Bab 6

7.8K 457 1
                                    

Ana menerima tawaran itu selamam.
Tak apa, yang penting dia bisa keluar dari kamar itu dan melihat-lihat sekeliling.

Dia berjalan bersama Chris.

Dari yang dia dengar, namanya adalah Christopher. Sayang sekali Chris menjadi kapten pasukan elit yang hanya untuk mengawasi seorang budak.

"Hmm?"

Dia menoleh kebelakang dan orang-orang sedang berbisik-bisik tentang dirinya.

Ana bahkan bukan seorang penjahat, tapi dia berjalan di sekitar istana dengan belenggu di kakinya. Ini menjelaskan seperti siapa dia sebenarnya.

Chris menghadangnya ketika dia hendak pergi lebih jauh lagi.

"Kau tidak diizinkan untuk pergi lebih jauh lagi" ucap Chris.

Sudah dia duga... Melihat dari caranya menghadangnya untuk tidak pergi lebih jauh lagi karena dia hendak berjalan kearah menara tinggi itu.

Menara yang menjulang tinggi di kerajaan, menara sihir.

Tempat dimana kemungkinan besar batu mana pasti ada disana. Kalau saja dia bisa mendapatkan batu mana itu, dia pasti akan mendapatkan kekuatannya kembali. Dia pasti bisa langsung kabur dari tempat ini sekarang juga!

Sialan.

Pada akhirnya dia hanya berkeliling istana dengan area yang terbatas.

Kemudian dia berjalan didepan tempat pelatihan kesatria pelindung kerajaan Marloux.

"Ini bukan tempat untuk budak sepertimu, kembalilah" ucap Joe.

Heh, pria ini lebih buruk dari sebelumnya.

Ana berjalan dan mengambil sebuah pedang yang ada diatas meja. Dia mengangkat lalu menatap pedang itu, tidak terlalu berat.

"Orang itu!"

Salah seorang kesatria mendekat.

"Letakkan pedang itu sekarang juga!"

"Hentikan! Orang ini adal-"

Ana memotong ucapan Chris.
"Minggirlah, sir Chris. Aku akan menunjukkan sesuatu yang menyenangkan, jadi tolong mundur lah" ucap Ana.

Dia maju dan menatap kesatria itu.
"Tidak bisakah kau meletakkan pedang itu sebelum kau mendapatkan masalah! Itu bukan barang yang sembarangan bisa kau sentuh!"

Ana maju dan mengangkat pedangnya. Kesatria itu terkejut melihat kemampuan Ana disana.

"Kau! Dasar bajingan! Kau pernah belajar pedang sebelumnya!!"

Meskipun dia seorang penyihir, dia juga cukup ahli dan terampil dalam ilmu pedang.

Meskipun kakinya dirantai, tapi dia yakin pasti dia bisa menang.

Benar saja, Ana membuat pedang kesatria itu terhempas dan membua semua orang terkejut melihatnya.

"Ada keributan apa ini"

Astaga, itu pangeran Philip.

"Hey kau! Yang mulia menang membawamu kesini! Tapi kau si budak rendahan, tidak punya tempat disini!" Teriak Philip marah.

Philip menatap pedang yang dipegang oleh Ana, dia langsung menariknya dengan kasar dan melemparkan pedang itu.

"Siapa yang memberi budak ini pedang?! Kenapa tidak ada jawaban! Apa kau sangat percaya diri hanya karena yang mulia membawamu, dan meremehkan ku? Tidak bisa dibiarkan! Aku harus memberikanmu pelajaran!" Teriak Philip.

Emosi anak itu sungguh berlebihan.

Dia dengan usia anak ini 17 tahun, tahun ini. Tapi sikapnya seperti kanak-kanak saja.

"Yang mulia, aku tidak bisa melawanmu" ucap Ana.

Benar, dia harus menghindar dari masalah. Apalagi berurusan dengan bocah ini, dia harus pergi.

"Kau! Beraninya kau!" Teriak Philip murka.

Philip mengangkat tangannya dan menunjuk kearah Ana dengan emosi yang menggebu-gebu.

"Apa kau mengatakan jika kau lebih kuat dariku sekarang? Aku memperingatkanmu untuk diam!" Teriak Philip.

Orang-orang tambah berkumpul.
Sebaiknya dia memang harus pergi sana, dia memberikan hormat kepada pangeran bocah itu.

"Ayo pergi, sir Chris" ucap Ana.

"Berhenti disitu kau budak rendahan!" Teriak Philip sembari menarik pedangnya.

Dengan sigap Chris langsung menarik Ana lalu menarik pedangnya juga. Dia menahan pedang Philip agar tidak mengenai tubuh Ana.

"Christoper!!!!" Teriak Philip marah.

Hening.
Semuanya diam disana.

"Christoper! Beraninya kau menghentikan ku! Turunkan pedangmu sekarang juga!" Teriak Plihip.

"Yang mulia, budak ini adalah milik yang mulia kaisar" ucap Chris.

"Hah! Jadi yang mulia mengatakan jika budak ini lebih berharga daripada aku!?" Teriak Philip tambah marah.

Philip benar-benar seorang anak kecil. Dia tahu jika Victoria memperlakukan putra mahkota dengan buruk, tapi dia bisa mengerti kenapa dia bisa cemburu padanya yang hanya seorang budak.

Philip menendang Ana hingga terjatuh.

"Yang mulia!"

"Diamlah Chris! Kau beruntung hanya berakhir seperti ini! Ayo pergi" ucap Plihip lalu pergi begitu saja.

Bocah itu benar-benar.

Ana berdiri dan membersihkan pakaiannya.

"Apa yang kau lakukan?" Ucap Joe.

"Apa maksudmu?" Ucap Ana.

"Jika kau menghadapi kesatria, kau seharusnya bisa mengindari serangan dari yang mulia Philip. Kenapa kau membiarkannya?" Ucap Joe.

Ana terkekeh.
"Aku hanya tidak ingin bertengkar dengan anak kecil " ucap Ana.

.

.

.

TBC

Selir Kesayangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang