Bab 12

5.7K 407 6
                                    

Ana berbaur dengan orang-orang. Cukup mudah untuk berbicara pada orang-orang yang sedang mencari muka pada kaisar.

Terlebih dia adalah selir Kesayangan kaisar.

"Hey kau!"

Semuanya menatap kearah sumber suara. Itu adalah Philp, anak itu menatap marah kearah Ana yang sedang berbicara dengan seorang istri bangsawan.

"Jika yang Mulia tidak ada! Kau bukanlah siapa-siapa! Beraninya kau berkeliaran sendirian disini!"

Putra mahkota yang berusia 17 tahun ini sangat tidak dewasa.

Ana mendekat lalu berbisik.
"Sekarang, semua orang sedang memperhatikan kita.  Menurutmu, apa yang membuat orang-orang terpandang disini mendekatiku? Karena yang mulia kaisar ada dibelakang ku. Bahkan sekarang, pasti kejadian ini akan sampai ke telinga kaisar. Jadi redakan amarahmu dan pergilah" ucap Ana.

Ana menghela nafasnya. Dia tidak menyangka harus berurusan dengan bocah seperti itu.

Joe terkekeh melihat Ana.
"Aku menunggu untuk menyelesaikan masalah ini tapi kau menyelesaikan dengan baik. Kerja bagus!" Ucap Joe.

Dia tidak perlu menari pangeran lagi.

"Permisi sebentar" ucap Ana.

Dia mengikuti Philip yang sedang berdiri di balkon sendirian. Dia menutup matanya dan menikmati hembusan angin malam disana.

"Siapa disana!!!"

Ana menutup pintu.

"Benar, orang sepertimu harus mendapatkan puku—"

Saat Philip akan memukulnya, Ana membalas dan memegang kedua lengan anak itu dengan kesal.
Ana langsung berteriak didepan wajah Philip.

"Berhentilah bersikap kekanak-kanakan! Apa kau bahkan tidak ingin menjadi kaisar?!!!!" Teriak Ana.

Philip kicep disana.
Kaget sekaligus tak menyangka jika Ana akan berteriak kepadanya.

Ana mendorong Philip hingga terjatuh kebawah, anak itu masih saja diam karena terkejut.

Dia kesal, bagaimana bisa seorang putra mahkota begitu menyedihkan?

Dia berjongkok dan menarik baju Philip, dia harus menceramahi anak ini agar berubah!

"Jika kau ingin menjadi seorang kaisar, tinggalkan ibumu!" Teriak Ana.

"A-apa..."

"Habisi dia dan buat ayahmu menyadari betapa berguna nya dirimu! Jika kau tidak bisa membunuh ibu kandungmu, bujuk ibu dan kakekmu! Yakinkan mereka agar puas dengan apa yang ada di tangan mereka saja, dan bujuk mereka untuk tidak menginginkan kekuasaan lagi!"

"Jika kau tidak bisa melakukan hal itu, maka menyerahkan terhadap tahta. Bersembunyi lah di lubang tikus" ucap Ana.

Philip mengigit bibirnya karena kesal. Dia mendorong Ana dan menubruknya lalu pergi dari sana.

"Sungguh sia-sia aku berbicara" ucap Ana

Suatu hari, Philip akan digulingkan. Ada kemungkinan jika dia akan mati. Dia berbicara seperti ini karena dia ingin Philip mati dengan tahu kebenaran daripada mati tanpa tahu apa-apa.

Pintu terbuka.
Terlihat Chris dan Joe disana.

"Aku tidak yakin dengan apa yang aku dengar tadi. Ana, tidak peduli seberapa hebat kau sebagai selir kaisar, tetap saja kau terlalu bereaksi berlebihan sebagai seorang budak" ucap Joe.

"Menurutmu, apa yang akan dilakukan oleh pangeran Philip?" Ucap Chris.

"Hey!" Ucap Joe merasa terkhianati.

Ana menghela nafasnya.
"Bagaimana pun juga, dia masih anak-anak. Dia tidak mungkin tiba-tiba merubah pikiran hanya karena aku mengucapkan beberapa kata" ucap Ana.

"Lalu kenapa kau mengatakan itu?" Ucap Joe.

"Karena kasihan"

.

.

.

TBC

Selir Kesayangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang