ISTANA YUWANA
── 11 Oktober, 1357Terhitung sudah 6 tahun sejak Raishan turun ke medan perang. Dan sekarang, buah hati Airishena dan Raishan bahkan sudah berusia 6 tahun.
"Ibunda!"
Bocah lelaki dengan wajah mirip Raishan itu berlari dengan semangat ke arah Airishena yang baru datang ke Istana Yuwana, yang merupakan kediaman Pangeran dan Putri.
"Anakku, bagaimana latihan pedangmu dengan Paman Renoa dan Paman Zaka?" Airishena menggendong putranya.
"Melelahkan. Tapi aku suka!" semangat bocah itu, Arzanka.
"Syukurlah kalau begitu," Airishena pun mencium dahi anaknya.
"Bakat Baginda Pangeran begitu menakjubkan," puji Zaka.
"Benar, Yang Mulia. Baginda Pangeran menuruni bakat Yang Mulia Kaisar," Renoa pun menimpali.
"Gen nya pada anak ini memang kuat sekali ya," kekeh Airishena, menatapi anaknya yang memang mirip sekali dengan Raishan, "Apa yang menurun dariku padanya?"
"Sikap baik hati Baginda Pangeran begitu mirip Yang Mulia Permaisuri," kata Renoa, yang disetujui Zaka.
"Jadi Suamiku tidak baik?" canda Airishena.
Renoa dan Zaka pun terkekeh mendengarnya.
"Ibunda, kata Paman Renoa dan Paman Zaka, kemampuan Ayahanda sangat luar biasa. Aku jadi penasaran bagaimana jika Ayahanda mengajariku berlatih pedang," semangat Arzanka.
"Itu pasti akan terjadi. Tunggu Ayahanda selesai perang, ya?" kata Airishena, "Oh iya, Paman Adhiswara menyiapkan pesta teh di Istana Ibunda. Kita ke sana ya?"
"Ayo!"
***
"Adhiswara."
Airishena memanggil Adik iparnya yang tengah menuangkan teh dari teko ke gelas.
"Kakak," balas Adhiswara seraya tersenyum, "Silakan duduk."
Airishena yang tengah menggendong putranya pun duduk di bangku yang sudah disiapkan. Ia lantas menaruh putranya di kursi sebelahnya.
"Sini, duduk juga," ajak Airishena pada Renoa dan Zaka.
"Terima kasih, Yang Mulia Permaisuri," keduanya pun lantas ikut duduk.
Mereka berlima pun berbincang-bincang mengenai banyak hal. Salah satunya tentang peperangan yang katanya akan segera berakhir.
Dulu, Adhiswara yang merupakan Adik Raishan, menempuh pendidikan di Arnoman. Tetapi setelah adanya perang antara Arnoman dengan Ranabraha, Adhiswara pun kembali ke Ranabraha.
"Saya dengar juga katanya Mahapatih Jayanasa akan segera menikah. Pernikahannya selalu ditunda, karena itu Bhre Bewari marah dan meminta pernikahan segera dilakukan."
"Tampaknya benar begitu. Aku dengar dari Kirani juga," balas Airishena.
Sekarang, perasaan cintanya untuk Jayanasa sudah beralih pada Raishan. Bahkan lebih besar lagi perasaan cintanya pada Raishan, dibanding dengan Jayanasa dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pyramid: Temaram
RomansaGadis Belanda terlibat dengan orang-orang terpenting Indonesia pada 1950. ❝Aku keturunan penjajah. Kita tak akan pernah bersatu.❞ ‐ 1950, Jakarta Setelah Indonesia merdeka, pernakah kalian berpikir bagaimana nasib keturunan para penjajah yang ada? ...