Bab 33

4.4K 346 7
                                    

Ana masih duduk diatas kasur dengan wajah cengo nya. Dia masih belum bisa mencerna apa yang sudah terjadi tadi, dia kaget+khawatir.

Victoria terlalu nekat tanpa mendiskusikan hal ini dengannya.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Ucap Victoria.

Apa katanya?

"Kenapa kau tidak mengatakan padaku jika kau akan mengumumkan hal seperti itu tadi?" Ucap Ana.

"Kau tidak suka?" Ucap Victoria.

Ana berdiri dan frustasi sendiri.
"Kau tidak mengerti! Aku sudah mengatakannya kepadamu sebelumnya, konsekuensi tentang hubungan ini! Kau masih belum mengerti juga?" Ucap Ana.

"Ya, aku tahu konsekuensinya. Dan aku memilih untuk mengambil konsekuensi itu" ucap Victoria.

Victoria memang sudah gila.
Jadi ini yang terjadi jika seseorang sudah bucin berat hah?

Tunggu, apakah sebelumnya Ana menggunakan pelet atau susuk pada tubuhnya? Tapi dia tidak merasakan semua benda-benda menyeramkan itu pada tubuh ini.

"Ada apa dengan atmosfer disini. Seharusnya kalian bahagia karena sebentar lagi akan menikah!" Ucap Philip sembari membawa botol sampanye.

"Tanya saja pada ayahmu itu" ucap Ana lalu pergi dari sana.

"Oh, okay" ucap Philip.

Philip menaruh botol itu dan duduk disamping Victoria.

"Apa yang terjadi?" Ucap Philip.

"Apakah aku mengambil keputusan yang salah?" Ucap Victoria.

"Tidak, kau tidak salah" ucap Philip.

"Lalu kenapa Ana begitu marah? Aku hanya ingin mengumumkan jika pernikahan kami akan segera dilakukan" ucap Victoria.

Philip menangkap poinnya.
"Mungkin dia marah karena ini begitu tiba-tiba. Lagipula, maaf aku harus mengatakan ini, dia adalah seorang budak, status sosial nya sangat rendah untuk bisa menjadi istri sah mu. Dia pasti memikirkan bagaimana kedepannya jika pernikahan terus dilanjutkan" ucap Philip.

Itt masuk kedalam.

"Yang mulia, kami membutuhkan anda di ruang rapat sekarang juga"

Victoria menghela nafasnya.
Dia berdiri dan menatap Ana yang sedang berdiri di balkon.

"Kau bicara padanya. Aku akan segera kembali" ucap Victoria.

Philip menganggukkan kepalanya. Setelah Victoria keluar, dia berjalan kearah Ana yang sedang memandang langit itu.

"Ingin minum?" Ucap Philip.

"Ayahmu gila, Philip" ucap Ana.

"Gila karenamu" ucap Philip.

Ana menatap Philip.
"Kau sama saja seperti dia"

"Tentu saja, aku adalah putranya"

Baik, dia mengaku kalah jika berdebat dengan duplikat Victoria ini.

"Kau tidak perlu khawatir, ayah akan mengurus semuanya. Kau hanya tinggal duduk diam menunggu hari pernikahan tiba" ucap Philip.

"Itu tidak semudah ucapanmu, kau tahu?" Ucap Ana.

Philip menganggukkan kepalanya.
"Segalanya bisa terjadi bukan? Dulu di keluarga kami ada yang menikah dengan seseorang pedagang"

"Apa yang terjadi padanya setelah itu?"

"Mmh... Itu, dia ditendang keluar dari kerajaan" ucap Philip.

Kan.

"Kau ingin ikut?" Ucap Ana.

"Kemana?"

"Menjernihkan pikiran.

Ana berbalik dan merapalkan mantra tua, perlahan didepannya ada sebuah portal. Dia masuk, diikuti oleh Philip. Mereka keluar di sebuah danau yang begitu cantik.

"Bagaimana kau bisa melakukan ini?" Ucap Philip kaget.

Ana adalah seorang budak, bukan penyihir. Membuka portal hanya bisa dilakonan oleh penyihir tingkat atas.

"Rumit jika dijelaskan" ucap Ana.

"Kau memiliki mana yang kuat. Sebenarnya siapa kau?" Ucap Philip.

"Penyihir" ucap Ana.

Philip menatap Ana kaget.
"Tunggu, aku masih belum mengerti"

Ana menceritakan semuanya.
Dari A sampai Z.
Dia tidak ingin menyembunyikan hal ini lagi, dia harus menceritakannya sebelum sesuatu terjadi dan malah merugikan dirinya.

"Pantas saja kau begitu benci pada Aiden waktu itu" ucap Philip.

"Aku bisa menggunakan sihir lebih besar dari ini, tapi tubuh gadis ini terlalu lemah untuk melakukannya. Aku harus beradaptasi dan melakukannya secara bertahap, barulah aku bisa membuat portal ini" ucap Ana.

"Luar biasa" ucap Philip.

"Kau tidak waspada padaku? Aku adalah penyihir dari kerajaan musuh" ucap Ana.

"Kau menaruh dendam pada ivory bukan? Itu artinya kau adalah teman Marloux. Apakah kau sudah menceritakannya kepada ayah?" Ucap Philip.

Ana menggelengkan kepalanya.
"Victoria pasti tidak akan percaya. Dia begitu menganut pemikiran logika dan tidak percaya akan hal reinkarnasi atau transmigrasi seperti ini" ucap Ana.

"Tapi tunggu, ini bisa dijadikan alasan agar kau bisa menikah dengan ayahku bukan? Kau adalah penyihir, penyihir memiliki tingkatan yang sama seperti duke jika jabatanmu tinggi" ucap Philip.

"Kau bodoh? Kau ingin aku mengatakan jika aku adalah jiwa penyihir agung dari Ivory? Orang-orang akan menganggapku gila" ucap Ana.

"Ini hanya tentang cara menyampaikannya" ucap Philip.

Ana menatap portal dibelakang mereka. Dia berdiri dan menarik Philip untuk berdiri juga.

"Ayo kembali, Victoria sedang berjalan menuju kemari" ucap Ana.

Mereka kembali ke balkon.
Dan terdengar suara Victoria yang sedang marah-marah kepada seseorang.

"Aku akan memikirkan caranya" ucap Philip sebelum Victoria masuk kedalam kamar.

"Pergi dari sini! Aku tidak ingin mendengar ocehanmu lagi!" Teriak Victoria kepada seorang pejabat sepuh.

Pasti tentang pengumuman itu.

Victoria menatap mereka berdua.
Tanpa bicara dia langsung masuk kedalam kolam pemandian dan menutup pintu dengan sangat keras.

"Kau bisa kembali ke kamarmu" ucap Ana.

"Baik, permaisuri" ucap Philip.

"Anak anj"

.

.

.

TBC

Selir Kesayangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang