35. It's Just Us

193 25 9
                                    

"Kau sudah bangun?"

Ruzeline yang baru saja membuka mata dikejutkan dengan keberadaan Arhad yang tengah duduk di tepi kasurnya seraya memegang buku bacaan.

"Arhad, ada apa?" tanyanya bingung. Tak biasanya Arhad datang ke kamarnya begini.

Tanpa memberi pencerahan pada rasa penasaran Ruzeline, Arhad malah mengalihkan pembicaraan, "Aku sudah menyiapkan baju. Pakailah lalu temui aku di bawah."

"Tunggu dulu, ini tentang apa? Memang kita mau pergi?" heran Ruzeline.

"Kau akan tau nanti," ucap Arhad. Lalu keluar dari kamar megah tersebut.

Setelah keluar dari kamar, Arhad menyunggingkan senyum senangnya. Ia pun tak sengaja berpapasan dengan Yuda.

"Sekali lagi terima kasih karena sudah membiarkanku mengajaknya pergi walau aku pernah lalai," kata Arhad.

Yuda pun menepuk-nepuk pundak Arhad, "Manfaatkan dengan baik kesempatan kedua ini. Yang kemarin bukanlah kesalahanmu. Itu sudah direncanakan. Aku pun tak perlu terlalu waspada, karena bisa-bisa Tuan Putriku akan menderita karena kewaspadaanku."

"Aku akan memanfaatkannya dengan baik Paman. Terima kasih."

"Iya, Arhad. Kalau begitu aku pergi dulu ke kantor."

"Hati-hati, Paman."

***

Ruzeline akhirnya selesai bersiap. Ia terus menatapi pakaiannya yang aneh sekali di cuaca Indonesia ini.

"Arhad kau mau membunuhku? Kau lupa betapa panasnya cuaca di sini?" tanya Ruzeline setelah bertemu dengan Arhad di bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Arhad kau mau membunuhku? Kau lupa betapa panasnya cuaca di sini?" tanya Ruzeline setelah bertemu dengan Arhad di bawah.

"Tak mungkin, Ruzeline. Karena kau sudah memakainya, mari pergi sekarang," ajak Arhad, menggandeng gadis itu.

Tampak Ruzeline pun menatap penampilan Arhad yang juga seperti akan menghadapi musim dingin.

Tampak Ruzeline pun menatap penampilan Arhad yang juga seperti akan menghadapi musim dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan menatapku begitu. Ikuti saja aku," kata Arhad.

Mereka pun akhirnya menaiki mobil dengan Arhad yang menyetir. Diikuti beberapa mobil yang merupakan bawahan Arhad di belakang mereka.

Pyramid: TemaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang