Bab 41

3.8K 317 5
                                    

Hallo~ Ada yang kangen sama author?

.

.

.

Pesta diadakan untuk merayakan hari ulang tahun Philip yang ke 18 tahun. Pesta diadakan dengan begitu meriah karena ini adalah masa Philip menginjak umur legal.

Ana duduk sembari menatap Philip yang sedang berbicara dengan para bangsawan lainnya.

Skill berbicaranya sudah mulai terasah, itu bagus. Modal untuk mendekati para bangsawan untuk meluaskan kekuasaan.

"Dia sudah besar" ucap Victoria.

Ana menoleh.
"Kau baru menyadarinya?" Ucap Ana.

"Waktu itu, dia masih berumur 1 tahun ketika pertama kali aku bertemu dengannya, sekarang sudah 18 tahun saja" ucap Victoria.

"Dia sangat mirip padamu. Semoga tahta kerajaan bisa dijaganya" ucap Ana.

"Setelah anak kita lahir, aku akan memberikan daerah kekuasaan ku yang ada di negeri sebrang" ucap Victoria.

Ana menatap tajam Victoria.
"Aku tidak ingin dia pergi jauh dariku!" Ucap Ana.

"Ayolah, inilah tradisinya. Setiap anak kaisar harus memiliki daerah kekuasaan" ucap Victoria.

"Philip tidak punya!" Ucap Ana.

"Karena dia adalah putra mahkota. Daerah kekuasaannya adalah disini, Marloux" ucap Victoria.

"Kenapa kalian bertengkar" ucap Philip mendekat.

Ana berdiri dan berjalan kearah Philip, dia membawa minuman yang dibawakan oleh pelayan dan Philip pun mengambilnya.

"Lihat ayahmu, dia ingin memisahkan ku dengan bayiku!" Ucap Ana.

"Hey, itu sangat kejam, ayah" ucap Philip.

"Lihat? Kalian bersekongkol" ucap Victoria.

Mereka bertiga tertawa.

Orang-orang menatap.
Ketiga orang penting itu tertawa dengan bahagianya.

"Philip" ucap Sophia.

Dia berbalik dan menatap ibunya. Sophia mendekat dan memberikan kotak berisi hadiah dari ibunya.

"Ini untukmu" ucap Sophia.

Philip membuka kotak itu, sebuah kalung. Kalung yang dia gambar saat dia masih kecil. Apakah ibunya membuat khusus kalung ini?

"Ibu, ini sangat cantik. Terimakasih banyak. Ini adalah hadiah terbaik yang pernah aku terima!" ucap Philip sembari memeluk ibunya.

Sophia termenung disana.
Philip memeluknya dengan begitu eratnya.

"P-philip..."

Sophia melepaskan pelukan dan tersenyum kearah Philip. Dia memegang wajah Philip dengan begitu lembut.

"Selamat ulang tahun, sayang" ucap Sophia.

"Terimakasih, ibu" ucap Philip.

Sophia pergi.
Dia menahan tangisnya.

"Maafkan ibu, Philip. Maafkan ibu"

Terdengar suara teriakkan.

"Pangeran Philip!!!!"

Victoria dan Ana berlari kearah kerumunan orang dan melihat Philip tergeletak di lantai dengan mulut yang mengeluarkan darah.

"Panggil dokter kerajaan sekarang juga!"

.

.

.

Ana duduk di sofa yang ada didepan kasur Philip, dia terus menatap Philip yang masih belum sadarkan diri itu. Victoria berdiri disamping dan menatap dokter yang sedang memeriksa kondisi Philip.

Selir Kesayangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang