Makasih 7rb vote nya( ◜‿◝ )♡
.
.
.
Ana menutup matanya.
Menunggu kapak itu memenggal lehernya dalam sekali tebasan, membuatnya langsung mati seketika.
Tapi kenapa tidak sakit?
"Pangeran!"
Pangeran?
Dia langsung membuka matanya.
Philip mendorong algojo itu dengan keras hingga tersungkur kebelakang. Philip menarik Ana agar berdiri."Kau baik-baik saja? Maaf aku datang terlambat" ucap Philip.
Tunggu, jika Philip selamat...
"Ayah baik-baik saja, tenang" ucap Philip.
Syukurlah.
Tuhan, terimakasih banyak...Prajurit Marloux datang dengan jumlah yang banyak, ternyata rombongan dari kapten pasukan yang baru saja pulang berperang dari luar negeri datang di waktu yang tepat.
Zin dan pasukannya panik.
Mereka terkepung didalam kerajaan.Philip membawanya ke tempat yang lebih aman, diatas menara sihir.
"Tunggulah disini. Aku akan segera kembali. Kalian jaga permaisuri disini" ucap Philip.
"Baik pangeran"
"Tunggu!" Ucap Ana.
Philip menoleh.
"Apa?""Rey. Aku tidak tahu dimana dia sekarang, aku berpisah dengannya" ucap Ana.
Philip terdiam sejenak.
"Aku akan menemukannya"Anak itu langsung terjun kebawah menara. Untung bukan sembarang orang, jika iya mungkin dia sudah mati sekarang.
"Ugh sialan" ucap Ana sembari memegang perutnya.
Sakit.
"Jangan sekarang ya" ucap Ana.
.
.
.
Victoria dengan membabi buta menyerang musuh. Dia harus segera menyingkirkan orang-orang ini dari kerajaannya.
"Dia sudah aman" ucap Philip.
"Bagus. Terimakasih" ucap Victoria.
"Zin, dia mantan guru Ana" ucap Philip.
"Dia yang membunuh Ana?"
"Ya"
"Dia bagianku"
Philip menatap ayahnya yang sudah mengejar pria itu, dia hanya menghela nafasnya dan kembali membantu Chris untuk menyingkirkan pasukan musuh.
Victoria menatap Zin yang berusaha melarikan diri.
"Ingin kabur?" Ucap Victoria.
"Bagaimana..."
"Kau pikir aku akan mati begitu saja?" Ucap Victoria sembari terkekeh.
Zin menatap Joe dan Itt yang masih ikut bersama dengan Victoria, bertarung melawan pasukan Ivory.
"Mudahnya membodohi kalian semua" ucap Victoria.
Dia menyeringai melihat ekspresi wajah Zin yang terlihat begitu marah. Mengetahui fakta jika Joe dan Itt hanya berpura-pura bekerjasama dengan Ivory.
"Kepala raja nu sudah berada ditanganku, menyerah lah" ucap Victoria.
Heh, si Aiden sudah koid?
.
.
.
Ana duduk di menara dengan khawatir, bagaimana keadaan diluar sana?
"Ana"
Rey datang, diantar oleh Philip.
"Syukurlah kau baik-baik saja!" Ucap Ana sembari memeluknya.
"Pangeran menemukanku" ucap Rey.
Ana berjalan kearah Philip.
"Bagaimana keadaan diluar?""Diluar masih terjadi pertarungan"
"Bagaimana keadaan Victoria?"
"Dia masih bertarung dengan Zin"
Zin?
Saat sedang berbincang, terdengar suara teriakkan orang-orang diluar.
"Kita menang!!!!!!"
"Hidup kerajaan Marloux!!!!!!!"
Mereka menang?
Ana berjalan keluar dan melihat Victoria sudah memegang kepala Zin yang terpisah dari tubuhnya. Dia turun kebawah dan menatap Victoria.
Victoria berjalan mendekat kearah Ana dan memberikan dua kepala yang sangat diinginkan oleh Ana.
"Aku memenuhi janjiku, kepala mereka" ucap Victoria.
"Terimakasih" ucap Ana.
Rakyat yang belum sempat dipindahkan itu berjalan kearah mereka.
Marloux menang.
Victoria akan segera mengambil alih kerajaan Ivory dalam waktu dekat. Membuat kerajaan terbesar kedua itu menjadi wilayah kekuasaannya.Saat Ana sedang berbincang dengan para ibu-ibu, dia merasa terheran-heran karena merasa ada yang salah dengan dirinya.
Tapi apa?
"Anda baik-baik saja?"
"Huh?"
"Darah! Permaisuri berdarah!!"
Darah?
Dia menatap kebawah, bawah gaunnya sudah berubah menjadi merah.
Rasa sakit mulai terasa.
Sakit yang luar biasa."Akkkhhhh!!!!"
"Ada apa?!"
Seorang dokter mendekat.
"Yang mulia, sepertinya permaisuri akan segera melahirkan sekarang"Hah?
Melahirkan?.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Selir Kesayangan
RomanceGXG+Futa+Fantasi area. Aluna adalah seorang penyihir hebat. Tapi dia dibunuh oleh gurunya sendiri atas perintah kaisar, tapi Tuhan tidak membuatnya mati begitu saja. Aluna bereinkarnasi menjadi seorang budak di kerajaan Marloux dan bertemu dengan s...