"Masih tidur rupanya."
Arhad yang masuk ke kamar hotel Ruzeline untuk mengeceknya, dibuat tersenyum dengan pemandangan Ruzeline yang tengah tertidur dengan Rico di sebelahnya.
Sambil menaruh kunci duplikat kamar Ruzeline ke saku kemejanya, ia berjalan mendekat ke arah Ruzeline dan Rico, lalu merapikan letak selimut mereka agar tak terbangun.
"Arhad? Jam berapa ini?"
Pria itu malah tak sengaja membangunkan Ruzeline. Ia lantas mengelus rambut gadis itu lembut.
"Kau bisa kembali tidur," ucapnya pelan.
"Aku sudah tak mengantuk," balas Ruzeline seraya mengubah posisinya menjadi duduk, "Arhad, jaga Rico sebentar. Aku ingin mandi.
"Baiklah."
***
"Tuan Rian."
Rian──pria yang tengah terbaring di sofa tersebut sontak menengok ketika bawahannya memanggil namanya. Ia pun mengubah posisinya menjadi duduk.
"Kau lupa ini jadwal tidur siangku?" kesalnya.
"Maaf Tuan, saya hanya ingin melaporkan sesuatu yang penting," ucap bawahannya yang diketahui bernama Harja.
Rian lantas mempersilakan bawahannya untuk menjelaskan apa yang terjadi. Ternyata mengenai permintaan dari Keluarga Revello untuk mencari Rico yang hilang.
"Baiklah, kerahkan orang-orang Bumantara yang berada di negara ini," ucap Rian, "Sekarang pergilah, aku ingin tidur."
Ketika pria berusia 26 tahun itu ingin tidur kembali, bawahannya menghentikan dirinya.
"Tuan Arhad ada di Swiss sekarang."
Mendengar hal itu, Rian lantas memasang wajah kaget, "Apa yang ia lakukan di sini?"
"Saya rasa hanya berjalan-jalan biasa dengan tunangannya," jawab Harja.
"Kau yakin? Bukan karena dia ingin mengambil cabang Bumantara di Swiss?"
"Saya yakin, Tuan."
Rian pun menghela napas lega. Ia merasa sedikit tenang. Sedikit.
Tiba-tiba pintu ruang kerja Rian dibuka oleh seorang gadis cantik bersurai panjang.
"Ada apa, Riel?"
Adik kembar Rian, yaitu Riel, datang untuk mengabari sesuatu. Bawahan Rian yang sadar pun lantas pamit dari sana, meninggalkan mereka berdua di dalam.
"Aku dapat telepon dari Ayah," ucap Riel, "Dan dia ingin kita kembali ke Indonesia. Sekarang."
"Is this some kind of joke? Kenapa kita harus pulang sekarang? What is happening?" heran yang lebih tua.
"Arhad Bumantara is happening. He hates us, Rian. Ayah khawatir jika kita bertemu dengannya, ia bisa berbuat sesuatu pada kita. Terlebih ini di Swiss, Ayah tak bisa melindungi," Riel menjelaskan
"F*ck it, Riel! Kenapa selalu kita yang harus menghindari Arhad maupun Nararya?"
"Karena kita bukan anak dari Nyonya Tiana. Kita juga tidak diperbolehkan menyandang nama 'Bumantara' oleh Kakek. Jangan berharap banyak, Rian," sang adik tersenyum pahit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pyramid: Temaram
RomanceGadis Belanda terlibat dengan orang-orang terpenting Indonesia pada 1950. ❝Aku keturunan penjajah. Kita tak akan pernah bersatu.❞ ‐ 1950, Jakarta Setelah Indonesia merdeka, pernakah kalian berpikir bagaimana nasib keturunan para penjajah yang ada? ...