Bab 17

5.3K 418 13
                                    

Disisi lain, Ana berlari menghindari kejaran monster yang begitu banyak. Dia tidak punya senjata untuk melawan makhluk-makhluk ini!

"Sial! Sial! Ku bertemu dengannya!!"

Monster kelabang, serigala dan sajabannya keluar disana.

"Huh?"

Dia melihat keatas, dimana Dephne terbang mendekat kearahnya. Dia tersenyum lalu memanggilnya dengan senang.

"Dephne!!!!!"

Saat sudah dekat dengan ibunya, naga itu menyemburkan api kearah para monster yang hendak menyerang Ana.

Hutan itu terbakar.

Dia terpukau melihat ini.
Sudah lama dia tidak melihat Dephne mengeluarkan api seperti ini.

Dephne melindunginya.

Tapi lama kelamaan, naga itu terdiam dan tubuhnya mulai menyusut. Ana yang tahu apa yang akan terjadi langsung berlari untuk menangkap tubuh Dephne yang hendak terjatuh ke tanah.

"Kau mencapai batas mu?" Ucap Ana.

Dia melihat kebelakang, masih banyak monster.

Tanpa lama-lama, dia langsung kembali berlari untuk menghindari kejaran para monster itu. Saat sedang berlari, dia melihat Victoria yang sedang menunggangi kuda kearahnya.

Pas sekali!

Victoria mengangkat tangannya dan keluar cahaya merah dan langsung membelah monster yang hendak menyergap Ana.

"Kau baik-baik saja!?"

Ana mengangguk.

"Yang mulia"

Mereka melihat banyak sekali monster didepan. Kenapa semuanya berkumpul disini sekarang?

"Habisi mereka" ucap Victoria.

"Baik, yang mulia!"

Mereka mulai menyerang.
Tak ingin kalah, para monster itu melakukan perlawanan disana.

Semua orang maju kedepan kecuali Ana dan Philip.

"Kau masih hidup?" Ucap Philip.

"Kau ingin aku mati?" Ucap Ana.

"Ya" ucap Philip.

Sialan emang.

"Jaga sisi kanan! Jangan sampai monster-monster itu menyentuh yang mulia!"

"Baik kapten!"

Semuanya sedang berjuang keras.

"Aaaarrggggg!!!!!!"

Seorang penyihir tangannya digigit oleh monster serigala, terlihat tulangnya yang sedang dikunyah disana.

Philip melotot melihat itu.

Monster itu melemparkan tubuh penyihir itu setelah mendapatkan lengannya, dan itu tepat dihadapan Ana dan Philip.

"Aarggg!"

Tubuh Philip bergetar melihat itu.

"Pegang dia dengan baik" ucap Ana sembari memberikan Dephne kepada Philip.

"H-hey! Kenapa kau memberikan monster jelek ini padaku!"

Dephne menatap tajam Philip hingga membuat anak itu berhenti berbicara karena takut di hap.

Ana mendekat kearah mage itu dan membawa tongkat mana itu. Dia bisa merasakan jika sesuatu mengalir didalam tubuhnya setelah memegang tongkat mana ini.

Dia berjongkok dan memegang bahu penyihir itu, dia merapalkan sesuai lalu keluar cahaya berwarna hijau. Penyihir itu tertidur dan darahnya berhenti keluar.

Selir Kesayangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang