Oslo
"Aku di kantormu. Bisa ketemu? Sekalian makan siang."
Baru kali ini sebuah pesan singkat bisa membuatku mati kutu. Aku bahkan sudah lupa kapan terakhir kali Rosie meninggalkan pesan untukku, sampai siang ini, ketika tiba-tiba ada pesan baru untukku.
"Lo? Jadi makan?"
Aku mengalihkan pandangan dari handphone dan menatap Stevie yang menungguku.
"Rosie ngajak makan siang. Lo sama Nina aja."
Stevie menatapku dengan kening berkerut. "Rosie? Lo balikan sama dia?"
Aku meringis membayangkan kemungkinan tersebut berubah jadi kenyataan. Aku tidak sebodoh itu untuk memulai kembali hubungan dengan Rosie.
Tidak, setelah dia mengkhianati kepercayaan yang kuberikan.
"Never," sahutku tegas.
Stevie sudah puas mendengarkan semua keluh kesahku tentang Rosie. Dia satu dari segelintir orang yang menyaksikan hubunganku dan Rosie. Bahkan dia ada di saat aku berkenalan dengan Rosie.
Aku bertemu Rosie di after party pernikahan salah satu klienku. Rosie temannya, malam itu dia hadir sebagai bridesmaid. She's stunningly beautiful. Setiap laki-laki pasti akan terpukau oleh kecantikannya.
Wajahnyalah yang membuatku tertarik kepadanya. Insting binatangku menginginkan Rosie. Keinginan itu tidak berlangsung sepihak. Meski dia menari dengan teman-temannya, bukan sekali dua kali dia melirikku. Rosie tidak menutup-nutupi keinginan yang terpancar di matanya.
I want her.
She wants me too.
Menjelang akhir pesta, kesempatan itu datang. Untuk pertama kalinya di malam itu, Rosie sendiri. Aku membawa dua gelas wine dan menghampirinya. Malam itu, aku berkenalan dengannya.
Malam itu juga, aku tidur dengannya.
Sisi liarku membawaku dari satu perempuan ke perempuan lain. Aku menikmati kesan misterius yang mereka dapatkan dariku, membuatku jumawa karena bisa mendapatkan perempuan mana pun. Aku menikmati setiap pujaan yang diberikan kepadaku.
Rosie membuatku merasakan hal lain. Semula aku menganggap dia hanya akan menjadi one night stand berikutnya, sama seperti perempuan lain yang pernah hadir di hidupku. Namun aku mendapati diriku kembali ke tempatnya keesokan harinya.
Juga hari-hari berikutnya.
Rosie memporakporandakan hidupku. Bersamanya terasa menyenangkan. Sampai keinginan untuk settled down itu datang. Aku merasa Rosie adalah pilihan yang tepat. Perempuan yang selama ini aku cari. Dia sangat mengenalku, seperti aku yang begitu mengenalinya. Berawal dari ketertarikan fisik, aku rasa aku sudah jatuh cinta.
Kehidupan pernikahan nyatanya tidak seperti yang kubayangkan. Menjalani hidup dengannya membuatku sadar bahwa aku tidak mengenalnya. Rosie menyimpan rahasia yang kemudian membuatku harus menanggung kekecewaan.
Rosie sudah menunggu di lobi sewaktu aku sampai di sana. Dia langsung tersenyum saat melihatku. Tidak banyak yang berubah darinya. Rosie tetaplah perempuan dengan kecantikan dan percaya diri tinggi yang mampu membuat siapa pun menoleh ke arahnya.
Tanpa suara, aku melewatinya. Aku mendengar dia mendesah singkat sebelum akhirnya mengikutiku. Sedikit pun, aku tidak bersuara dan Rosie juga tidak mengutarakan apa pun. Sampai kami tiba di restoran Thailand yang ada di mal dekat kantor. Rosie tidak protes ketika aku memilih restoran itu, mengingat Rosie selalu memilih hal yang berkebalikan dariku dan berujung ke pertengkaran di beberapa bulan sebelum akhirnya kami bercerai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Baby! (Buku Kedua dari Yes Series)
RomanceSetelah bercerai, Oslo memutuskan untuk tidak pernah terlibat dengan perempuan dan fokus pada advertising agency yang baru dirintisnya. Janji tersebut buyar karena kehadiran Miranti, karyawan baru yang langsung mengusik Oslo sejak hari pertama. Mira...