Bab 38

4.3K 344 4
                                    

Ana berdiri didepan cermin.
Wajahnya sudah begitu bosan melihat gaun-gaun pernikahan yang begitu besar dan terlihat berat itu.

"Anda baik-baik saja, nona?"

Seorang pelayan bertanya padanya. Takut jika Ana merasa sakit atau perutnya kenapa-napa.

"Aku baik-baik saja. Kapan ini akan selesai?" Ucap Ana.

"Kami harus memilih beberapa warna lagi untuk pesta malamnya serta gaun untuk perjamuan kerajaan"

Ah sial.

"Tolong ambilkan aku kursi" ucap Ana.

Pinggangnya terasa sakit.

Dengan sigap pelayan membawakan kursi untuknya. Ana langsung duduk dan memijit kaki serta pinggangnya.

"Tak apa" ucap Ana saat seorang pelayan hendak memijit kakinya.

Rey datang sembari membawa Dephne. Naga itu langsung terbang kearahnya, dan duduk dipangkuan Ana.

Untung tubuhnya sudah dikecilkan.

"Dia begitu merindukanmu sampai tidak bisa diam didalam kandang" ucap Rey.

"Kau merepotkan Rey?" Ucap Ana.

"Nnnhhh!!!" Menyangkal.

Mereka terkekeh.

"Dimana Philip?" Ucap Ana.

"Pangeran pergi ke akademi" ucap Rey.

Ana menganggukkan kepalanya. Philip juga masih dalam proses sekolah, sebentar lagi juga akan lulus. Dia hanya perlu melakukan beberapa perintah penting dari Victoria agar bisa naik keatas tahta.

"Semuanya sudah selesai, nona"

Yes! Akhirnya!

Ana berdiri dan meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa pegal. Dia langsung berjalan pergi bersama Rey dan Dephne yang masih ada didalam gendongannya.

"Aku akan pergi ke tempat latihan" ucap Ana.

Rey mengerutkan keningnya.
"Untuk apa? Jangan bilang kau akan berlatih pedang" ucap Rey.

"Tidak" ucap Ana.

Dia berjalan masuk kedalam lapangan dan melihat beberapa kesatria sedang berlatih, ada Joe juga disana.

"Hei, apa yang kau lakukan disini? Yang mulia akan marah besar jika melihatmu ada disini" ucap Joe.

"Dia sedang rapat, tidak mungkin ada disini" ucap Ana.

Joe berdecak mendengar itu.
Dia memang selalu kalah jika berdebat dengan wanita ini.

"Lalu kenapa kau kemari??" Ucap Joe.

"Kau berbicara sangat tidak sopan kepada calon permaisuri kerajaan" ucap Ana.

Joe tersadar akan hal itu.
Dia lupa jika Ana akan menikah dengan Victoria, posisinya akan berada di posisi permaisuri.

Joe menundukkan kepalanya dan berlutut dengan bertumpu kepada pedang yang dipegangnya.

"Mohon maaf atas kelancangan saya"

Ana tersenyum.
Dia memegang pundak Joe.

"Tak apa, bangunlah. Lain kali, jangan berbicara tidak sopan pada siapapun meskipun dia seorang budak sekalipun. Mereka tetap manusia yang memiliki perasaan, mengerti?" Ucap Ana.

"Baik" ucap Joe.

"Berikan aku pedangmu" ucap Ana.

"Ya??" Ucap Joe.

Selir Kesayangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang