25. The Epitome of Happiness

184 32 11
                                    

3 Bulan Kemudian

Terhitung 3 bulan semenjak Ruzeline menghilang. Tapi sampai sekarang, Arhad, Cakra, Nararya, Ren, Rasi, Artha, Amika, dan bahkan satu anggota tambahan mereka yaitu Rahan,

Tak pernah berhenti mencari Ruzeline.

"Bahkan aku menyusuri sampai ke Belanda. Tapi aku tak mendapat apa pun."

Arhad berkata dengan nada sendunya pada tujuh orang yang duduk melingkar di dekatnya.

Saat semuanya sudah tau Ruzeline adalah Rania, Nararya memberi undangan pada Rahan untuk datang ke rumahnya. Mereka lalu meminta penjelasan padanya tentang apa yang terjadi.

Lalu tentu saja setelah Rahan memberitahunya, ia pulang dengan babak belur.

"Bagaimana bisa Kak Ruzeline menghilang layaknya ditelan bumi?" kata Ren sedih.

"Aku takut kita tak akan bisa menemukannya," pesimis Artha.

"Tolong jangan mengatakan hal itu," pinta Rasi yang juga takut.

Nararya tampak berpikir. Padahal malam sebelum menghilang, Ruzeline menginap di rumahnya. Lalu ia hilang sesaat setelah pulang.

"Arhad, Cakra, kalian sudah menyelidiki Mahatama?" tanya Nararya.

"Tak ada yang mencurigakan. Aku sudah meminta bawahan untuk memata-matai Tuan Hada. Benar tak ada apa-apa," ujar Cakra.

"Begitu pula denganku," timpal Arhad, "Tapi tunggu, apa ada jaminan hal itu tak dimanipulasi?"

"Maksudnya?" tanya Amika tak paham.

"Keluarga Mahatama ada di bidang keamanan. Kita terlalu meremehkan hal ini. Sudah pasti ada yang salah," Rahan akhirnya berbicara.

"Artha, apa Kakakmu benar-benar tak akan datang? Dia hanya datang sekali untuk memperingati," tanya Ren.

"Kak Askar sibuk berpacaran. Ia selalu surat menyurat dengan seorang gadis berinisial M," jawab Artha malas.

"Dari mana kau tau inisialnya?" tanya Rasi.

"Tentu saja karena aku pernah diam-diam membacanya. Walau pada akhirnya ketahuan dan Kak Askar marah besar," Artha bergidik ngeri.

Entah Arhad yang mendengarnya harus senang apa bagaimana karena Askar memiliki pujaan hati lain. Bukan lagi gadisnya.

Tapi karena hal itu juga, Askar tak bisa membantu menemukan Ruzeline. Padahal jika menggabungkan kekuasaan Bumantara dengan kekuasaan yang Askar pegang, pasti bisa.

Bumantara memang sangat berkuasa, tapi kekuasaan yang sangat besar itu bahkan tak bisa digunakan untuk menemukan Ruzeline.

"Rupanya aku terlalu melebih-lebihkan perasaan Tuan Askar pada Ruzeline," Amika menghela napasnya.

"Jadi apa yang akan kita lakukan? Menyelidiki kembali Mahatama?" tanya Rahan.

"Tak perlu," balas Arhad, "Biar aku sendiri."

"Hei ajak aku juga," kesal Cakra.

"Aku bisa sendiri. Kau meremehkan kekuasaanku?" intimidasinya.

Pyramid: TemaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang