Bab 35

4.2K 360 20
                                    

Victoria mengamuk.

Kamarnya sudah berubah menjadi kapal pecah. Semua barang dia banting.

"Kenapa kau pergi!!!!!!"

Napasnya memburuh.
Matanya menatap tajam kearah sudut ruangan, dia mengeluarkan sihirnya hingga semua kaca didalam langsung pecah tanpa sisa.

Penjaga dan maid diluar ketakutan. Mereka hanya bisa diam didepan. Sampai Philip datang karena merasakan sihir Victoria yang begitu kuat.

"Ada apa ini?" Ucap Philip.

"Pangeran... Nona Ana pergi meninggalkan istana, yang mulia marah besar sekarang"

Saat Philip akan masuk, dia mengurungkan niatnya. Jika dia masuk sekarang, Victoria hanya akan semakin menjadi-jadi.

"Kalian pergilah, aku akan mengurus ini" ucap Philip.

"Baik, pangeran"

Rey datang.
Dia menatap takut kearah pintu.

"Tak apa" ucap Philip.

Rey merasa bersalah sekarang.
Apakah dia harus mengatakan yang sebenarnya? Tapi dia sudah bersumpah kepada Ana untuk tidak menceritakan semuanya.

BRAK!!

Victoria membanting meja kearah pintu.

Rey terperanjat kaget.
Philip memegang tangannya.

"Pergilah" ucap Philip.

"Anu..."

"Hm?"

.

.

.

Disisi lain...

Ana yang sudah mengenakan penutup kepala menatap istana.

"Aku tidak akan pergi jauh, Victoria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tidak akan pergi jauh, Victoria. Hanya sampai semuanya menjadi tenang. Para menteri tidak akan melakukan kudeta padamu jika aku pergi" ucap Ana.

Dia berbalik dan pergi meninggalkan istana. Dalam sekejap mata, dia menghilang.

Ana sudah ada di pinggiran kerajaan. Dia akan menenangkan dirinya.
Lagipula kasihan bayi ini jika dia terus berada didalam istana.

Dia berjalan masuk kedalam hutan. Pepohonan yang rindang membuatnya menjadi tenang.

Saat menemukan lahan yang pas untuk membuat rumah, dia duduk sejenak. Kakinya sakit setelah berjalan lumayan jauh.

"Apakah ini efek kehamilan? Aku menjadi cepat kelelahan" ucap Ana.

Dia memegang perutnya.

"Aku tidak menyangka kau akan datang lebih awal. Gara-gara dia yang selalu memasukkan benihnya didalam, kau jadi datang" ucap Ana.

Ana menghela nafasnya.
"Aku tidak jahat ya, aku tidak akan membunuhmu. Kau berhak hidup jadi aku akan melahirkanmu ke dunia" ucap Ana.

Dia terus berbicara dengan janinnya.

"Baiklah baby, ayo kita membuat rumah. Aku ingin segera tidur"

Dia berdiri dan mengangkat kedua tangannya, perlahan sebuah rumah ada disana.

Rumah gaib, yang hanya bisa dilihat oleh orang orang terpilih saja. Dia masuk kedalam dan membaringkan tubuhnya diatas kasur.

"Ayo kita tidur sebelum mencari makanan"

.

.

.

Malam hari begitu suram.

Keadaan istana begitu mencekam setelah Victoria memenggal orang-orang yang merencanakan kudeta padanya.

Ya, dia mengetahui itu.

Darah ada dimana-mana.

Philip menatap Victoria yang sedang minum alkohol didalam kamar yang sangat berantakan itu.

"Ayah"

"Pergilah"

"Jangan seperti ini"

Victoria melemparkan gelas wine. Untung saja Philip bisa menghindarinya.

"Baiklah. Kita akan bicara besok pagi" ucap Philip.

Dia keluar dari kamar dan menutup pintu.

Victoria menghela nafasnya.
Matanya menatap kearah tempat tidur, dimana biasanya ada Ana yang sudah tertidur.

"Kenapa?"

Dia menutup matanya.

"Kenapa kau meninggalkanku?"

"Kau tahu bukan? Aku tidak bisa hidup tanpamu, Ana"

.

.

.

TBC

Selir Kesayangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang