Philip membuka matanya.
Yang pertama kali dia lihat adalah Rey. Pria itu sedang berbicara dengan dokter terkait kondisi Philip.
"Pangeran!
Rey menoleh dan melihat Philip sedang menatapnya. Dia mengatupkan bibirnya, menahan tangisnya.
"Tolong minggir sebentar" ucap Dokter.
Rey berdiri.
"Kondisi anda sudah stabil, pengeran. Anda hanya perlu beristirahat total selama beberapa hari"
"Apa yang terjadi?" Ucap Philip.
"Anda diracuni"
Philip mengerutkan keningnya.
"Siapa yang melakukannya?"Dokter itu terdiam.
Menatapnya dan menoleh kearah Rey yang terlihat begitu enggan untuk berbicara."Siapa? Katakan padaku" ucap Philip.
"Ratu Sophia"
Hah?
"Sekarang, Ratu Sophia sedang berada di pengadilan" ucap Rey.
Philip bangkit.
"Sebaiknya anda jangan bergerak terlebih dahulu, pangeran"
"Diam! Lepaskan aku!!" Teriak Philip.
Dokter itu berhenti dan mundur.
Rey maju dan membantu Philip untuk duduk. Pangeran itu susah payah untuk bergerak, dari raut wajah Philip yang terlihat kesakitan.
"Bawa aku ke pengadilan, Rey" ucap Philip.
"Tap—"
"Jangan membantah ucapanku!" Bentak Philip.
Rey mingkem.
Akhirnya dia membawa Philip untuk pergi ke pengadilan, melihat ibunya yang sedang diadili di pengadilan.
Tapi saat dijalan, orang-orang berkumpul di lapangan eksekusi.
"Tidak mungkin..."
Orang-orang menyingkir, memberi jalan kepadanya. Mereka semua berbisik-bisik sembari menatap Philip.
Didepan sana, Ana berdiri dengan Joe. Sementara Victoria berada diatas panggung eksekusi.
Memegang pedang yang sudah berlumuran darah.
"Philip" ucap Ana kaget.
Victoria menoleh.
Menatap Philip yang sedang menatapnya.Sophia, wanita itu sudah mati.
Kepalanya terpisah dari tubuhnya.Dipenggal.
"Bawa pangeran kedalam!" Teriak Ana.
"Ibu..."
Victoria membuang wajahnya.
Dia melemparkan pedangnya dan turun dari sana.Orang-orang sudah didorong mundur agar keluar dari area eksekusi karena mayat Sophia akan segera dibereskan.
"Bawa dia pergi dari sini" ucap Victoria.
"Tidak" ucap Philip.
"Jangan membantah perkataan ku" ucap Victoria.
"Aku akan bersama ibuku sampai pemakaman nanti" ucap Philip bersikeras.
"Terserah padamu" ucap Victoria.
.
.
.
Fidel berlari kearah pemakaman.
Dimana hanya ada beberapa orang saja yang berada di pemakaman itu.Victoria dan Ana ada tapi duduk jauh dari sana, hanya Philip dan Rey yang ada didekat jenazah Sophia.
"Putriku..."
Dia melihat jika kepala putrinya terpisah dari tubuhnya. Membuat lututnya lemas bukan main, dia berlutut dan menangis disamping peti jenazah Sophia.
"Puas kau melihat ibumu mati!" Teriak Fidel.
Pria tua itu menonyor kepala Philip dengan lumayan keras. Melampiaskan amarahnya kepada anak itu.
Victoria berdiri dan kesana.
Dia langsung memegang tangan Fidel dengan erat hingga pria itu kesakitan. Victoria langsung menghempaskan tangan Fidel dengan keras hingga membuatnya terjatuh."Jauhkan tanganmu dari putraku" ucap Victoria dingin.
"Kau! Kau sudah berlaku tidak adil terhadap putriku! Kau tidak adil!!!"
"Dia bersalah, melakukan percobaan pembunuhan terhadap pangeran"
"Apakah kau menanyainya lebih lanjut?"
Menanyainya?
"Tidak bukan! Kau langsung mengeksekusi putriku tanpa tahu apapun!!! Itu sangat tidak adil!!"
Ana menatap hanya diam disana.
Dia tidak diperbolehkan untuk mendekat oleh Victoria."Bawa dia pergi" ucap Victoria.
Beberapa penjaga menarinya.
"Dengar ini Victoria El Marloux!!!! Penguasa dari benua dan pewaris kerajaan Marloux!!!!!" Teriak Fidel menggelegar.
"Didepan semua orang-orang, kaisar sudah tidak berlaku adil pada putriku! Aku akan memastikan keadilan ditegakkan disini! Aku akan melakukan keadilan Dengan mengutukmu!" Teriak Fidel.
Terdengar suara petir.
Victoria menggepalkan tangannya.
"Mata untuk mata. Hidup unik hidup. Dan anak untuk anak, itu baru keadilan! Bahkan kau akan meratapi kehilangnya anakmu! Aku akan mengutukmu!!!!"
"Seret dia dari sini!" Teriak Victoria marah.
"Aku tahu jika budak itu sedang mengandung anakmu! Aku mengutukmu! Kau akan melihat kematian tubuh yang tidak bernyawa anakmu! Kau akan meratapi kematiannya, sama seperti aku!!!!!!!!!"
Setelah itu suaranya tidak terdengar lagi.
Hujan mulai turun disana.
Ana memegang perutnya.
"Kenapa dia mengutuk anakku" ucap Ana bergetar.
Langit juga mendung, seakan mengiyakan perkataan dari Fidel.
Setelah selesai menguburkan Sophia. Mereka semua masuk kedalam istana karena diluar sedang terjadi hujan badai.
Ana terus mondar-mandir didalam kamar, dia masih kepikiran dengan perkataan Fidel.
"Kau akan lelah jika terus seperti itu" ucap Victoria.
"Jangan berbicara dulu padaku, aku sedang cemas sekarang " ucap Ana.
"Soal kutukan itu? Tenang saja, itu hanya ucapan" ucap Victoria.
"Bagaimana bisa aku tenang! Saat dia mengatakan itu, alam juga berubah!" Ucap Ana.
Victoria menghela nafasnya.
Dia menarik Ana dan memeluknya. Sesekali mencium keningnya."Tidak akan aku biarkan kutukan itu sampai pada anak kita. Tenang saja" ucap Victoria.
"Aku takut" ucap Ana.
Victoria terkekeh.
"Kau bisa takut juga" ucap Victoria.Ana berdecak dan memukul dada Victoria, dia sangat kesal. Bagaimana bisa Victoria bercanda disaat seperti ini?!
"Akan aku pastikan jika tidak akan ada sesuatu yang terjadi pada anak kita, Ana. Aku bersumpah, jika kutukan itu benar-benar bekerja, maka kutukan itu harus melewati diriku terlebih dahulu" ucap Victoria.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Selir Kesayangan
Storie d'amoreGXG+Futa+Fantasi area. Aluna adalah seorang penyihir hebat. Tapi dia dibunuh oleh gurunya sendiri atas perintah kaisar, tapi Tuhan tidak membuatnya mati begitu saja. Aluna bereinkarnasi menjadi seorang budak di kerajaan Marloux dan bertemu dengan s...