19. The Desperation

192 30 4
                                    

"Nona Ruzeline, bisa kita berbicara?"

Hada datang menyusul Ruzeline ke taman setelah mencarinya ke mana-mana. Ia harus memastikan sesuatu yang Ibunya pinta selidiki.

"Selamat malam Tuan Askar," sapanya pada Askar.

"Iya."

"Maaf Tuan Askar, bolehkah saya meminta izin berbicara dengan Nona Ruzeline?" tanya Hada.

Askar tak menjawab, melainkan mengalihkan pandangannya ke gadis itu, "Kau mau berbicara dengannya?"

"Iya tidak apa," balas Ruzeline. Askar pun mengangguk.

"Apa ini perbincangan pribadi? Jika iya aku akan permisi," ucap Askar.

"Jika Tuan bersedia, saya mohon bantuannya," kata Hada sopan.

"Baiklah. Tolong jaga Ruzeline," pintanya lalu beranjak dari sana.

Setelah Askar pergi, Hada pun duduk di tempat yang tadinya ia tempati.

"Ada urusan apa dengan saya, Tuan Hada?"

"Begini, bolehkah saya mengetahui nama panjang anda?" tanyanya.

"Nama panjang? Tiba-tiba?"

"Saya tau ini terdengar aneh. Tapi saya bersumpah hal ini tidak untuk membahayakan ada. Saya bersumpah atas na-"

"Ruzeline van der Meyer," potong gadis itu.

"Maaf?"

"Van der Meyer. Ruzeline van der Meyer," jawab Ruzeline.

Seakan Hada menemukan hal yang begitu mengejutkan, ia menganga sejenak. Sampai Ruzeline menyadarkannya.

"Tuan?"

"Ah. Ma-Maaf. Apa mungkin Ayah anda bernama Daan van der Meyer?" tanya Hada membuat Ruzeline terkejut.

Ruzeline mengernyit. Dari mana dia tau? "Iya, benar."

Hada pun tersenyum di bawah lampu-lampu taman.

"Saya akan mengirimkan surat cepat atau lambat. Di situ saya akan memberitahu semuanya," ucap Hada.

"Tapi..."

"Saya akan menjelaskan semuanya saat itu."

***

"Ruzeline!"

Gadis yang baru saja kembali dari taman langsung menengok ketika seorang wanita memanggilnya.

"Kak Amika, kapan kau datang?" tanya Ruzeline pada Amika.

"Beberapa saat yang lalu. Aku mencarimu tadi," katanya.

"Benarkah? Di mana Kak Nararya?"

"Eum, dia sedang berbincang bersama orang tuanya."

"Eh? Tuan dan Nyonya Bumantara datang?"

"Hanya Tuan Bumantara. Presiden dan Istrinya pun juga datang. Hanya saja mereka ada di ruangan VVIP," ucap Amika.

Pyramid: TemaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang