Saat terbangun Phuwin sudah ada ditempat tidurnya, masih mengenakan kemeja kerjanya yang kancingnya sudah tidak terkancing rapi. Melihat ke tempat tidur di sampingnya dimana biasanya Pond tidur, tapi bagian itu kosong, Pond tidak ada. Phuwin menghela nafas, sendirian adalah hal yang paling tidak disukai Phuwin.
"Pond." Dipanggilnya nama suaminya dengan suara sedikit serak, tenggorokannya terasa begitu kering.
Phuwin akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan turun ke dapur mencari segelas air, Di dalam kamarnya tidak ada air minum bahkan segelas pun. Malas sebenarnya harus beranjak dari tempat tidurnya, tapi tenggorokannya benar-benar terasa tidak nyaman.
Rumah mewah dua lantai itu tampak sepi dimalam hari begini, para pelayan diijinkan pulang oleh Phuwin setelah menyiapkan makan malam seperti hari-hari biasanya. Di luar rumah itu hanya ada beberapa penjaga yang tidak pernah masuk kerumah jika tidak ada hal yang mendesak, mereka memiliki tempatnya sendiri tidak pernah menggangu privasi Phuwin dan Pond.
Phuwin melihat sekeliling ruangan makan dan tidak sengaja matanya melihat dimeja pantry ada banana cake dengan lelehan madu yang tergeletak begitu saja, sepertinya seseorang sudah memakan beberapa bagiannya. Akh Phuwin tidak perduli cake itu pasti milik Lisa yang dipesannya pada Pond tadi.
Niat jahat tiba-tiba melintas dipikiran Phuwin bagaimana kalau cake itu diberinya racun, jadi segala urusannya dengan Lisa akan segera beres, dan Pondnya aman. Tapi bagaimana kalau Pond ikut memakannya juga.
Pond, dimanakah suami besarnya itu malam-malam begini. Apa pergi ke Club Neo dan mabuk-mabukan lagi. Atau sedang asik makan sepotong banana cake berdua saja dengan Lisa, tidak itu tidak boleh terjadi, tapi dimana dia?
Phuwin mengikuti rasa penasarannya berjalan perlahan mengelilingi rumahnya walau sedikit lelah, tapi di semua sudut rumah yang biasa di datangi Pond kosong. Dimana Pond sebenarnya? mungkinkah dikamar Lisa? Phuwin memang belum memeriksa kamar Lisa, malas kalau kalau bertemu perempuan yang menurutnya jadi sangat menyebalkan itu.
Phuwin hampir berbalik untuk kembali ke kamarnya kalau saja tidak mendengar suara obrolan dari kamar Lisa. Phuwin mendekati kamar itu dengan langkah santai. Pintu kamar Lisa tidak tertutup sempurna memperlihatkan sedikit bagian dalamnya yang remang-remang.
"Akh.."
Jantung Phuwin serasa berhenti apa dia salah dengar itu suara desahan kan.
"Pon..nd ..ukh. akh..srupp.." desahan itu semakin menjadi.
Phuwin menutup telinganya berjongkok gemetaran di depan pintu. Ini bohong ini tidak benar Pond tidak mungkin melakukan itu dengan Lisa, Pondnya orang baik, Pond tidak akan mengkhianatinya, Pond miliknya, hanya Phuwin yang boleh melakukan itu dengan Pond. Tidak boleh siapa pun tidak boleh menyentuh miliknya.
Phuwin menguatkan hati dan pikirannya mungkin dia salah dengar, dia harus melihat kedalam kamar remang-remang itu, semua pasti tidak seperti yang dipikirkannya. Phuwin kembali berdiri dan semakin mendekat kakinya sedikit lemas tapi dipaksanya terus mendekat. Perlahan dibukanya pintu didepannya. Jantungnya berdebar debar tidak karuan, takut apa yang akan dilihatnya didalam sana membuatnya kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phuwin's Birthday Present
Fanfiction"Phu.. Phu ingin hadiah ulang tahun apa?' tanya Papa Mix lembut. Anak laki-laki imut yang dipangil Phu itu menunjuk anak laki-laki lain yang tergeletak tak sadarkan diri di lantai dengan ekspresi kawatir. . . "Saya adalah milik anda, tuan muda Phuwi...