Kecelakaan

12 1 0
                                    

Olesan pertama di wajahnya telah selesai. Nara terlihat sangat cantik dengan make up yang tipis. Senyumnya merekah, mengingat hari ini Arya akan mengajaknya jalan-jalan.

Dipadukan dengan baju putih bergambar boneka beruang dan memakai celana kulot berwarna biru dongker, Nara nampak terlihat sederhana namun dapat menarik perhatian.

Setelah puas melihat dirinya pada pantulan cermin, Nara menuruni tangga untuk menemui Arya yang tengah berbincang dengan sesekali tertawa bersama orangtuanya.

"Tuh Nara." Kata Tani, menuntun Arya melihat Nara yang berdiri di ujung tangga.

Untuk beberapa saat Arya terpukau melihat betapa cantiknya sang kekasih hati. Hari-hari sebelumnya, Nara memang cantik. Tapi hari ini, Nara sangat cantik.

"Hei, udah belum lihatin anak saya nya? Jangan terlalu lama, ntar dia balik lagi ke atas karena malu!" Tegur Rama kepada Arya sembari terkekeh.

Mendengar itu Nara bersemu ia tak bisa menahan senyumnya yang mengembang, salah tingkah. Tani dan Rama tertawa, sementara Arya terlihat kikuk karena ketahuan oleh Rama.

"Yaudah sana pergi, katanya mau jalan-jalan." Kata Tani kepada Arya.

Arya menyalami tangan Rama dan Tani, lalu berdiri menghampiri Nara yang masih di ujung tangga.

"Kamu cantik." Pujinya tulus.

"Makasih."

"Apalagi kalau pake kalung dari aku."

Nara refleks menyentuh kalung 'NARARYA' yang ia pakai.

"Tapi cantikan tetangga di apartemen Wildan." Candanya.

Wajah Nara lantas menekuk. Ia menyenggol Arya ketika melewati pemuda itu.

Menyalami kedua orangtuanya dan pergi dahulu keluar rumah. Arya terkekeh geli. Padahal ia hanya bercanda, namun Nara malah marah.

"Hati-hati, ya." Pesan Tani.

Arya mengangguk. "Pasti Arya jaga, Tante. Kalau sampe lecet, Arya rela dicoret dari daftar mantu idaman."

Tani terkekeh pelan, "Ada-ada aja kamu."

"Nara!" Panggil Arya.

Nara menoleh masih dengan wajah yang menekuk.

"Aku bercanda ih malah ngambek."

"Siapa sih tetangga di apartemen Wildan itu?"

"Ih aku bercanda, serius."

Nara mendelik, wajahnya terlihat jengkel.

"Udah dong jangan ngambek. Masa kamu mau cemburu sama tetangga Wildan yang usianya 50 an?"

Nara tahu Arya hanya bercanda. Ia hanya ingin melihat bagaimana Arya membujuknya. Sebab cara Arya selalu membuatnya merasa menjadi gadis yang spesial.

"Mau pergi gak? Aku udah gak sabar nih nunjukkin ke orang-orang kalau aku punya pacar spek bidadari." Puji Arya hiperbola.

Mendengar itu pipi Nara bersemu merah. Ia sempat-sempatnya mencubit pinggang Arya karena salah tingkah.

.......

Mengunjungi wahana permainan besar di Jakarta, Nara nampak senang sekali mengetahui tempat tersebut adalah tempat yang mereka tuju. Sebelumnya Arya tak pernah mengatakan bahwa mereka akan pergi ke sana.

Arya hanya mengatakan bahwa mereka akan jalan-jalan menyusuri Ibu Kota Jakarta. Ketika masuk gadis 18 tahun itu terlihat seperti anak berumur 6 tahun.

Nara terus loncat-loncat kegirangan sambil menarik tangan Arya. Arya tak keberatan ditarik sana-sini oleh Nara. Justru ia senang karena melihat Nara terlihat begitu bahagia.

BIFURKASI RASA [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang