Ruzeline melipat koran tersebut dengan raut datarnya. Ia bangkit dari kursi, menuju ruangan Cakra.
"Anda memanggil, Presdir?" tanyanya.
"Iya, duduklah."
Sesuai perkataan Cakra, Ruzeline duduk di sofa dengan tenang, menunggu Cakra berbicara.
"Jadi seperti yang sudah tersebar di surat kabar, hari ini Tuan Arhad Bumantara dan Nona Bewari akan bertunangan. Aku tau ini begitu mendadak untuk menjadi tawaran, tapi bisakah kau menemaniku?"
Dalam lubuk hatinya, Ruzeline tak mengindahkan tawaran itu sama sekali. Tapi Cakra adalah atasannya. Menolak tawaran darinya cukup tidak sopan.
"Iya, Presdir," balasnya.
Cakra pun tersenyum sumringah, "Aku tau kau akan menerimanya. Karena itu, aku sengaja membelikanmu ini," ia menyerahkan sebuah kotak pada Ruzeline.
"Bukalah kotak itu di rumah. Nanti malam setelah fajar, aku akan menjemputmu."
"Baiklah. Terima kasih Presdir."
***
Ruzeline menggaruk tengkuknya yang tak gatal setelah melihat isi dari kotak yang Cakra berikan.
Itu adalah gaun dan sepatu hak tinggi yang sangat mewah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pyramid: Temaram
RomanceGadis Belanda terlibat dengan orang-orang terpenting Indonesia pada 1950. ❝Aku keturunan penjajah. Kita tak akan pernah bersatu.❞ ‐ 1950, Jakarta Setelah Indonesia merdeka, pernakah kalian berpikir bagaimana nasib keturunan para penjajah yang ada? ...