Bab 23

4.7K 350 5
                                    

Philip duduk di sebuah kasur kecil yang lusuh. Dia menatap keluar jendela, dimana hanya ada pemukiman yang kumuh.

"Kau sudah bangun?"

Seorang pria mungil datang sembari membawa sepotong roti dan air putih. Dia memberikannya kepada Philip.

"Makanlah" ucap Rey.

Dia tinggal di rumah Rey.
Philip sungguh tidak tahu harus kemana lagi, dijalan dia bertemu dengan Ray.

Rey membawanya kemari.

"Kau tidak bekerja?" Ucap Philip.

"Hari ini toko libur, paman harus membawa stok barang dari luar" ucap Rey.

Philip menganggukkan kepalanya.

"Maaf merepotkanmu" ucap Philip.

Rey yang sedang memasukan baju kedalam lemari lusuh itu berbalik kemudian tersenyum begitu manis kepada Philip.

Philip klepek-klepek.

"Aku senang ada teman disini. Lagipula aku hanya tinggal sendirian. Jadi tak apa" ucap Rey.

Orangtua Rey sudah tiada.

Philip sudah 3 hari tinggal disini.
Dia tidak tahu jika seluruh kerajaan sedang mencarinya, Plihip tidak keluar dari rumah ini.

"Aku akan pergi untuk bekerja, tak apa kau sendirian lagi disini?" Ucap Rey.

Rey memiliki banyak pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Sehari bisa beberapa pekerjaan dia lakukan.

"Aku akan ikut dan membantumu" ucap Philip.

"Eh, tak apa?" Ucap Rey.

"Aku sudah menumpang hidup, aku juga harus ikut bekerja untuk membayar sewa" ucap Philip.

Rey tersenyum.

"Baiklah, ayo" ucap Ry.

.

.

.

Philip dan Rey bergantian mengantarkan pesanan milik para petinggi yang ada didalam bar itu.
Rey bekerja di bar sebagai pelayan.

Hari sudah mulai larut.

Karena situasi yang membahayakan jika seseorang mengenalinya, Philip menggunakan sihirnya untuk menyamarkan warna matanya.

Banyak sekali pejabat penting yang datang kesini, seperti gubernur, perdana menteri hingga petinggi militer juga ada.

Philip jadi tahu dimana setiap pejabat ini berkumpul.

"Aku dengar pangeran menghilang"

"Benar, kerajaan sedang mencarinya. Aku dengar yang mulia kaisar sampai mengerahkan pleton kapten Chris untuk mencari pangeran"

"Kaisar? Melakukan itu? Sungguh mengejutkan mengingat bagaimana sikap kaisar sebelumnya kepada pangeran. Ini menandakan jika kaisar masih memberikan kesempatan pada pangeran untuk naik tahta"

Apa yang didengarnya ini?

"Duke Fidel pasti tidak akan tinggal diam jika pangeran naik tahta. Pria tua itu sungguh serakah akan kekuasaan. Aku pernah mendengar tentang rencanannya menggulingkan kekuasaan kaisar"

Philip melotot mendengar itu.

"Ratu dan Duke Fidel memang sama-sama busuk. Mereka bekerjasama dengan menggunakan pangeran untuk menempatkan anak buah mereka didalam istana. Kaisar pasti tidak akan tinggal diam, aku juga tidak ingin kerajaan dipimpin oleh Duke Fidel. Kekaisaran pasti akan hancur jika itu terjadi"

"Pangeran yang malang. Dia hanya digunakan sebagai boneka untuk mempermudah jalan kedua manusia biadab itu"

Philip menggepalkan tangannya.
Saat dia akan membalas mereka, terdengar suara lirih pecah. Dia berbalik kebelakang dan melihat Ray sedang menunduk didepan seorang pejabat pemerintahan.

"Ada apa disana" ucap Philip.

"Beraninya kau menolak perintahku!"

Pejabat militer itu berteriak keras kepada Rey. Philip mendekat dan melihat pipi Rey yang sudah merah. Sepertinya itu adalah bekas tamparan.

"Ada apa ini tuan" kepala pelayan.

"Dia menolak untuk menemaniku!"

"Maafkan saya tuan, dia adalah seorang pelayan, bukan seorang pelacur. Saya akan mendatangkan wanita kepada anda"

"Aku hanya ingin dia! Bawa dia!"

Anak buahnya menarik Rey.

"Hey! Lepaskan dia!" Teriak Philip.

"Siapa kau berani berteriak padaku!"

Philip menatap tajam pria itu.
Membuat pria yang sudah sedikit mabuk itu terpancing amarahnya.

"Apa yang kalian tunggu! Bawa dia kedalam kamar!"

Philip menarik Rey.

"Tangkap dia!"

Beberapa orang menahan tubuh Philip dan membawa Rey. Philip tentu saja memberontak, Rey akan digunakan! Dia tidak akan membiarkan itu terjadi!

"Aku perintahkan kau! Lepaskan dia sekarang juga!" Teriak Philip marah.

Terlihat beberapa orang tertawa mendengar ucapan Philip.

"Siapa kau berani memerintah kami begitu?"

Beberapa orang mengejeknya.

Heh, lihat wajah-wajah sialan itu.
Philip sudah menandai mana saja wajah sialan yang membuatnya marah sekarang.

"Lepaskan! Lepaskan aku!"

Rey terus berteriak.

Philip memberontak, tapi beberapa orang tambahan datang untuk menahannya.

"Sekali lagi, aku perintahkan kau untuk melepaskannya sialan!!!!!!" Teriak Philip menggelegar.

"Siapa kau hah!"

"Aku adalah pangeran Philip El Marloux!!!" Teriak Philip.

Matanya perlahan terlihat.
Sihir yang digunakannya hilang.
Orang-orang yang tadinya tertawa langsung terdiam melihatnya.

"P-pangeran"

Tentara-tentara yang memeganginya melepaskannya, mereka berbaris dengan rapi dan memberikan hormat kepadanya.

Philip berjalan kearah Rey dan menariknya.

"Siapa namamu" ucap Philip datar.

"Kepala divisi Emerald, Edward"

"Tunggu surat pemecatan mu" ucap Philip dingin.

Tak berapa lama datang Chris.
Beberapa orang berlari keluar dan menyebarkan informasi tentang adanya pangeran didalam sana.

"Pangeran Philip" ucap Chris.

"Chris" ucap Philip.

Semua orang terkagum-kagum.
Pasalnya tidak semua orang bisa melihat kesatria khusus milik kaisar. Apalagi mereka bisa melihat pangeran secara langsung juga.

"Mereka sudah merendahkan militer dengan sikap tidak terpuji itu. Dengan bangganya mereka melakukan apapun yang mereka inginkan, menyalahgunakan kekuasaan dengan menggunakan seragam militer kerajaan Marloux" ucap Philip.

"Tangkap mereka" ucap Chris.

"Pangeran! Mohon maafkan kami!"

"Pangeran!!!"

Rey masih tidak bisa berkata-kata saking kagetnya ketika mengetahui jika Philip ini adalah seorang pangeran.

"Rey, kau ikut denganku. Kau akan bekerja sebagai pelayan pribadiku di istana" ucap Philip.

"Hah?" Ucap Rey kaget.

Philip tersenyum melihat wajah Rey. Dia menariknya dan mereka pergi ke istana.

.

.

.

TBC

Selir Kesayangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang