Bab 53

3.9K 324 14
                                    

Puluhan tahun pun berlalu.

Keempat anak kembar Victoria dan Ana sudah tumbuh dengan besar. Mereka sudah dewasa, bahkan Theo dan Matthew sudah memiliki anak.

Victoria dan Ana sudah memiliki cucu.

Waktu berjalan begitu cepat.
Tak terasa jika warna rambut Victoria dan Ana sudah berubah menjadi warna putih dan tubuh mereka sudah dimakan oleh usia.

Theo dan Matthew sudah naik menjadi seorang kaisar di kerajaan yang di menangkan oleh Marloux.

Philip memegang kekuasaan Marloux secara penuh karena Victoria sudah turun dari tahta. Dia juga sudah memiliki 3 anak bersama Rey.

Theo memiliki seorang putra bernama Raphael dan Matthew memiliki putri bernama Rachael. Sepertinya mereka sudah merencanakan untuk menyamakan nama anak pertama mereka. Sementara Philip memilih tiga anak laki-laki bernama Jade, Jake dan Joe.

Kedua putri kembarnya masih mencari jati diri mereka, belum memiliki seseorang yang akan bersama selamanya.

"Kita sudah tua" ucap Victoria.

Ana yang sedang terbaring itu tertawa.

"Aku bahkan tidak bisa berjalan terlalu lama, kita benar-benar sudah tua" ucap Ana.

Victoria tersenyum.
Dia menatap Ana dan mencium keningnya.

"Kisah kita sungguh panjang. Aku akan menulis buku untuk kita, bagaimana menurutmu?" Ucap Victoria.

"Itu ide bagus. Biarkan orang-orang tahu perjalanan kisah cinta kita" ucap Ana.

Benar, dia akan menulisnya.

"Victoria, aku sangat mencintaimu"

"Tiba-tiba sekali"

Ana hanya tersenyum.

Ana sedang sakit.
Penyakit tua sudah datang.

"kalian benar-benar datang?" Ucap Ana senang melihat seluruh anaknya datang.

Philip, Matthew, Matheo, Aleria dan Freya datang untuk menjenguk ibu mereka.

"Ayolah ibu, kami tidak mungkin melupakan ibu tercantik kami ini" ucap Ria.

"Bagaimana kabar ibu?" Ucap Matteo.

"Baik. Dimana cucu-cucu ku?" Ucap Ana.

"Mereka sedang sekolah ibu, sepulang sekolah nanti, mereka akan kemari" ucap Philip.

Ana menganggukkan kepalanya.
Dia begitu senang sekali, setelah berminggu-minggu tidak bertemu anak-anaknya, akhirnya dia bisa bertemu dengan mereka.

"Ayah, bagaimana kabarmu?" Ucap Philip.

"Aku baik-baik saja" ucap Victoria.

"Kau juga harus memperhatikan kesehatanmu, kau sudah tua" ucap Philip.

"Anak durhaka, tapi memang benar" ucap Victoria.

Mereka terkekeh.

Tubuh Victoria tidak segagah dulu tapi auranya masih sama seperti dulu. Hanya wajahnya saja yang berubah.

"Ukhuk... Ukhuk..."

Mereka semua menatap Ana yang terus terbatuk-batuk.

"Panggil dokter sekarang"

"Ibu, apakah ada yang sakit?"

Ana tersenyum.
"Aku senang, memiliki kalian sebagai anak-anak ku" ucap Ana.

"Apa yang ibu katakan"

"Victoria, aku tidak tahu harus mengatakan apa, untuk segalanya, sangat berarti bagiku. Hidup bersamamu, membuatku merasa bahagia. Aku takut untuk meninggalkanmu" ucap Ana dengan nada bergetar.

"Sayang, apa yang kau katakan. Kau berbicara melantur" ucap Victoria.

Ana menatap langit-langit kamar.
"Kemarilah, peluk aku" ucap Ana.

Victoria terdiam sejenak.
Dia naik keatas kasur dan memeluk Ana yang memeluknya juga dengan erat.

Kelima anaknya juga mendekat.
Aleria dan Freya memegang tangannya.

"Inikah alasan ibu memanggil kami?" Ucap Theo dengan nada bergetar.

"Kalian hadiah terbesar yang Tuhan berikan padaku. Senang sekali hidup di tubuh Ana, aku harus berterimakasih padanya disana"

"Ibu..."

"Aku berharap, aku bisa bereinkarnasi kembali dan kembali bersamamu" ucap Ana sembari menatap Victoria.

"Ana.. aku..."

"Ssttt, jangan berbicara, cukup peluk aku sampai selesai" ucap Ana.

"Di kehidupan selanjutnya, mari berkumpul kembali" ucap Ana sembari tersenyum.

Perlahan, mata yang sudah sayu itu menutup.

"Tidak..."

Victoria memeluk Ana begitu erat.
Sementara putra-putrinya menangis.

"Kenapa kau mengambilnya lebih dulu sebelum aku, Tuhan?" Ucap Victoria dengan nada bergetar.

Victoria menatap wajah tenang Ana. Dia mencium seluruh wajahnya dengan lembut.

"Aku juga sangat mencintaimu, Ana. Sampai berjumpa di paradisus, bidadari ku"

.

.

.

TBC

Selir Kesayangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang