Bab 33

2.8K 206 9
                                    

Ini sudah kesekian kalinya Pond mencoba masuk ke rumah keluarga Pirapat dam dihajar. Kemarin Tuan besarnya hanya mengusirnya keluar rumah, memintanya pergi untuk selamanya. Tapi bagaimana bisa Pond melakukan itu, dari pada jauh dari Phuwin, Pond lebih baik memilih untuk dipukuli sampai mati.

Sementara Phuwin tidak keluar dari kamarnya diam sudah tidak menangis tapi tidak mau melakukan apa pun. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini. Mix mencoba mengajaknya bicara tapi anak itu tetap bungkam.

"Ayah, kapan ayah pulang kenapa tidak memberi tau?" Tanya Neo yang baru pulang kerumah, duduk di sofa di depan ayahnya.

Belum sempat menjawab pertanyaan Neo, salah satu anak buah Earth masuk dengan terburu.

"Ada apa?" Tanya Earth datar.

"Tuan besar, Pond terus saja mencoba masuk dan membut keributan." Lapor orang tersehut. Earth memijit pelipisnya lelah, Pond lagi Pond lagi kenapa anak itu begitu keras kepala dan tidak menyerah saja.

"Bawa dia masuk." Perintah Earth pada akhirnya, orang itu menunduk dan pergi keluar menjalankan perintah tuannya.

"Ada drama apa lagi ini Ayah?" Tanya Neo penasaran. Dari kemarin dia tidak pulang kerumah karena ada sedikit masalah di salah satu casinonya.

"Pond meniduri adikmu."

"Ohh aku pikir kenapa." Jawab Neo santai sama sekali tidak tampak terkejut, menyesap kopi yang tadi disuguhkan di depannya oleh seorang pelayan.

"Apa maksudnya kau pikir kenapa?'

"Mereka masih muda, biasa kan melakukan hal-hal menyenangkan seperti itu Yah, Ayah seperti tidak pernah muda saja." Jawab Neo lagi.

"Jadi kau tau semua ini?" Tanya Earth dengan suara datar. Neo menelan ludahnya gugup ups sepertinya dia salah bicara.

"Dan membiarkanya?" Earth kesal, jadi selama ini hanya dia dirumah ini yang tidak tau hubungan Pond dan Phuwin yang sebenarnya. Kenapa semua orang menyembunyikan hal ini darinya.

"Ayah itu..aku .." jawab Neo tergagap. Neo belum melanjutkan kata-katanya, dua orang anak buah mereka masuk membawa Pond.

Pond yang masih berpenampilan sama seperti kemarin saat keluar dari rumah keluarga Pirapat, hanya mengenakan sebuah kaos polos tipis dan celana panjang. Sudut bibir dan hidungnya terluka, tampak lebih parah dari sebelumnya, Kedua tangannya diikat ke belakang karena terus memberontak ingin bertemu dengan Phuwin.
Seperti seorang pencuri yang tertangkap Pond berlutut di depan Tuan Besarnya Ayah dari kekasihnya yang duduk dengan berwibawa hadapannya.

Seperti seorang pencuri yang tertangkap Pond berlutut di depan Tuan Besarnya Ayah dari kekasihnya yang duduk dengan berwibawa hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuan Besar."

"Kau masih berani memanggilku Tuan Besar setelah apa yang kau lakukan pada anakku?"

"Tuan saya mohon, biarkan saya bertemu Tuan Muda" Pond sangat kawatir pada Phuwin dan ingin segera bertemu dengannya atau paling tidak Pond harus melihat keadaan Phuwin, semalam diam-diam Bibi Nam memberi kabar pada Pond bahwa Phuwin tidak mau makan, tidak mau melakukan apa pun, dia hanya diam di dalam kamarnya sejak kemarin.

Phuwin's Birthday Present Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang