Bab 27

4.7K 362 4
                                    

Victoria menarik Ana dan langsung menatap datar kearah Aiden yang sepertinya terlihat sedikit takut melihat Victoria.

"Kau salah pah—"

"Aku mendengar semuanya. Dari awal sampai akhir" ucap Victoria.

Victoria mendekat dan menunjuk wajah Aiden dengan tatapan dinginnya.

"Aku tidak akan segan melanggar perjanjian perdamaian kita jika kau mengatakan hal yang buruk lagi tenang wanitaku, Aiden" ucap Victoria dingin.

"Ayolah, aku hanya bercanda. Lagipula kenapa kau begitu marah?" Ucap Aiden terkekeh.

"Kau pikir ini lucu? Ana adalah wanitaku, dia adalah harga diriku. Dan kau sudah menghina harga diriku" ucap Victoria.

Aiden diam karena sepertinya dia sadar jika Victoria sedang tidak main-main sekarang.

"Aku tidak takut jika kita akan bertempur kembali, aku tidak takut. Aku akan menghancurkan Ivory dalam sekali pertempuran" ucap Victoria.

"Kenapa kau mengatakan perang? Masa sulit itu sudah kita hentikan" ucap Aiden.

"Aku akan menganggap jika semua ini tidak akan terjadi. Tapi jika aku mendengar kata-kata sialan itu lagi dari mulutmu, aku tak segan untuk langsung menyerang kerajaanmu" ucap Victoria lalu pergi bersama Ana.

Philip mendekat setelah melihat wajah muram Victoria disana.

"Ada apa?" Ucap Philip.

"Kau ambil alih perjamuan ini" ucap Victoria.

"Baik" ucap Philip.

Victoria dan Ana langsung pergi. Sophia dan Duke Fidel menatap mereka meninggalkan aula.

"Kenapa mereka pergi?" Ucap Duke Fidel kesal.

"Aku tidak tahu" ucap Sophia.

"Padahal aku akan melancarkan rencanaku! Sialan!" Ucap Duke Fidel kesal.

Philip menatap kedua orang itu.
Dia hanya tersenyum kepada ibunya lalu pergi begitu saja untuk berbicara dengan tamu lain.

"Lihat? Bocah itu sudah berlagak. Kita harus menyingkirkannya" ucap Duke Fidel.

Sophia menatap ayahnya kaget.

.

.

.

Ana sedang berendam didalam air mawar, dia langsung mandi karena Victoria mengatakan jika mereka tidak akan kembali ke perjamuan.

Philip yang akan mengambil alih.

Jika dipikir-pikir, Aiden takut pada Victoria. Itu adalah keuntungan untuknya, dia memiliki tameng untuk melindungi diri.

Victoria masuk kedalam area kolam pemandian, menatap Ana yang sedang melamun menatap air yang tenang itu.

Dia tidak suka itu.

Dia memegang wajah Ana dan langsung menciumnya. Membuat Ana kaget saat wajahnya ditarik begitu saja oleh Victoria.

"Jangan memikirkan hal itu lagi" ucap Victoria.

Ana menghela nafasnya.

Victoria membuka bajunya hingga menyisakan pakaian tipis dan masuk kedalam kolam, dia duduk dibelakang Ana san memeluknya dari belakang.

"Kau harus kembali kesana, Victoria" ucap Ana.

"Tidak mau, aku ingin disini bersamamu" ucap Victoria.

"Bodoh. Kau adalah wajah kerajaan, bagaimana bisa kaisar tidak ada disana saat tamu penting datang?" Ucap Ana.

"Sudahlah, lupakan tentang perjamuan ini. Pikiran saja tentang kita" ucap Victoria.

"Apa maksudmu?" Ucap Ana.

"Pernikahan" ucap Victoria.

Ini dia...
Ana ragu soal pernikahan ini.

"Aku tidak yakin dengan pernikahan ini, kau tahu sendiri bagaimana situasinya" ucap Ana.

Victoria menghela nafasnya.
Dia memeluk Ana lebih erat lagi.

"Kau bajingan" ucap Ana.

"Apa yang kau bicarakan?" Ucap Victoria.

"Kau keras, bodoh" ucap Ana.

Victoria baru merasakannya.
Dia terkekeh dan membenamkan wajahnya pada leher Ana.

"Lihat? Tubuhku sudah hafal denganmu" ucap Victoria.

Lihat sekarang, tangan Victoria sudah mulai kemana-mana. Mengelus perut hingga ke payudaranya.

"Jangan mengigit leherku!" Ucap Ana.

"Ini menyenangkan, jangan hentikan aku" ucap Victoria.

Ana hanya menghela nafasnya.
Jika dia menolak, sama saja hasilnya. Ujung-ujungnya dia akan dimakan oleh Victoria.

"T-tunggu!"

Dua jari Victoria masuk kedalam vaginanya.

"Nghh"

Suara kecipak air terdengar seiring gerakan tangan Victoria dibawah sana.

"Ahh t-tunggu... Nghh"

Ana menarik rambut Victoria yang sedang menyedot kulit lehernya itu. Jari Victoria terlalu masuk kedalam.

"Ahhh nghhhh"

"Pelan! Akkhhh"

Nafasnya terengah-engah.

Victoria membalikan badan Ana dan langsung menciumnya. Tangannya memeluk pinggang Ana, satu tangannya turun kebawah.

Dia memegang penisnya dan langsung memasukkan penisnya kedalam.

"Akhhhhhhh!!!!"

Ana memukul punggung Victoria.
"Airnya masuk kedalam!!!!" Ucap Ana.

Rasanya tidak enak.

Victoria berdiri sembari menggendong Ana, dia keluar dari kolam dan berjalan kearah kamar.
Dia membaringkan Ana diatas kasur.

"Sekarang nyaman bukan?" Ucap Victoria.

"Ahhh nghhhh ahhh p-pelan"

"Enak?"

"Ahh ahh ngghh"

Gawat, Ana ketagihan.

.

.

.

TBC

Selir Kesayangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang