"Phu.. Phu ingin hadiah ulang tahun apa?' tanya Papa Mix lembut. Anak laki-laki imut yang dipangil Phu itu menunjuk anak laki-laki lain yang tergeletak tak sadarkan diri di lantai dengan ekspresi kawatir.
.
.
"Saya adalah milik anda, tuan muda Phuwi...
"Phuwin..berhenti bermain dengan air, ini masih pagi anda bisa sakit nanti." Pond berteriak memanggil Phuwin yang sedang asik berenang sendirian di pinggir pantai. Pond khawatir kesayangannya itu akan sakit, dari membuka mata Phuwin belum makan apa pun langsung mengajak Pond berjalan-jalan ke pantai dan berakhir bermain air.
"Tidak, ini segar sekali, ayo kemari Pond bermain denganku." Jawab Phuwin keras kepala seperti biasa.
"Ayo pulang, perut anda harus di isi dulu, Phi Prem sudah memasak masakan kesukaan anda tadi." Rayu Pond yang hanya terus mengamati Phuwin yang sedang asik bermain air. Lihatlah Phuwin yang telanjang dada di sinari matahari pagi begitu mempesona.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku belum lapar pulanglah sendiri aku masih mau main disini." Phuwin bangkit berlari ke tengah air dan berendam.
"Anda ini bener bener.." Pond tersenyum, melepas kausnya lalu berlari menghampiri Phuwin dan menangkapnya dalam pelukan.
"Apa yang kau lakukan, lepaskan aku Pond."
"Tidak akan." Pond mencium pipi Phuwin dan terus menciuminya gemas.
"Berhenti Pond ini geli., Hahaha" Phuwin berusaha melepaskan pelukan Pond yang semakin mengerat. Memukul lengannya beberapa kali tapi Pond masih saja tidak mau melepaskannya dan terus menciuminya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Phuwin tidak habis akal, dan membalas mencium Pond tepat dibibirnya, mencoba menghentikan bibir nakal Pond yang sedari tadi membuatnya kegelian. Phuwin salah besar, bukannya berhenti Pond malah menyeringai senang, langsung kembali menyambar bibir Phuwin dan melumatnya perlahan. Phuwin melotot tapi membalas lumatan itu tidak mau kalah. Lumatan kecil itu menjadi lebih inten, lidah Pond bahkan sudah mulai menghitung deretan gigi putih di dalam mulut Phuwin.
"Akhh Ponnd." Phuwin berbalik menghadap Pond, tangannya menarik tengkuk Pond dan memperdalam ciumannya. Tangan besar Pond tidak tinggal diam dengan lembut membelai punggung, pinggang dan semua tempat ditubuh Phuwin yang bisa dijamahnya. Kulit Phuwin benar benar halus tanpa cacat Pond menyukainya.
"Uhh..akh.." Phuwin melenguh lagi mulai kualahan dengan sentuhan sentuhan Pond, kakinya terasa mulai tidak bisa menopang tubuhnya. Pond dengan sigap mengendong Phuwin layaknya quala membawa Phuwin ketepian tanpa melepaskan ciumannya. Perlahan merebahkan tubuh Phuwin di atas karpet yang sengaja di siapkannya untuk mereka duduk tadi.