Akhir seperti apa yang sebenarnya diinginkan orang-orang atas sebuah kehidupan. Lisa tidak pernah berpikir mencintai seseorang yang tidak pernah mencintainya. Lisa tidak pernah berpikir akan menjadi orang jahat di sebuah hubungan, dia ingin orang itu bahagia dengan begitu dia juga akan bahagia. Saat peluru melesat menuju dua orang yang saling mencintai yang berpelukan saling melindungi itu, Lisa tidak berpikir lagi dan berlari menjadi tameng mereka.
Cinta
Kata yang tidak bisa diucapkan Lisa pada Pond akan dibawanya mati saja, tapi rencana gagal. Dia tidak mati dan sekarang terpaksa berdiri disini menandatangani perjanjian pernikahannya dengan Phuwin, menatap seseorang yang dicintainya Pond yang sedang menatap sendu ke arah Phuwin. Kenapa Lisa tidak mati saja.
"Selamat atas pernikahannya." Pond mengulurkan tangannya menjabat tangan Lisa sambil tersenyum.
"Pond..."
"Saya akan melihat Gemini dulu." Kata Pond kemudian melepaskan tangannya dengan cepat, kemudian beranjak pergi tanpa memperdulikan sekelilingnya.
Sementara Phuwin hanya diam melihat punggung Pond yang berbalik dan menjauh darinya. Semua kacau, saat insiden penculikan Lisa dan Lisa tertembak, bayi yang seharusnya belum lahir itu terpaksa dilahirkan. Bayi laki-laki itu tumbuh sehat dan kuat, bertahan dengan baik begitu pula ibunya.
Dan dengan penuh suka cita beberapa hari kemudian Papanya Mix memberikan berkas pemeriksaan DNA yang menyatakan bayi itu adalah benar anak Phuwin, darah dagingnya. Lucu tanpa tes DNA pun harusnya mereka semua tau kalau bayi itu adalah bayi Phuwin karena wajahnya benar-benar mirip ayahnya. Karena itu Pond memanggilnya Gemini yang berarti bintang kembar.
.
.
"Nikahi Lisa, bayi itu harus didaftarkan kelahirannya atas nama keluarga Pirapat." Perintah ayahnya Earth. Singkat padat dan menghancurkan hati semua orang saat itu.
Phuwin harus bertanggung jawab, bayi itu benar-benar anaknya, tapi bagaimana dia akan melakukan itu, bagaimana dengan Pond. Dia dan Pond sudah resmi menikah. Bagaimana dia bisa mendaftarkan orang lain sebagai istrinya.
.
.
Ceklik ..
Pintu kamar Phuwin terkunci dengan bunyi ceklik yang biasa, diatas tempat tidurnya sudah ada Pond yang duduk dan hanya diam.
"Pond .. soal Lisa..." Phuwin duduk disamping Pond menggenggam tangan Pond dengan lembut mencoba mengajak Pond berbicara.
Pembicaraan tadi dengan seluruh anggota keluarganya tentang menikahi Lisa ditolak Phuwin mentah-mentah. Tapi di kepalanya belum menemukan solusi apa pun, karena itu dia harus membicarakan ini berdua dengan Pond.
"Jangan katakan apa pun." Pond merengkuh Phuwin dalan dekapannya yang semakin lama semakin mengerat.
"Tapi ..emmh."
Tiba-tiba Pond mencium Phuwin, mencoba membungkam mulut Phuwin dengan mulutnya agar Phuwin tidak mengatakan apa pun lagi. dilumatnya bibir Phuwin yang selalu jadi favoritnya itu. merebahkan Phuwin ke tempat tidur dengan perlahan. Membuka pakaian mereka satu persatu sampai keduanya telanjang, Menyentuh seluruh tubuh Phuwin menciuminya tanpa ada satu tempat pun yang terlewatkan olehnya. Pond begitu lembut dan lembut ini seperti baru pertama kali mereka melakukannya.
"Pond. Uhh.." Phuwin benar-benar terbuai, Pond yang seperti ini Phuwin menyukainya. Pond melakukannya dengan sangat luar biasa, sejenak Phuwin melupakan segala macam masalah yang sedang dihadapinya menikmati bagaimana Pond memainkan tubuhnya sampai akhirnya mereka mencapai putih bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phuwin's Birthday Present
Hayran Kurgu"Phu.. Phu ingin hadiah ulang tahun apa?' tanya Papa Mix lembut. Anak laki-laki imut yang dipangil Phu itu menunjuk anak laki-laki lain yang tergeletak tak sadarkan diri di lantai dengan ekspresi kawatir. . . "Saya adalah milik anda, tuan muda Phuwi...