Aku menekan pundak Oslo untuk menahan sensasi yang menguasai tubuhku. Berada di atasnya, dengan penisnya berada di dalam tubuhku, sepenuhnya berada di bawah kendaliku, memberikan pengalaman berbeda untukku.
Aku baru menyadari bahwa pengalaman seks selama ini sangat membosankan.
Semula aku pikir Drew yang terbaik. Tapi posisi misionaris yang menjadi andalannya tidak bisa memberikan rasa puas sedahsyat yang diberikan Oslo.
This is more than just an orgasm. This is explosive orgasm.
Aku terus menggerakkan tubuhku, membuat penis Oslo menghantam sangat dalam. Sementara Oslo berbaring di bawahku, menatapku dengan intens. Tangannya tak henti-hentinya menyentuhku. Meremas payudaraku. Menamparnya hingga melahirkan gelenyar yang membuatku mempercepat gerakanku. Jarinya beranjak menuju klitorisku, mengusapnya dengan menuntut, membuatku semakin menggila.
"Ride me harder, Baby," bisiknya.
Aku menegakkan tubuh dan menumpukan tangan di pahanya. Dadaku yang membusung membuat Oslo menggila. Dia memberikan remasan keras yang membuatku semakin terpacu untuk memuaskannya.
Selama ini, aku tidak pernah percaya diri untuk berada di atas tubuh pria seperti ini. Woman on top hanya untuk mereka yang dianugrahi tubuh seksi. Namun, ketika Oslo menarikku hingga mengangkangi tubuhnya dan penisnya memasuki kewanitaanku, aku seketika lupa pada tubuhku yang jauh dari kata seksi. Satu-satunya yang menguasai benakku hanyalah mereguk kenikmatan yang ditawarkan Oslo. Sepuasnya.
Aku mengangkat kaki dan menekankannya ke tempat tidur sehingga aku berjongkok di atas tubuhnya. Aku membuat gerakan memutar, merasakan penis Oslo melesak kian dalam.
"Shit, Mimi. Lakukan lagi," pintanya.
Berada di atas angin, aku melakukan hal yang sama. Bukan hanya Oslo yang mengerang penuh nikmat, aku pun tak kuasa melawan semburan hasrat dari dalam tubuhku.
"Mas, aku sudah enggak kuat." Napasku terengah-engah.
Oslo menggenggam kedua tanganku, membuatku bertumpu sepenuhnya kepadanya. Kini giliran Oslo yang menguasaiku. Dia menghentakkan penisnya keras-keras, membuatku yakin saat ini sudah melambung ke langit ke tujuh.
Ketika semburan rasa puas itu menguasaiku, aku kembali menjeritkan namanya. Oslo mengangkat tubuh dan mendekapku. Mulutnya menyerbu payudaraku, memberikan sensasi lebih. Penisnya terus menghantamku, meski tubuhku sudah bergetar hebat.
Menghadirkan rasa puas yang bertubi-tubi.
Tubuhku mendadak berubah jadi jeli. Napasku tidak beraturan.
Di saat aku masih berusaha mengendalikan diri, Oslo memutar tubuhnya hingga kini aku yang rebah di tempat tidur. Dia mengangkat sebelah kakiku dan meletakkannya di pundaknya. Oslo berlutut, penisnya terus menghunjamku. Orgasme yang belum sepenuhnya hilang, kini mulai menunjukkan tanda-tanda kehadirannya lagi.
"Mas, aku mau sampai," erangku.
Oslo mempercepat gerakannya. Jarinya kembali mengusap klitorisku, memberikan rangsangan yang utuh.
This is too much.
"Mas, aku sudah enggak kuat." Aku memukul kasur untuk meningkahi rangsangan yang sangat kuat ini.
Oslo semakin liar. Dia menggagahiku seolah tak ada hari esok, menjanjikan kepuasan penuh untukku.
"Kita sampai bareng-bareng, ya."
Aku ingin menjawab, tapi hanya erangan yang keluar dari mulutku.
Gerakan tubuh Oslo mulai tidak terkendali. Begitu pun dengan tubuhku. Saat Oslo menghentak dalam dan keras, tubuhku seperti melambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Baby! (Buku Kedua dari Yes Series)
RomansaSetelah bercerai, Oslo memutuskan untuk tidak pernah terlibat dengan perempuan dan fokus pada advertising agency yang baru dirintisnya. Janji tersebut buyar karena kehadiran Miranti, karyawan baru yang langsung mengusik Oslo sejak hari pertama. Mira...