Bab 52

3.5K 302 5
                                    

"Ibu... Hiks... Jangan tinggalkan Theo"

"Ibu...."

"Theo janji tidak akan membunuh orang dengan sembarangan lagi..."

Ada apa?
Kenapa orang-orang menangis?

Oeeeee.... Oeeeee...

Suara bayi?
Tunggu, bayi?

Benar, bukankah Ana sedang hamil? Tapi kenapa sudah ada suara bayi lagi? Dia yang masih belum membuka matanya bingung.

Ana ingin membuka matanya tapi tidak bisa, matanya terlalu berat untuk dibuka.

"Sayang, permaisuri ku... Buka matamu, lihat, kita kedatangan dua putri"

Dua?

Perlahan, dia merasa jika di kedua sisi tubuhnya ada sesuatu yang menyentuhnya. Itu bergerak menggeliat dan sebuah tangan kecil menyentuh pipinya.

Terdengar suara tangis bayi dikedua telinganya.

Perlahan, Ana membuka matanya.
Dengan pengelihatan yang samar, dia bisa menebak jika orang yang ada disampingnya adalah Victoria.

"Permaisuri bangun!"

"Oh Tuhan! Siapkan!"

"Ibu!!!!!"

Theo dan Matthew memeluknya.
Suara didalam sini begitu bertabrakan, membuat telinga Ana berdengung.

"Theo, Matthew, minggir. Dokter akan memeriksa ibu kalian" ucap Victoria.

Dokter memeriksa kondisi Ana.
"Syukurlah, detak jantungnya sudah normal kembali. Tapi tubuhnya masih sangat lemah, kami akan melaporkan perkembangannya kepada anda"

"Baiklah, terimakasih dokter"

Ana masih kebingungan.

"Hai sayang" ucap Victoria sembari mencium keningnya.

"Dimana?"

"Kita didalam kamar. Kau bingung bukan? Kau baru saja melahirkan. Beberapa saat yang lalu, kau membuatku begitu takut" ucap Victoria sembari memegang tangan Ana.

Kepalanya menoleh kearah keranjang bayi yang ada disamping kasurnya. Terlihat Theo dan Matthew sedang berjinjit untuk melihat adik bayi mereka.

"Bagaimana dengan bayinya?"

"Mereka sehat"

"Mereka?"

"Kembar lagi"

Ana langsung cénghar.
Kembar lagi?

"Aku ingin melihat mereka"

Victoria tersenyum.
Dia berdiri dan menggendong kedua bayinya, dia duduk disamping Ana dan memperlihatkan kedua bayi mereka.

"Kali ini perempuan"

"Dua-duanya?"

"Ya"

Apakah sebelumnya si Ana ini memiliki kembaran juga? Sudah dua kali dia melahirkan anak kembar.

"Ibu, biarkan aku yang memberikan nama kepada adik-adik bayi" ucap Theo.

"Aku juga" ucap Matthew.

"Aku adalah ayahnya, jadi aku yang akan memberikan nama kepada mereka" ucap Victoria.

"Ayah sudah memberikan nama kepada kami! Sekarang giliran kami memberikan nama kepada adik-adik bayi!" Ucap Theo kesal.

Victoria dan Ana terkekeh.

"Maaf, aku terlambat, apakah sudah lahir?" Ucap Philip dengan nafas ngos-ngosan.

Sepertinya anak itu berlari.

"Astaga, kembar lagi?" Ucap Philip kaget.

"Seperti yang kau lihat" ucap Victoria.

"Biarkan aku menggendongnya" ucap Philip.

Victoria memberikan salah satu bayi yang ada sedang digendongnya. Philip tersenyum dan menatap Ana dengan senang.

"Akhirnya aku memiliki adik perempuan!!" Ucap Philip senang.

Ana tersenyum.
Philip selalu berkata jika dia ingin adik perempuan, dan berharap jika anak yang sedang dia kandung adalah benar perempuan, dan benar saja.

"Wilis! Bagun paviliun untuk kedua putri baru kita didekat kediamanku" ucap Philip.

"Hey hey hey, kau tidak bisa memutuskan begitu saja tanpa persetujuan kaisar" ucap Victoria.

"Aku juga kaisar" ucap Philip.

"Kau belum naik tahta" ucap Victoria.

"Tapi akan" ucap Philip.

Baik, Victoria kalah.
Memang benar ucapan Philip.

"Kakak! Theo ingin menggendong adtuk bayi!" Ucap Theo.

"Tidak, kau akan menjatuhkannya"

"Ayolah!"

Philip selalu suka menggoda Theo. Karena Theo orangnya emosian, berbeda dengan Matthew yang begitu tenang dan santai.

"Jadi, nama apa yang kalian pilih?" Ucap Victoria.

"Barbarian!" Teriak Theo.

Semua orang menatap Theo.
"Sayang, nama itu agak..."

"Aleria El Marloux" ucap Matthew.

"Dan Freya El Marloux" ucap Philip.

Itu terdengar mendingan daripada Barbarian bukan?

"Hey! Kenapa nama yang aku pilih tidak dipilih!" Ucap Theo kesal.

"Kenapa kau kesal? Nama untuk adik-adik bayi harus bagus karena mereka adalah seorang putri kerajaan" ucap Matthew.

Victoria menggusak rambut putranya.
"Jangan bersedih, Matheo. Kau akan menamai adikmu yang selanjutnya" ucap Victoria.

"Hey Victoria, jika kau berbicara lagi, aku tidak akan memberikannya padamu" ucap Ana.

"Ayolah sayang, bukankah bagus? Istana akan semakin ramai jika banyak anak" ucap Victoria.

"Sudah-sudah! Kenapa bertengkar karena hal itu? Lebih baik kita merayakan kelahiran dua tuan putri kita ini" ucap Philip.

Benar.

"Siapkan pesta. Segera umumkan kabar ini pada rakyat"

"Baik!"

.

.

.

TBC

Selir Kesayangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang