya Sania akan keluar mencarikan tas dan alat tulis untuk Dela, tapi ternyata Dela sudah membawa semua perlengkapan sekolah maupun baju - baju ganti.
"Minum obat terus langsung tidur, bunda mau ke kantor bentar." Ujar Sania di anak tangga bersama Alva
"Pulang malem?"
"Mmm ... Nggak terlalu, bunda usahain cepet!" Ujar Sania
Alva masuk ke kamarnya, Sania beralih ke kamar Dela, "Del?" Panggilnya membuka pintu kamar Dela
"Kakak mau ke kantor bentar, titip Alva ya? Kalo ada apa - apa langsung telfon kakak." Ujar Sania
"Iya, kak."
"Jadi, ini gue dirumah sendirian, cuma sama Alva?" Monolognya setelah Sania pergi
"Kasian juga kalo di tinggal sendiri mulu, apalagi pas lagi sakit." Ujar Dela lagi
Dela melanjutkan acaranya bermain handphone, mau di suruh jagain Alva juga caranya gimana ia bingung, entahlah ia malu, dirinya belum bisa menyesuaikan diri dengan keadaan sekarang.
Sedangkan Alva di kamarnya mengerjakan tugas dari sekolahnya, Alva beranjak dari tempat duduknya, meminum obatnya terlebih dulu.
Ia tengah membuat strategi untuk memenangkan pertandingan Minggu depan, masalah ia yang akan keluar dari club futsal ia belum membicarakan mengenai itu ke pelatih dan teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrenders
Roman pour AdolescentsDeskripsi? Tidak ada. Datanglah, siapa tau membuatmu betah. #sickstoryarea Jangan salah lapak, berakhir menghujat.