"Aku tidak bisa berpikir." Neo meletakkan kepalanya diatas tumpukan berkas dimeja kerjanya., Dia ada di salah satu night club miliknya, sedang rindu pada otak adik kesayangannya, berkas bukanlah keahliannya.
Kalau dipikir umurnya baru 20 han kenapa sudah sibuk mengurusi semua ini. Harusnya dia menikmati dunia perkuliahan dan masa muda, dan merasakan jatuh cinta mungkin, Cinta ya.. tiba-tiba terlintas wajah seseorang dibenaknya, seseorang yang begitu mengemaskan.
"Sejak kapan emang kau punya otak untuk berpikir." Ejek Pawin dengan santai, membuyarkan lamunan Neo. Lihat kan betapa sibuknya dia, bahkan hanya sekedar untuk melamun saja sudah di ganggu."Phi, aku ada ide, bagaimana kalau aku bakar berkas-berkas ini?"
"Bakar saja, sekalian bakar tempat ini, lalu kita semua jadi gelandangan, beres."
"Iss." Neo mendesah kesal. Bicara dengan Pawin sama sekali tidak berguna tidak ada solusi.
"Kau hanya perlu mengecek laporan, bukan membuatnya kenapa begitu saja tidak bisa sih?" Pawin mengejek lagi. Bos kecilnya ini lucu kalau sedang kesal begini.
"Ngomong gampang Phi. coba kau yang lakukan, nih."
"Maap saja ya, bukan tidak mau membantumu, tapi nama belakangku bukan Pirapat. Hihihihi."
"Helehh bilang aja kau juga tidak bisa. Huh..baiklah kalau begitu kita tidak ada solusi lain, aku harus cari asisten, paling tidak yang lebih mau mengunakn otaknya dari pada kita berdua." Neo mengambil ponselnya dan menelepon seseorang.
"Halo paman Kao maap menggangu malam-malam indahmu lagi. Bisakah besok kau kirimkan seseorang untuk membantuku memeriksa setumpuk kertas di mejaku yang terlihat sama seperti tumpukan sampah ini, Phuwin sibuk mempersiapkan liburan kelulusannya. Aku tidak bisa memgangunya. Oke terima kasih."
Ttuuuutt..ttuuut..
Telepon di tutup sepihak oleh Neo dengan cepat sebelum dia mendapatkan makian dari seberang sana, lalu terkekeh bahagia.
.
.
"Kau benar-benar akan pergi berdua saja dengan Pond?"
"Papa ini hanya liburan, kami akan baik-baik saja. Kami pernah pergi berdua bahkan tanpa membawa banyak uang."
"Dan kalian ditemukan di rumah sakit." Mix tidak rela anaknya pergi, apalagi hanya berdua dengan Pond. Dia takut terjadi sesuatu pada mereka berdua seperti yang terakhir kali.
"Papa bisa mengirimkan orang-orang Phi Neo untuk mengikuti kami, kalau Papa begitu kawatir." Sebenarnya Phuwin kesal, mereka bukanya mau pergi berperang ini hanya liburan, itu pun di dalam negeri saja kenapa Papanya begitu kawatir.
"Baiklah begitu saja, Papa akan bilang mereka untuk menjaga jarak dari kalian. Bukankah kalian butuh Privasi?" Mix tersenyum sambil menaik turunkan alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phuwin's Birthday Present
Fanfic"Phu.. Phu ingin hadiah ulang tahun apa?' tanya Papa Mix lembut. Anak laki-laki imut yang dipangil Phu itu menunjuk anak laki-laki lain yang tergeletak tak sadarkan diri di lantai dengan ekspresi kawatir. . . "Saya adalah milik anda, tuan muda Phuwi...