Bab 22

4.9K 342 2
                                    

Setelah itu, muncul rumor tak berdasar di kerajaan. Hubungan antara Victoria dan Philip semakin renggang.

Bahkan Philip tidak pernah keluar dari kamar setelah itu, anak itu hanya mengurung diri didalam kamar.

Jujur, Ana merasa bersalah.
Gara-gara dirinya...

"Apa yang kau pikirkan?" Ucap Victoria sembari memeluk Ana.

"Jawab pertanyaanku, apakah kau peduli pada Philip?" Ucap Ana.

"Apa yang kau bic—"

"Jawab saja!"

Victoria melepaskan pelukannya.
Terdengar helaan nafas.
Victoria berjalan kearah sofa dan duduk disana.

"Aku tidak tahu" ucap Victoria.

Dia ingin menjitak kaisar ini.

"Memang benar jika Philip adalah benalu yang harus disingkirkan, tapi dia tidak tahu apapun tentang semua ini. Dia bahkan tidak tahu jika ibu dan kakeknya memiliki niat jahat dengan mengorbankan dirinya. Aku hanya merasa, dia terlalu muda untuk semua ini" ucap Ana.

Victoria tidak menjawab.

"Kau bisa menyelamatkan anak itu dari semua masalah ini, dari sekarang. Sebelum semuanya terlambat" ucap Ana.

Menyelamatkan?

"Aku tidak mengerti denganmu, Ana" ucap Victoria.

"Hm?"

"Waktu itu kau menyuruhku untuk menyingkirkan Philip tapi sekarang? Kau ingin aku menerimanya?"

Ana terkekeh.
"Berdasarkan pengalaman saja. Kau tahu, penyesalan selalu datang belakangan. Penyesalan itu akan datang setelah kau melihat mayatnya tepat didepan matamu" ucap Ana.

"Kau tahu alasanku tidak menyukainya. Faktor pertama, benar karena dia lahir dari keluarga musuh kerajaan. Dan kedua, dia terlalu kekanak-kanakan. Perilaku dan pola pikirnya, aku tidak suka" ucap Victoria.

"Pola pikir bisa diubah, Victoria. Dia akan dewasa seiring berjalannya waktu. Dia pasti bisa membedakan mana yang salah dan benar. Pikirannya masih terpenuhi dengan keinginan kasih sayang darimu. Hanya kau yang bisa merubahnya" ucap Ana.

"Itupun jika kau mau" lanjutnya.

Ana menghela nafasnya.
Dia berjalan mendekati Victoria lalu memegang tangannya.

"Anak itu baik, aku yakin" ucap Ana.

Lalu terdengar suara Chri yang terdengar begitu panik diluar sana.

"Yang mulia! Pangeran Philip hilang!" Teriak Chris.

.

.

.

Victoria berlari kearah kamar Philip dan melihat Sophia yang sedang menangis diatas kasur Philip.

"Kirim pleton mu untuk mencarinya" ucap Victoria pada Chris.

Batalion Chris?

"Baik yang mulia" ucap Chris.

Ana mendekat kearah Sophia.
"Philip pasti akan ditemukan, Ratu. Jangan khawatir, dia adalah anak yang kuat" ucap Ana.

Sophia menatap Ana marah.
Dia langsung mendorong tubuh Ana. Dia berdiri dan menunjuk wajahnya.

"Ini semua gara-gara dirimu! Jika saja kau tidak masuk kedalam kehidupan kami! Semua ini pasti tidak akan terjadi! Bagaimana jika Philip ku terluka! Semua ini adalah gara-gara dirimu budak sialan!!!" Teriak Sophia.

Ana sedikit kena mental.

Victoria menarik tangan Ana keluar dari sana. Sophia sedang tidak stabil sekarang, dia takut jika Ana kenapa-napa ketika menjadi sasaran amarah Sophia.

"Ini bukan salahmu, ini salahku" ucap Victoria.

Mereka berjalan di taman.

"Seharusnya aku tidak terlalu keras padanya. Kau benar, dia memang masih kecil dan belum memiliki otak" ucap Victoria.

"Semoga Chris segera menemukannya" ucap Ana.

.

.

.

TBC

Selir Kesayangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang