1. I'll Protect You

856 68 0
                                    

PADA MALAM YANG SURAM, seorang keturunan Belanda bernama Ruzeline van der Meyer berlari di bawah derasnya hujan. Pandangannya terus menelisik ke setiap sudut, mencari keberadaan seseorang.

Darah. Bau anyir menguar, bersatu dengan petrikor yang ditimbulkan oleh hujan.

Ribuan orang tergeletak di tanah dengan begitu mengenaskan. Sebuah pertumpahan darah baru saja terjadi, itu semua begitu mendadak tanpa adanya peringatan.

"Nee, Vader!"

Melihat tubuh tak bernyawa yang ia kenali, Ruzeline berlari ke sana secepatnya. Hatinya mencelos mendapati tubuh yang biasa merangkulnya, bersimbah darah dengan nyawa yang sudah melayang.

"Tidak! Tidak mungkin! Ayah?" tangannya mengguncang tubuh itu-tubuh sang Ayah dengan harapan Ayahnya kembali hidup.

"Ayah bilang semua akan baik-baik saja," buih bening berjatuhan di wajah yang sudah basah kuyup akibat air hujan tersebut.

Tidak ada yang tau takdir Tuhan. Pada akhirnya semua akan kembali di pangkuan sang pencipta.

"Aku menyayangimu, Ayah."

Dan hari itu, cakrawala menjadi saksi atas kesedihan Ruzeline. Tangisan dari seorang gadis yang ditinggal sebatang kara. Tak ada yang tersisa untuknya, kecuali penderitaan.

***

Di lain sisi

PLAK

"Dasar anak tidak berguna!"

Bunyi tamparan keras terdengar menggema di dalam ruangan. Seorang Ibu tengah memarahi anaknya.

"Maafkan aku, Ibu."

"Sudah ku bilang saat kau besar, kau harus mewarisi perusahaan! Tetapi apa? Kau malah bersikeras menjadi Pilot?!"

Madaharsa Arhad Bumantara──Arhad. Anak berusia 17 tahun itu menunduk mendengar amarah sang Ibu yang menentang keinginannya.

"Tapi Ayah setuju dengan hal ini, Ibu."

"Itu semua karena ia tak peduli dengan keluarga ini! Siapa lagi yang akan peduli jika bukan aku?!"

Tiana──Ibu dari Arhad berteriak layaknya orang kesetanan.

"Dengar Arhad! Semua bisnis milik Bumantara, kau dan Nararya harus menguasainya! Jangan biarkan anak haram Ayahmu yang mengambil alih bahkan satu bisnis pun!"

Derai air mata bercucuran di wajah Tiana yang tengah dikuasai oleh emosi.

Sedari kecil, Arhad menerima perlakuan buruk dari Ibunya yang terobsesi oleh prestasi Arhad. Itu semua karena Ibunya tidak ingin anaknya tersaingi oleh anak dari selir sang Ayah.

"Jika aku menjadi Pilot, Kak Nararya masih bisa mengambil alih semua bisnis, Bu. Aku mohon, biarkan aku meraih impianku."

PRANG

Tiana melempar vas bunga ke sembarang arah, yang membuat Arhad terkena serpihan dari vas beling tersebut.

"Kau pikir Nararya yang pembangkang itu bersedia?! Hanya kau yang bisa Ibu andalkan Arhad. Tetapi, mengapa kau mengkhianati kepercayaan Ibu?!"

"Ibu, aku tidak bermak──"

Tiana langsung mencengkram kerah Arhad dengan erat, membuat Arhad berhenti berbicara, "Dengar! Kau itu mahakarya terbaik milik Ibu! Kau harus selalu menurutiku!"

Setelahnya, Tiana meninggalkan kamar Arhad dan menguncinya dari luar. Tanpa memedulikan wajah sang anak yang berdarah karena perbuatan Tiana.

"Ibu pikir aku akan terus menuruti Ibu?" Arhad memegangi pipinya di mana darah mengalir.

Pyramid: TemaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang